Akademisi antropologi disebut antropolog. Akademisi sosiologi disebut sosiolog. Akademisi arkeologi disebut arkeolog. Akademisi geologi disebut geolog. Akademisi teologi disebut teolog. Akademisi ilmu ekonomi disebut ekonom. Akademisi astronomi disebut astronom. Akademisi matematika disebut matematikawan. Akademisi fisika disebut fisikawan. Akademisi linguistik disebut linguis.Â
Sebagai seorang akademisi dalam bidang ilmu komunikasi, saya pernah merenungkan hal ini: Mengapa belum ada satu sebutan yang populer bagi seorang akademisi dalam disiplin ilmu komunikasi? Apa jangan-jangan karena "ilmu komunikasi" terlalu praktis dan pragmatis sehingga terkesan tidak begitu akademis?Â
Baru-baru ini, melalui penelusuran saya di berbagai sumber, saya menemukan sebuah sebutan menarik, yakni communicologist yang dapat diserap menjadi komunikolog. Saya rasa sebutan ini merujuk pada terminologi communicology (komunikologi) sebagai mana yang digunakan Joseph A. DeVito, seorang ahli komunikasi asal AS, dalam bukunya yang berjudul Communicology: An Introduction to the Study of Communication.Â
Richard L. Lanigan dalam makalahnya berjudul Communicology: Approaching The Discipline's Centennial, juga menggunakan istilah komunikologi untuk merujuk pada 'the science of human communication' alias 'ilmu tentang komunikasi manusia' yang disampaikan melalui simbol, tanda, dan makna yang menghasilkan pola budaya. Lebih lanjut, Lanigan mencatat bahwa isitilah communicology diajukan pertama kali pada 1958 oleh seorang akademisi bernama Wendell Johnson.Â
Usulan Johnson itu terdokumentasi dalam Jurnal ASHA (1968, vol. 10, hal. 45) bahwa diperlukan "selimut" penamaan untuk bidang kajian yang semakin berkembang, yang tampak melalui  meningkatnya ilmuwan, sarjana, teknisi, dan dokter yang menaruh perhatian pada komunikasi. Oleh karena itu, ia mengajukan terminologi "communicology" yang dapat diserap menjadi "komunikologi". Kemudian, Lanigan juga mencatat bahwa pada 1962, Franklin H. Knower, melalui makalahnya berjudul "A Model for Communicology" (hal. 182), mengusulkan penamaan communicologist bagi pakar yang mendalami bidang komunikologi.Â
Dengan latar belakang historis tersebut, saya rasa tidak berlebihan jika kita mengadopsi istilah "komunikologi" untuk bidang ilmu komunikasi, serta istilah "komunikolog" untuk akademisi/pakar dalam ilmu komunikasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H