Mohon tunggu...
Wira Pandawa
Wira Pandawa Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis mengungkap sisi lain mikrokosmos

Hobi itu pekerjaan yang dibayar Menulis Energi yang terpancar gratis dari alam sekitar

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Siapapun Presidennya, Pengumpat Selalu Ada

15 September 2018   19:00 Diperbarui: 15 September 2018   19:08 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Well, Selamat sore pembaca yang budiman

Kali ini kita bahas para pengumpat,saking spesialnya pekerjaan yang hanya menyita waktu beberapa jam ini ,sampai sampai di kitab Al Qur'an ,sampai harus diturunkan ayat khusus.Al-Humazah (Para pengumpat),ya siapapun presidennya akan selalu ada pengumpat.

Di jaman SBY, sang pengumpat sampai mengibaratkan SBY dengan Kerbau yang bertuliskan  SiBuYa, kini di jaman rejim jokowi,pengumpat msing masing regu (kelompok) menggunakan istilah BINATANG, yap,cebong dan Kampret,cebong adalah istilah yang disematkan para pengumpat tim Kampret, sedangkan pengumpat dari grup Kampret,ini identik dengan grup oposisi,anti pemerintah berkuasa hari ini,kampret muncul apakah dari para cebong? kita tidak juga tahu pasti soal ini (semoga ada yang mencatat asal muasal cebong dan kampret).

Intinya semakin parah pengumpat kini dilengkapi atribut,baris berbaris,kalau pengumpat era sebelumnya kurang kreatif,pengumpat "jaman now" dilengkapi persenjataan canggih,gak percaya? coba lakukan observasi kecil kecilan,misalnya yang paling mudah dicek liat di FB,buka beranda kamu,cek profil dari Fan Page resmi atau ilegal para timses baik Jokowi atau prabowo,cek komen komen Pedas atau komen Penjilat,komennya sadis-sadis ,tajam, minus data ,kaya akan caci maki,hingga merendahkan agama,merendahkan suku,hinaan,cacian .GAWATnya lagi,akun akun ini bila di cek satu persatu ,teryata ada kesamaan,AKUN PALSU,ini menggelikan ketika mereka berani menitipkan pesan kepentingan dengan cara cara yang bisa memecah belah,masing masing akun hoax ini cukup populer.Coba cek sendiri

Para pengumpat,sejatinya divisi humas polri ,dan menkominfo pasti punya alat canggih dalam mendeteksinya (semoga dua lembaga ini netral selalu) ,harusnya para pengumpat dibinasakan,minimal akun akun tak bertanggung jawab ini yang dibinasakan,karena luar biasa pikirklu efeknya,mereka tidak bertanggung jawab apabila ,antar suku ,antar agama bakalan perang berdarah darah ,disebabkan ketidakbijakan dalam menggunakan medsos

Ups,kita bukan anti kritik,kritik sah sah saja,apakah kritik juga mengumpat,entahlah ,tanpa kritik kekuasaan yang bisa mewujud dalam bentuk se kasar kasarnya tidak dapat terpantau,atau ter awasi,tanpa kritik pemerintah pun berkemungkinan tidak paham apa yang benar benar dibutuhkan,apa yang benar benar dirasakan oleh masyarakat,tapi salurannya kan sudah diatur oleh hukum, seperti demontrasi,unjuk rasa ,itu sih sah sah saja ,tidak jadi soal, nah lucunya tim cebong atau kampret apakah mereka bisa bermetamorfosa nanti menjadi corong penjilat,atau pengkritik?aku pikir sangat sulit melihat mana yang benar benar objektif apabila para pengumpat ini justru di bekap dengan dana bulanan,harian ,mingguan ,terstruktur ,masif dan terorganisasir,yang lebih kacau lagi ,kalau pengumpat jenis paling sadis,hanya memiliki tugas khusus yaitu dibayar untuk lakukan umpatan umpatan mengandung hoax,data bohong ,data palsu,reka rekaan,mereka kalau dibayar untuk itu ,setidaknya kita mau si pembayar harus diberi hukuman,sadis

Simpulannya,mengkritik sah sah saja itu halal di alam demokrasi,dan berguna banget,tapi kalau pengumpat dan penjilat ini ,saya sarankan jauh jauhlah apalagi yang pakai akun palsu,disemua rezim pengumpat ini akan selalu ada,ktika para politisi menggunakan mesin media elektronik yang tahun tahun depan akan menjadi semakin canggih ,sementara isi otak,isi hati tidak diiringi budaya tabayun yang tinggi dan husnuzon (berbaik sangka) yang cukup baik,ditambah budaya berkomentar tanpa data tidak dihilangkan 

thanks

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun