Kuansing, kembali menarik perhatian, karena aku melihat sebaran undangan para ASN, termasuk guru guru se-kabupaten ini dimobilisasi untuk mengikuti helat kedatangan opung kita Luhut Binsar Panjaitan ke Kabupaten Kuansing, agak nya opung kita itu pantatnya kepanasan, mengingat jarak dari Pekanbaru ke kuansing memakan waktu 4 sampai 5 jam perjalanan.
Kalau dihitung tidak mungkin iring iringan mobil pengamanan dan seterusnya itu bisa berjalan cepat,karena memang kondisi jalan di Pekanbaru yang berlubang,kemudian jalan di kampar kiri yang tidak sedikit makan korban orang mati belantak tiap tahun atau bulannya. Diperparah jalanan di kuansing yang bisa buat peselancar ski air main  disana ,juga medan geografis berkelok kelok, saya yakin opung bisa bisa muntah Dijalan menuju kota jalur,dan saya takutkan lagi ban mobil nya hancur, kalau kalau tidak kidung mampus duluan karena kecelakaan. Tapi alhamdulillah, opung Luhut saya perhatikan lewat kumis dan matanya yang sipit berbahagia ikut ikutanmendayung "Salam Kayuah Yang terkena itu".
Memilih Pesan yang mau disampaikan lewat jalur media mainstream, saya agak pesimis diterima, karena itu, kompasiana yang Gratisan pasti diupload, kemudian bebas mau nulis berapa panjang,kemudian dengan judul yang menarik karena ada opung luhutnya, saya berharap masih efektif untuk dilirik, baiklah
Opung Dan Pacu Jalur
Kuansing begi saya adalah kabupaten yang punya keunikan,kekayaan,jejak sejarah,nama nama orang besar sejak dulunya.Kondisi sekarang ,bupati memang sibuk untuk lebih giat menjemput dana aspirasi atau dana pemerintah pusat kah namanya,dengan tujuan kabupaten ber APBD 1.3 Triliyun ini bisa terangkat kemampuannya dalam mengembangkan potensi potensi yang dimiliki oleh Kuansing ini.
Sebut saja diantara hal hal yang positif itu adalah budaya Pacu Jalur yang baru satu dua tahun lalu memenangkan Anugrah API ,tapi tahun ini cukup mengerikan karena tidak termasuk dalam kalender Pariwisata nasional,bahkan dana pusat belum tentu akan dikucurkan lagi untuk pacu jalur tahun ini.
Saya sebenarnya berharap bupati yang rajin ibadah ini bisa lakukan dua langkah penting ,pertama memecat atau mengganti Kepala Dinas Pariwisata sekarang dengan yang baru karena memang ini sebuah kemunduran yang harus ada  "yang disalahkan" supaya "belajar" tapi Bupati yang ramah ,punya trik lebih mumpuni (selain mempertimbangkan memecat me3cet) oh rupanya Opung Luhut binsar panjaitan ,menko kemaritiman yang sudah menguasai beberapa kementrian lainnya sebelumnya benar benar hadir di Kuansing.
Sangat disayang kan kalau Waktu Opung itu hanya dihabiskan untuk hadiri kegiatan seremonial yang bertele tele dan penuh hal hal yang sifatnya basa basi dan dikemas dalam wujud kesungkanan.Maka menyampaikan kondisi pahit menjadi hal yang kurang jadi perhatian.Opung perlu diingatkan Pacu Jalur ini umurnya sudah 100 tahun lebih ,jalebih tua daripada Opung itu sendiri,dan Siapa pun presiden RI yang katanya lima atau 10 tahunan ganti,pacu Jalur tidak boleh dipandang sebelah mata.
Tradisi yang bertahan ini,harus dijadikan bahan prioritas,bukan cuma Uang kuansing yang berAPBD 1,3 Triliyun itu yang bisa diharapkan dapat mengangkat Ide dan Gagasan ,sehingga event ini benar benar mendunia,karena Pacu Jalur di Kuansing itu berbeda dengan Pacu Sampan yang dibuat untuk menarik uang turist supaya datan ke malaysia ,korea atau singapur,yang juga punya nama dan jenis berupa rupa.Pacu Jalur ini selain buktikanÂ
Penjajahan belanda itu ada,ada Adat dan Budaya yang kuat ,serta semangat bahwa "Rakyat indonesia itu suka bergotong royong,punya semangat persatuan yang erat,dan juga punya Etos Kerja yang mumpuni" itu dibuktikan di kabupaten Kecil yang kini budaya Tua itu tidak dianggap menarik sama Pemerintah Pusat,mampuslah...opung kalau kita begini.Pacu jalur ini merekatkan jiwa masyarakat rantau Kuantan,bahkan Kuansing pada umumnya.Saya optimis dan berhusnuzxan sekali Pemerintah Kuansing benar benar menawan opung dengan Salam Kayuah ini ,luar biasa sekali ini
Opung dan Dompeng