Mohon tunggu...
Wira Yaqin Pelas
Wira Yaqin Pelas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Syiah Kuala

Alumni Pendidikan Geografi Universitas Syiah Kuala, Aceh. Alumni Sekolah Lingkungan Aceh WALHI Aceh. Jurnalis Online

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hampa Menjelang Dewasa

31 Oktober 2022   22:18 Diperbarui: 31 Oktober 2022   22:25 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat ketika bulan berpijar terang di angkasa dan hampir tenggelam, pemuda yang akrab dipanggil togar di kalangan pergaulannya masih terbangun bersama kekhawatiran kekhwatiran akan masa depan yang entah bagaimana bentuknya.

Tepat pukul 02.21 dini hari togar merenung tiada henti, mengira-ngira masa depan yang selalu dibenak bayangan. Togar begitu gelisah dimalam itu, ia menyapa malam depan dengan pikiran ngawur tak karuan. Menjelang usia 25 tahun togar masih ragu apakah dirinya berguna dan berarti.

Rekan seumuran Togar kini sedang sibuk dengan pekerjaan, finansial dan percintaan.
Umur yang tepat dan matang untuk menjadi pemimpin sebuah kelompok kecil seperti sang suri tauladan.

Banyak dari teman teman Togar sudah memiliki pekerjaan dan sudah berani mengambil tanggung jawab lebih yaitu dengan menikah. Teman yang makin lama makin sedikit yang bisa ditemui membuat togar merasa kesepian.

Berandai andai ditengah kehampaan yang terus menghantui, gelisah yang terus-menerus tiada henti membuat togar berpikir tanpa arah Melawai batas yang harus dipikirkan.

Ya memang sepantasnya dikala usia menjelang matang harus ada yang mengarahkan ke jalur yang seharusnya apalagi Togar belum pernah merasakan apalagi diajarkan cara berekspresi kepada sesama jenis maupun orang tua.

Selain latar belakang togar yang begitu keras bercampur dengan tuntutan yang makin hari makin menekan, membuat togar stres berat sehingga tak jarang ditemui Togar mengalami pusing. Apakah ini yang disebut dewasa?

Hati tak ada rasa begitulah penafsiran kata yang tepat untuk sosok Togar yang tak tau yang mana yang utama, pernah beberapa kali mencoba rasa manisnya berpasangan (pacaran) namun mengalami gagal parah sehingga togar hingga kini belum berani mengambil tindakan lebih lanjut masalah itu. Sehingga togar tak pernah memperlakukan wanita (lawan jenis) spesial.

Apakah ini kewajaran atau hanya Togar yang mengalaminya, sehingga lengkap sudah kehampaan togar, teman-teman sibuk menata kehidupannya dan togar masih merenung menghabiskan waktu buat hal yang tidak penting.

Dewasa menata masa depan, bertempur dengan tujuan hidup dan pertanyaan akan makna sebuah perjalanan. Kata yang terlontar begitu gamblang tanpa ada sebuah dusta tak perduli mereka senang atau tidak begitulah hidup Togar tanpa arah dan juga tujuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun