Teori interaksionisme simbolik dari George Herbert Mead menawarkan kerangka yang tepat untuk menganalisis fenomena ini. Teori ini menyoroti bahwa makna dalam interaksi sosial diciptakan melalui simbol-simbol, seperti bahasa dan tindakan, yang diinterpretasikan oleh orang lain. Mead juga menjelaskan bahwa:
1. Self (diri): Identitas atau "self" individu terbentuk melalui interaksi sosial. Mead membagi diri menjadi dua aspek:
- "I": Bagian spontan, subjektif, dan kreatif dari diri individu.
- "Me": Bagian dari diri yang dipengaruhi oleh pandangan dan harapan orang lain terhadap kita.
2. Society (masyarakat): Identitas individu dikonstruksi dalam konteks masyarakat, di mana individu belajar mengambil peran orang lain (role-taking) untuk memahami bagaimana mereka dipandang oleh orang lain.
3. Makna: Makna simbol-simbol, seperti bahasa, dihasilkan melalui interaksi sosial. Makna ini tidak bersifat tetap, tetapi dinamis dan dapat berubah tergantung pada interaksi yang terjadi.
Dengan teori ini, kita dapat melihat bagaimana "Fufufafa" menggunakan simbol-simbol tertentu (tulisan-tulisan provokatifnya) untuk membentuk persepsi di mata komunitas Kaskus, serta bagaimana reaksi orang lain berkontribusi terhadap pembentukan identitas akun ini.
Tinjauan Kasus Fufufafa dari Kacamata Teori Interaksionisme Simbolik
1. Simbol dan Identitas Digital:
Tulisan kontroversial seperti "Istri cerai, anak homo, trus lebaran mau sama siapa?" adalah contoh bagaimana pemilik akun Fufufafa menggunakan simbol-simbol linguistik yang memicu respons emosional dari pembaca. Frasa tersebut mengandung sentimen yang dianggap melecehkan, merendahkan dan menghakimi, terutama terhadap kehidupan pribadi seseorang.
Dalam kerangka interaksionisme simbolik, tulisan ini berfungsi sebagai simbol yang memiliki makna kuat bagi pembaca. Reaksi pengguna lain terhadap tulisan ini menunjukkan bahwa simbol-simbol tersebut tidak hanya dipahami sebagai serangan pribadi, tetapi juga sebagai gambaran mengenai sikap dan nilai-nilai pemilik akun. Melalui tulisan tersebut, Fufufafa membentuk identitasnya di mata komunitas sebagai sosok yang provokatif, kasar dan tidak segan-segan menyinggung topik sensitif.