Mohon tunggu...
Wira Krida
Wira Krida Mohon Tunggu... Apoteker - Praktisi Komunikasi dan Farmasi

Saya praktisi farmasi industri yang memiliki minat mendalam dalam berbagai aspek komunikasi. Sebagai seorang profesional di bidang farmasi industri, saya telah mengembangkan keahlian di sektor ini melalui pengalaman dan pembelajaran yang terus-menerus. Tidak hanya fokus pada pengembangan teknis dan operasional di industri farmasi, tetapi juga memahami pentingnya komunikasi dalam mendukung dan memperkuat keberhasilan organisasi. Dalam rangka memperluas pengetahuan di luar farmasi, saya memutuskan untuk menempuh pendidikan di bidang komunikasi. Saya meraih gelar Magister Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina pada tahun 2023. Langkah ini menunjukkan komitmen saya untuk memperdalam pemahaman tentang komunikasi, khususnya dalam konteks komunikasi organisasi dan komunikasi digital, dua bidang yang semakin penting di era globalisasi dan transformasi digital. Saat ini, Saya sedang melanjutkan studi di bidang ilmu komunikasi di Universitas Sahid. Melalui studi ini, saya berharap dapat menggabungkan pengetahuan di sektor farmasi dengan pemahaman yang lebih luas tentang komunikasi, sehingga mampu memberikan kontribusi yang lebih signifikan dalam pengembangan industri farmasi, baik dari segi operasional maupun strategi komunikasi. Bidang minat utama saya meliputi farmasi industri, komunikasi organisasi, serta komunikasi digital, yang menjadi fokus utama untuk pengembangan lebih lanjut di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Deflasi Bukan Sekedar Penurunan Harga, tapi Bahaya Laten yang Bisa Mengguncang Ekonomi Indonesia!

2 Oktober 2024   05:10 Diperbarui: 2 Oktober 2024   10:25 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deflasi di Indonesia Selama Mei-Agustus 2024: meresahkan?!

Pada periode Mei hingga Agustus 2024, Indonesia mengalami deflasi selama empat bulan berturut-turut. Data resmi menunjukkan bahwa pada bulan Mei deflasi sebesar 0,03%, di bulan Juni mencapai 0,08%, di bulan Juli meningkat menjadi 0,18%, dan pada Agustus kembali ke 0,03%. Meskipun istilah deflasi jarang dibicarakan secara luas di kalangan masyarakat umum, fenomena ini memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian negara dan kehidupan sehari-hari.

Artikel ini, saya ingin mengulas apa itu deflasi, bagaimana tanda-tandanya terlihat dalam kehidupan sehari-hari, dampaknya bagi masyarakat, serta bagaimana teori Spiral Keheningan dapat membantu kita memahami respons publik terhadap fenomena ini.

Tak hanya itu, artikel ini juga akan membahas peran penting ahli komunikasi dan media dalam menciptakan kesadaran yang lebih luas tentang isu-isu ekonomi yang sering terabaikan.

Apa Itu Deflasi?

Deflasi adalah penurunan umum dalam harga barang dan jasa dalam suatu ekonomi. Ini merupakan kebalikan dari inflasi, di mana harga cenderung meningkat. Deflasi terjadi ketika tingkat inflasi jatuh di bawah nol, yang menunjukkan bahwa harga barang dan jasa secara keseluruhan menurun.

Dalam jangka pendek, penurunan harga mungkin terlihat menguntungkan bagi konsumen, tetapi jika dibiarkan berlarut-larut, deflasi dapat menyebabkan masalah serius bagi perekonomian.

Tanda-tanda Deflasi yang Bisa Dilihat oleh Masyarakat Umum

Tanda deflasi paling mudah terlihat adalah turunnya harga barang dan jasa. Konsumen mungkin memperhatikan penurunan harga pada komoditas sehari-hari, seperti bahan makanan, bahan bakar, atau barang elektronik. Misalnya, jika harga beras atau minyak goreng menurun di pasar, itu bisa menjadi indikasi deflasi.

Di sisi lain, banyak diskon atau promosi yang ditawarkan oleh produsen dan pedagang ritel juga bisa menjadi tanda bahwa mereka berusaha untuk menjual stok yang tidak terjual karena permintaan yang menurun.

Mengapa Masyarakat Kadang Tidak Merasakan Tanda Deflasi?

Meski secara statistik deflasi tercatat, masyarakat tidak selalu merasakannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun