Mohon tunggu...
Wira Yaqin Pelas
Wira Yaqin Pelas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Syiah Kuala

Alumni Pendidikan Geografi Universitas Syiah Kuala, Aceh. Alumni Sekolah Lingkungan Aceh WALHI Aceh. Jurnalis Online

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agara: Bangkit dari Kegelapan Menuju Masyarakat Madani

5 November 2022   00:45 Diperbarui: 5 November 2022   00:57 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pembacaan ikrar di pandu oleh Pak Bukhari wakil bupati Agara dan Wira Yaqin Pelas Sekjen IPMAT.

Pembentukan suatu daerah administratif guna mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Aceh Tenggara (Agara) lahir pada tanggal 4 Juni tahun 1974 melalui undang-undang pemekaran daerah nomor 4 tahun 1974.

Secara Geografis Aceh berada pada gugusan pegunungan lauser yang hampir seluruh masyarakat wilayah di Aceh tenggara bergantung pada sektor pertanian dan perkebunan terutama kemiri, Nilam, Cabai, jagung padi dan lai lain, Agara merupakan wilayah yang kaya akan hasil alam nya baik dari pertanian maupun hasil hutan non kayu.

Melihat Agara dari berbagai macam sudut pandang menampakkan kondisi ketertinggalan teruma aspek pendidikan, Agara masih jauh tertinggal dari daerah daerah yang ada di provinsi Aceh. Namun tak menutup mata hampir rata-rata anak-anak Agara berprestasi diluar contoh banyak anak-anak Agara yang mewakili wilayah di Indonesia seperti Sumut, Padang dll padahal Aceh sendiri dinilai masih banyak kekosongan.

Penyakit kueh (Susah Melihat Orang Senang) masih melekat pada hampir seluruh rakyat Indonesia apalagi Agara, tak banyak support dan memberikan keyakinan kepada anak-anak Agara yang berprestasi di kancah nasional membawakan nama Aceh hal ini karena rasa kecemasan untuk bersaing.

Hal ini bisa kita lihat dari pergelaran berbagai agenda olahraga  dan agenda tahunan Indonesia. Hampir selalu ada anak Aceh khususnya agara hadir dan berperan aktif dalam menentukan juara suatu perlombaan.

Kisah diatas merupakan cerita singkat kondisi kita di Acara, kecemasan untuk bersaing dan kalah dalam kompetensi sehingga tak jarang dari kita menghalalkan segala cara untuk menggapai sebuah keinginan.

Hal tersebut membuat kita selalu dalam kondisi terpuruk serta sangat tertinggal dari daerah daerah lain. Sehingga penulis ingin mengajak seluruh elemen untuk bangkit dan berubah, mari bangun agara bermartabat, bersama pemuda sebagai poros utama pergerakan pembangunan dan saling bahu-membahu membenahi Agara karena saya yakin dan sadar bahwa masyarakat agara mengetahui solusi kemanjuran Agara sehingga penulis sekali lagi mempertengas untuk mengajak seluruh elemen bersama membangun, kalau bukan kita siapa lagi.

Dokumen pembacaan ikrar di pandu oleh Pak Bukhari wakil bupati Agara dan Wira Yaqin Pelas Sekjen IPMAT.
Dokumen pembacaan ikrar di pandu oleh Pak Bukhari wakil bupati Agara dan Wira Yaqin Pelas Sekjen IPMAT.

Baru baru penulis menemukan berita hangat dan menjadi buah bibir perbincangan seluruh sudut jangan maya masyarakat Agara. Mengenai pemuda Agara yang bersanding mesra duduk membersamai ketum PDIP di Jakarta. Hal yang di bahas mengenai pengembangan Agara menuju hal yang lebih baik pastinya.

Namun setelah penulis mendapatkan berita tersebut, secara cepat meluas berita hangat dengan berbagai prespektif dan kaya akan sudut pandang. Pemberitaan terus berkembang dari yang positif sampai menjadi bahan alat politik.

Penulis ingin mengambil sudut pandang yang objektif. Penulis memandang foto tersebut tak perlu ditanggapi berlebihan, mungkin karena orang yang bersangkutan tak pernah memberi info tentang apa yang di bahas dalam pertemuan tersebut.

Penulis memandang Sah-sah saja pemuda Agara duduk dan bersanding bersama ketua partai bergengsi di Indonesia saat ini. Seharusnya kita mensupport dan bangga terhadap mereka bisa satu meja tanpa sekat dan berbincang hangat.

Pertanyaan penulis, sudahkah kita bermanfaat bagi Agara, sejauh mata memandang hanya segelintir orang yang bisa kuat dan bertahan menyumbang tenaga dan pikiran untuk Agara dan rata rata gak lama, karena sedikit sedikit digiring menjadi alat politik. Sudahkah kita membaca hal sedemikian.

Para ahli dadakan sering muncul tiba-tiba diwarung kopi, sekolah, perkantoran sampai keperkumpulan anak muda. Rata rata para ahli dadakan sering melakukan pandangan sebelah pihak yang a menguntungkan kelompoknya padahal fakta sebenarnya tidak tahu. Mencocologikan pemikiran dan menerka nerka akan sebuah penomena.

Masyarakat Agara harus cerdas, Agara bukan tertinggal tapi kehilangan orang yang berani berbuat, karena suatu hal baik selalu menjadi momok menakutkan atau jadi bahan saling mengadu domba untuk kepuasan pribadi.

Ikatan Pelajar Mahasiswa Aceh Tenggara (IPMAT) Banda Aceh hadir di tengah tengah masyarakat agara sebagai kaum intelektual yang menimba ilmu diluar daerah akan memberikan kritik dan saran yang membangun sesuatu dengan slogan bersama membangun. Dengan cita-cita dan semangat yang besar dan keyakinan yang kuat yang negatif dari tubuh agara akan hilang dengan sendirinya.

Semoga masyarakat Agara dapat memfilter pemberitaan dan mengkoreksi kembali hasil survei para dadakan yang ada di lingkungan kita. Mari bersama membangun Agara dengan pikiran yang jernih serta tidak saling curiga agar tercapai masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun