Mohon tunggu...
Wira Pandawa
Wira Pandawa Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis mengungkap sisi lain mikrokosmos

Hobi itu pekerjaan yang dibayar Menulis Energi yang terpancar gratis dari alam sekitar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Hola

28 Maret 2020   03:04 Diperbarui: 28 Maret 2020   03:15 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hoola..

Monitor ,Smarphone

Seperangkat jari

Secangkir kopi  susu jahe ,konon untuk perangi korona

Sisir kutu,untuk buang  ketombe

Sepotong roti ,sari roti..untuk pertahanan lambung

Okey

1..2..3

Ku selidik seluruh dari awal

Jemari menari nari..krik..krik.krik..ketikan semakin cepat

mata panda keluar

telinga semakin nyaring

roll mouse ini bergidik gidik 

mata mode penuh telisik

kucari cari 

file demi file

kuselancari,kupacari,ku dan ku ku ku lainnya

tiba tiba mata tertutup 

lagu lagu seperti jejeran monokrom

di kelamnya mata tertutup

lagu ku putar

River Charlie Puth,dan ada beberapa lagi yang bisa wakili 

cocok dengan wajah 

cocok dengan gerak

sesuai dengan caramu pandang 

cara ku angkuh membalas pandang

pertama 

kedua dan ketiga

Hola

semaki nlagunya mengalir

semakin mata tertutup

otak semakin tajam

aku bahkan hafal di mana mana letak qwerty

ia ini egerji

ini pembangkit mood

oh  apa ini

ini motivasi? 

ops bukan ini rindu ,tidak ini  vaksi 

sialan Covid 19 pergilah kau ,ini bukan waktu untuk mu

Covid pergi hinggap dijalanan

kau kau 

River..

Dia menari nari,tidak dia berjalan lagi ,berdiri lurus 

ini ekspektasi

biar biarkan

"jangan bodoh ,kau bisa dimanfaatkan "

"tidak,dia dan aku bermanfaat ,saling motivasi"

"itu alasan anak kelas 3 SMA ,sebelum jatuh dalam harap"

"hai kami akan segera melingkari jari dengan besi satu sama lain,kami akan bangun jeruji besi ,kurung diri dalam lilin lilin di gelap ruang ,dipenuhi kisah kisah tetralogi,kami akan baca semua kita kitab tua,dongeng dongen yang membodohi,kami akan gali gali dan gali"

"sudah terlambat,dia sudah melahapmu dalam harap"

"tidak,aku tidak dilahapnya,dia hadir bangkitkan lagi ,ada bagian dari memori yang harus dibenahi"

"seperti paskah? seperti mikraj?"

"sedikit lagi "

ngapain?

Mucho Gracias....

# semua kekacauan ini untuknya

2.59

Jl.D Semanyang

Pas Corona Lagi Galak Galaknya 

disuruh ganti ke Qit 19

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun