Tragedi perundungan yang berulang menunjukkan perlunya langkah konkret untuk mencegah kekerasan di sekolah. Pemikiran Ki Hajar Dewantara memberikan dasar yang kuat untuk menciptakan pendidikan yang menanamkan nilai-nilai moral, empati, dan solidaritas. Berikut langkah-langkah konkret yang dapat diambil:
Kurikulum Pendidikan Berkarakter
Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan tidak hanya bertujuan mencerdaskan, tetapi juga membentuk budi pekerti. Kurikulum harus mengintegrasikan pendidikan karakter yang sistematis dan mendalam, mencakup pelajaran tentang empati, keberagaman, dan resolusi konflik. Pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan siswa dalam kegiatan kolaboratif dapat menjadi cara efektif untuk menanamkan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter ini tidak boleh hanya menjadi formalitas, melainkan harus diterapkan dalam setiap aspek pembelajaran.
Peningkatan Kompetensi Guru
Guru adalah pelaksana utama ajaran Ki Hajar Dewantara, khususnya dalam semboyan "Ing ngarso sung tulodo" yang menekankan pentingnya teladan. Pelatihan intensif untuk guru harus mencakup deteksi dini perundungan, pengelolaan kelas berbasis inklusi, dan pendekatan humanis dalam menangani konflik siswa. Guru yang kompeten akan mampu membangun hubungan positif di kelas dan menciptakan suasana belajar yang nyaman serta mendukung.
Kebijakan Sekolah yang Masif dan Tegas
Sekolah harus memiliki kebijakan anti-perundungan yang jelas, mulai dari aturan tertulis, mekanisme pelaporan, hingga sanksi yang adil bagi pelaku perundungan. Selain itu, sekolah perlu menerapkan penghargaan untuk perilaku positif siswa guna membangun budaya saling menghargai. Ki Hajar Dewantara mengajarkan pentingnya lingkungan pendidikan yang memberikan rasa aman dan melindungi anak dari segala bentuk kekerasan.
Peran Media dan Sosialisasi yang Holistik
Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan masyarakat menunjukkan pentingnya kolaborasi. Media massa dapat digunakan untuk menyebarkan kampanye anti-perundungan, membangun kesadaran publik, dan memberikan edukasi kepada orang tua serta masyarakat luas. Program televisi, media sosial, hingga kegiatan di komunitas harus mempromosikan nilai-nilai moral dan saling menghormati.
Dengan mengadopsi langkah-langkah ini, kita tidak hanya mencegah perundungan, tetapi juga menciptakan generasi muda yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sebagaimana yang diimpikan oleh Ki Hajar Dewantara.
Refleksi, Harapan, dan Ajakan Aksi untuk Mengatasi Perundungan di Sekolah