Bagaimana dengan makanan berlemak? Baik makanan berlemak, asam, maupun alkohol juga dapat menyebabkan lepasnya monomer stirena, sehingga dapat menimbulkan efek karsinogenik dan dampak lainnya. Kemasan ini juga tidak diperbolehkan untuk memanaskan makanan.
Jika kemasan polistirena atau styrofoam ini sudah rusak, tergores, dan sejenisnya, sebaiknya tidak digunakan kembali. Kemasan yang sudah rusak dapat dipastikan berpotensi mencemari lingkungan karena membutuhkan waktu yang lama untuk terdekomposisi.
- Kertas dan karton
- Kertas merupakan salah satu bahan kemasan pangan yang sering digunakan. Kertas memiliki tekstur yang ringan dan lebih ramah lingkungan. Seperti yang kita tahu, kertas berasal dari serat selulosa yang terbuat dari kayu. Sedangkan karton digunakan untuk jenis kertas dengan kekakuan relatif tinggi.
- Namun ternyata, tidak semua jenis kertas bisa digunakan lho. Kertas yang bisa digunakan sebagai kemasan pangan terbuat dari serat alami. Ciri-cirinya berwarna putih bersih dan tidak berbintik. Adanya bintik menandakan adanya tinta yang berasal dari kertas dan karton bekas.
- Sayangnya sebagian produsen masih memanfaatkan kertas daur ulang sebagai wadah kemasan mereka. Padahal, kertas daur ulang tersebut juga dapat berakibat timbulnya bakteri yang menempel dari penggunaan sebelumnya. Kertas dan karton yang terbuat dari serat daur ulang yang tidak baik digunakan terbagi menjadi dua, yaitu
- Kertas bekas -- bahan kemasan ini bisa berasal dari bekas fotokopi, print, ujian, dan sebagainya. Kertas tersebut biasanya digunakan untuk makanan yang berminyak dan jenis jajanan sekolah lainnya. Jika tinta pada kertas terkena makanan, akan sangat berbahaya jika dikonsumsi.
- Karton dupleks --Â bahan kemasan yang berwarna abu-abu keruh dengan permukaan agak kasar. Jenis karton ini sering digunakan sebagai kemasan nasi dan kue.
- Â
- Plastik
- Berikutnya kemasan plastik. Sampai saat ini plastik masih menjadi pro dan kontra akan kegunaannya sebagai bungkus makanan. Pasalnya, plastik diproses menggunakan zat kimia yang tentunya tidak sepenuhnya aman jika bersentuhan dengan bahan makanan. Namun, plastik kemasan dinilai lebih simpel untuk membungkus makanan. Makanan panas paling sering menggunakan plastik.
- Tapi tenang, tidak semua plastik berbahaya kok untuk makanan. Plastik yang diizinkan untuk digunakan memiliki kode lambang angka di dalam segitiga daur ulang. Apa saja jenis plastiknya?
- Polietilena Tereftalat (PET) dengan kode 1 - memiliki tekstur yang kuat, kedap gas, dan berwarna jernih. Tipe ini digunakan sebagai minuman botol. PET hanya diperbolehkan untuk digunakan satu kali karena mengandung senyawa antimon trioksida (Sb2O3) yang dikategorikan sebagai possible carcinogen. Senyawa ini dapat berpindah ke air jika disimpan pada suhu tinggi.
- Polietilena Berdensitas Tinggi/High Density Polythylene (HDPE) dengan kode 2 -- berwarna buram dan mudah diwarnai, tidak kedap gas, dan punya tekstur keras hingga semi fleksibel. HDPE digunakan untuk produk susu Ready to Drink kemasan botol dan wadah es krim. Jenis aman digunakan.
- Polivinil Klorida (PVC) dengan kode 3 --Â memiliki dua tekstur, yaitu kuat dan keras dengan warna jernih, lalu lunak dengan warna jernih. PVC biasanya digunakan sebagai pembungkus. Namun PVC memiliki senyawa kimia berbahaya, seperti residu monomer beruba vinil klorida yang dapat menimbulkan kanker.
- Polietilena Berdensitas Rendah/ Low Density Polythylene (LDPE) dengan kode 4 -- meskipun memiliki tekstur yang kuat, LDPE memiliki warna yang tidak jernih. LDPE tergolong aman digunakan terbukti sering dimanfaatkan sebagai kemasan untuk makanan segar dan frozen food.Â
- Polipropilena (PP) dengan kode 5 --Â memiliki tekstur keras dan kuat, namun tetap flexibel. PP memiliki warna yang tidak jernih, tetapi tetap aman karena sifatnya stabil. PP banyak digunakan sebagai wadah makanan, sedotan, botol kecap, sirup, dan kotak margarin.
- Polistirena (PS) dengan kode 6 -- PS sering digunakan sebagai mangkuk, piring, gelas, sekali pakai. PS dapat mengakibatkan toksik terhadap sistem otak dan saraf. Makanan yang panas dan berminyak dapat meningkatkan pindahnya senyawa bahaya ke pangan. Jenis ini ada baiknya dihindari.
- Polikarbonat (PC) -- memiliki tekstur keras, jernih, dan sangat stabil dengan suhu panas. PC sering dimanfaatkan untuk galon dan botol bayi. Namun, PC mengandung Bisfenol-A (BPA) yang dapat mengontaminasi pangan berminyak dan asam. BPA dapat menyebabkan gangguan hormon dan endoksrin pada pria dan wanita. Ada baiknya pemilihan PC sebagai kemasan dihindari.
Penggunaan kemasan pangan memang sangat perlu diperhatikan. Mengingat makanan sangat berpengaruh bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, kemasan yang memiliki kandungan senyawa kimia yang berbahaya lebih baik dihindari. Jika kamu menggunakan kertas, pilihlah dengan kandungan serat alami. Saat ini, beberapa produsen kemasan kertas juga sudah memiliki sertifikasi food grade, sehingga lebih aman dan terpercaya untuk digunakan.
Sedangkan jika kamu memilih plastik, kamu bisa menggunakan plastik dengan tipe, 2, 4, dan 5. Ketiga jenis plastik tersebut memiliki bahan yang stabil dan aman untuk digunakan. Sama halnya dengan kertas, saat ini beberapa produsen kemasan plastik pangan juga memiliki sertifikasi food grade. Jadi, kamu tidak perlu khawatir lagi akan bahaya senyawa kimia yang menempel pada makanan.
Lalu kemasan apa yang tidak baik digunakan? Tentu saja polistirena atau styrofoam. Selain berbahaya bagi kesehatan tubuh, polistirena juga memiliki dampak buruk bagi lingkungan. Bahan kemasan ini dapat menyumbat aliran kali atau sungai yang memiliki banyak sampah. Jika sudah tersumbat, akhirnya akan menyebabkan banjir dan pencemaran lingkungan. Jadi, bijaklah dalam memilih atau menggunakan kemasan ya guys!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H