Mohon tunggu...
Wira Krida
Wira Krida Mohon Tunggu... Apoteker - Praktisi Komunikasi dan Farmasi

Saya praktisi farmasi industri yang memiliki minat mendalam dalam berbagai aspek komunikasi. Sebagai seorang profesional di bidang farmasi industri, saya telah mengembangkan keahlian di sektor ini melalui pengalaman dan pembelajaran yang terus-menerus. Tidak hanya fokus pada pengembangan teknis dan operasional di industri farmasi, tetapi juga memahami pentingnya komunikasi dalam mendukung dan memperkuat keberhasilan organisasi. Dalam rangka memperluas pengetahuan di luar farmasi, saya memutuskan untuk menempuh pendidikan di bidang komunikasi. Saya meraih gelar Magister Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina pada tahun 2023. Langkah ini menunjukkan komitmen saya untuk memperdalam pemahaman tentang komunikasi, khususnya dalam konteks komunikasi organisasi dan komunikasi digital, dua bidang yang semakin penting di era globalisasi dan transformasi digital. Saat ini, Saya sedang melanjutkan studi di bidang ilmu komunikasi di Universitas Sahid. Melalui studi ini, saya berharap dapat menggabungkan pengetahuan di sektor farmasi dengan pemahaman yang lebih luas tentang komunikasi, sehingga mampu memberikan kontribusi yang lebih signifikan dalam pengembangan industri farmasi, baik dari segi operasional maupun strategi komunikasi. Bidang minat utama saya meliputi farmasi industri, komunikasi organisasi, serta komunikasi digital, yang menjadi fokus utama untuk pengembangan lebih lanjut di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kaesang Pangarep Bermanuver di Tengah Badai Kritik, Strategi Jenius atau Drama Politik?

5 Oktober 2024   08:56 Diperbarui: 5 Oktober 2024   08:58 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Teori "Image Restoration": Kaesang dan Jurus Komunikasi Krisis

Untuk memahami langkah-langkah yang diambil Kaesang, kita bisa menilik teori "Image Restoration" yang dikemukakan oleh William L. Benoit pada 1995. Teori ini memberikan panduan bagaimana figur publik atau organisasi yang terseret skandal dapat memulihkan citra mereka di mata masyarakat.

Dalam teori ini, Benoit menyebutkan lima strategi utama yang dapat digunakan untuk menyelamatkan reputasi:

1. Denial (Penyangkalan): Menghindari atau menolak tuduhan yang dilemparkan.

2. Evasion of Responsibility (Penghindaran Tanggung Jawab): Menerima keterlibatan, tetapi mencoba meminimalisir tanggung jawab.

3. Reducing Offensiveness (Mengurangi Kesalahan): Mencoba meminimalisir persepsi negatif dari publik.

4. Corrective Action (Tindakan Korektif): Melakukan tindakan nyata untuk memperbaiki kesalahan.

5. Mortification (Permintaan Maaf): Secara terbuka mengakui kesalahan dan meminta maaf.

Jika kita melihat kasus Kaesang, jelas bahwa ia dengan cerdas menerapkan beberapa strategi ini. 

Pertama, dengan pernyataannya bahwa ia hanya "nebeng" jet pribadi temannya, Kaesang mengaplikasikan strategi "Evasion of Responsibility". Ia tidak menyangkal menggunakan jet, tetapi ia dengan cepat melemparkan fakta bahwa jet itu bukan miliknya atau dia mengeluarkan banyak uang untuk menyewa jet pribadi tersebut, sehingga beban moralnya di mata publik berkurang.

Selanjutnya, langkahnya makan di warteg dan berbelanja di pasar adalah wujud dari strategi "Reducing Offensiveness". Kaesang tahu bahwa publik memandangnya sebagai simbol kesederhanaan, sehingga dengan memperlihatkan dirinya dalam situasi yang lebih membumi, ia berusaha meredam kritik tentang gaya hidup mewahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun