Mohon tunggu...
Wira Krida
Wira Krida Mohon Tunggu... Apoteker - Praktisi Komunikasi dan Farmasi

Saya praktisi farmasi industri yang memiliki minat mendalam dalam berbagai aspek komunikasi. Sebagai seorang profesional di bidang farmasi industri, saya telah mengembangkan keahlian di sektor ini melalui pengalaman dan pembelajaran yang terus-menerus. Tidak hanya fokus pada pengembangan teknis dan operasional di industri farmasi, tetapi juga memahami pentingnya komunikasi dalam mendukung dan memperkuat keberhasilan organisasi. Dalam rangka memperluas pengetahuan di luar farmasi, saya memutuskan untuk menempuh pendidikan di bidang komunikasi. Saya meraih gelar Magister Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina pada tahun 2023. Langkah ini menunjukkan komitmen saya untuk memperdalam pemahaman tentang komunikasi, khususnya dalam konteks komunikasi organisasi dan komunikasi digital, dua bidang yang semakin penting di era globalisasi dan transformasi digital. Saat ini, Saya sedang melanjutkan studi di bidang ilmu komunikasi di Universitas Sahid. Melalui studi ini, saya berharap dapat menggabungkan pengetahuan di sektor farmasi dengan pemahaman yang lebih luas tentang komunikasi, sehingga mampu memberikan kontribusi yang lebih signifikan dalam pengembangan industri farmasi, baik dari segi operasional maupun strategi komunikasi. Bidang minat utama saya meliputi farmasi industri, komunikasi organisasi, serta komunikasi digital, yang menjadi fokus utama untuk pengembangan lebih lanjut di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Polemik Panjang Akun "Fufufafa" dalam Perspektif Ilmu Komunikasi (Teori Interaksionisme Simbolik Mead)

13 September 2024   14:38 Diperbarui: 13 September 2024   14:39 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori interaksionisme simbolik dari George Herbert Mead menawarkan kerangka yang tepat untuk menganalisis fenomena ini. Teori ini menyoroti bahwa makna dalam interaksi sosial diciptakan melalui simbol-simbol, seperti bahasa dan tindakan, yang diinterpretasikan oleh orang lain. Mead juga menjelaskan bahwa:

1. Self (diri): Identitas atau "self" individu terbentuk melalui interaksi sosial. Mead membagi diri menjadi dua aspek:

- "I": Bagian spontan, subjektif, dan kreatif dari diri individu.

- "Me": Bagian dari diri yang dipengaruhi oleh pandangan dan harapan orang lain terhadap kita.

2. Society (masyarakat): Identitas individu dikonstruksi dalam konteks masyarakat, di mana individu belajar mengambil peran orang lain (role-taking) untuk memahami bagaimana mereka dipandang oleh orang lain.

3. Makna: Makna simbol-simbol, seperti bahasa, dihasilkan melalui interaksi sosial. Makna ini tidak bersifat tetap, tetapi dinamis dan dapat berubah tergantung pada interaksi yang terjadi.

Dengan teori ini, kita dapat melihat bagaimana "Fufufafa" menggunakan simbol-simbol tertentu (tulisan-tulisan provokatifnya) untuk membentuk persepsi di mata komunitas Kaskus, serta bagaimana reaksi orang lain berkontribusi terhadap pembentukan identitas akun ini.

Tinjauan Kasus Fufufafa dari Kacamata Teori Interaksionisme Simbolik

1. Simbol dan Identitas Digital:

Tulisan kontroversial seperti "Istri cerai, anak homo, trus lebaran mau sama siapa?" adalah contoh bagaimana pemilik akun Fufufafa menggunakan simbol-simbol linguistik yang memicu respons emosional dari pembaca. Frasa tersebut mengandung sentimen yang dianggap melecehkan, merendahkan dan menghakimi, terutama terhadap kehidupan pribadi seseorang.

Dalam kerangka interaksionisme simbolik, tulisan ini berfungsi sebagai simbol yang memiliki makna kuat bagi pembaca. Reaksi pengguna lain terhadap tulisan ini menunjukkan bahwa simbol-simbol tersebut tidak hanya dipahami sebagai serangan pribadi, tetapi juga sebagai gambaran mengenai sikap dan nilai-nilai pemilik akun. Melalui tulisan tersebut, Fufufafa membentuk identitasnya di mata komunitas sebagai sosok yang provokatif, kasar dan tidak segan-segan menyinggung topik sensitif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun