Mohon tunggu...
Wira Krida
Wira Krida Mohon Tunggu... Apoteker - Praktisi Komunikasi dan Farmasi

Saya praktisi farmasi industri yang memiliki minat mendalam dalam berbagai aspek komunikasi. Sebagai seorang profesional di bidang farmasi industri, saya telah mengembangkan keahlian di sektor ini melalui pengalaman dan pembelajaran yang terus-menerus. Tidak hanya fokus pada pengembangan teknis dan operasional di industri farmasi, tetapi juga memahami pentingnya komunikasi dalam mendukung dan memperkuat keberhasilan organisasi. Dalam rangka memperluas pengetahuan di luar farmasi, saya memutuskan untuk menempuh pendidikan di bidang komunikasi. Saya meraih gelar Magister Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina pada tahun 2023. Langkah ini menunjukkan komitmen saya untuk memperdalam pemahaman tentang komunikasi, khususnya dalam konteks komunikasi organisasi dan komunikasi digital, dua bidang yang semakin penting di era globalisasi dan transformasi digital. Saat ini, Saya sedang melanjutkan studi di bidang ilmu komunikasi di Universitas Sahid. Melalui studi ini, saya berharap dapat menggabungkan pengetahuan di sektor farmasi dengan pemahaman yang lebih luas tentang komunikasi, sehingga mampu memberikan kontribusi yang lebih signifikan dalam pengembangan industri farmasi, baik dari segi operasional maupun strategi komunikasi. Bidang minat utama saya meliputi farmasi industri, komunikasi organisasi, serta komunikasi digital, yang menjadi fokus utama untuk pengembangan lebih lanjut di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diam yang Bijak: Menjaga Harmoni Grup WhatsApp dengan Ketidakpedulian

8 Desember 2024   05:06 Diperbarui: 8 Desember 2024   07:55 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bersikap Asertif
Jika diskusi dalam grup mulai menyentuh topik yang tidak nyaman, sampaikan pendapat Anda dengan sopan. Misalnya, "Saya rasa topik ini tidak relevan, mungkin kita bisa fokus pada hal lain."

Sikap tidak peduli yang dikelola dengan bijak bukan hanya membantu individu menjaga keseimbangan pribadi, tetapi juga tetap menghormati hubungan sosial dalam grup WhatsApp. Dengan strategi yang tepat, tantangan ini dapat diubah menjadi peluang untuk menciptakan dinamika grup yang lebih sehat dan harmonis.

Sikap Tidak Peduli dalam Konteks Harmoni Sosial

Sikap tidak peduli dalam grup WhatsApp sering kali dipahami sebagai tindakan negatif. Namun, jika dilihat dari perspektif harmoni sosial, sikap ini dapat berfungsi sebagai strategi penting untuk menjaga keseimbangan dan kenyamanan antaranggota grup. Dalam konteks komunikasi digital yang cenderung intens dan tanpa henti, ketidakpedulian yang bijak justru bisa menjadi alat untuk mencegah konflik, meredakan tensi, dan menjaga hubungan baik.

Mengelola Keseimbangan Antara Kepedulian dan Kebebasan

Salah satu kontribusi utama sikap tidak peduli terhadap harmoni sosial adalah kemampuannya untuk menyeimbangkan kepedulian terhadap kelompok dengan kebutuhan pribadi akan kebebasan. Ketidakpedulian yang selektif memungkinkan individu untuk menghindari diskusi yang tidak relevan atau memicu tekanan emosional tanpa harus meninggalkan grup atau mengabaikan seluruh interaksi. Dengan memilih waktu dan topik yang tepat untuk terlibat, individu dapat tetap menjaga koneksi sosial tanpa merasa terbebani.

Mencegah Konflik dalam Grup

Komunikasi dalam grup WhatsApp sering kali rawan konflik, terutama ketika topik diskusi menyentuh hal-hal yang sensitif atau memancing emosi. Sikap tidak peduli dapat menjadi mekanisme perlindungan untuk meredam eskalasi konflik.

Dengan memilih untuk tidak merespons komentar yang provokatif, individu menghindari potensi debat yang dapat memengaruhi hubungan antaranggota grup. Selain itu, ketidakpedulian memberi ruang bagi orang lain untuk meredakan ketegangan sebelum konflik berkembang lebih jauh.

Memberi Ruang untuk Partisipasi yang Lebih Sehat

Ketidakpedulian juga dapat menciptakan harmoni dengan memberikan kesempatan kepada anggota lain untuk lebih aktif. Dalam grup yang terlalu didominasi oleh beberapa individu, sikap disengagement dapat membantu redistribusi partisipasi, sehingga semua anggota merasa dihargai dan memiliki kontribusi yang setara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun