Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (Second)
Wira D. Purwalodra (Second) Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Pembelajar dan Pencari Kebenaran.

Banyak mimpi yang harus kujalani dengan perasaan syukur dan ikhlas. Mimpi-mimpi ini selalu bersemi dalam lubuk jiwa, dan menjadikan aku lebih hidup. Jika kelak aku terjaga dalam mimpi-mimpi ini, pertanda keberadaanku akan segera berakhir .... dariku Wira Dharmapanti Purwalodra, yang selalu menjaga agar mimpi-mimpi ini tetap indah.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Harmonisasi Pikiran: Resonansi Ilmu dan Pengetahuan di Era Digital!?

26 Agustus 2024   11:24 Diperbarui: 26 Agustus 2024   11:32 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Dok. Pribadi.

Mengharmonikan pikiran berarti mensinergikan antara pengetahuan rasional dan kebijaksanaan spiritual. Hal ini mengingatkan pada integrasi antara filsafat rasional dan spiritualitas seperti dalam karya-karya Ibn Sina, yang dikenal di dunia Barat sebagai Avicenna. Memahami bahwa selain kecerdasan kognitif, kecerdasan emosional dan spiritual juga memainkan peran penting dalam pencapaian potensi penuh kita.

Albert Einstein pernah mengatakan bahwa "Imagination is more important than knowledge." Ini adalah dorongan untuk berpikir kreatif dalam menemukan keseimbangan antara tradisi lama dan inovasi baru yang ditawarkan teknologi. Yang terpenting adalah bahwa kita tetap berpegang pada nilai-nilai esensial yang memiliki landasan yang dalam dan tidak tergerus oleh kebaruan.

Pada akhirnya, meskipun teknologi dan pengetahuan teknis sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, kebijaksanaan spiritual yang bertahan lama adalah elemen kunci untuk mencapai kehidupan yang benar-benar memuaskan. Lalu lintas informasi yang deras tidak boleh mengalihkan kita dari tujuan utama kita dalam mencapai harmoni dan kedamaian batin.

Pandangan Thomas Aquinas tentang realitas bisa memberi kita perspektif, di mana dia berpendapat bahwa pengetahuan sejati adalah memahami hubungan antara dunia fisik dan metafisik. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita berusaha bukan hanya untuk mengetahui lebih banyak, tetapi juga untuk memahami lebih dalam. Inilah yang membedakan informasi yang sekadar diingat dan pengetahuan yang bermakna.

Dengan menyeimbangkan pengetahuan teknologi dan kebijaksanaan spiritual, kita sama-sama memberdayakan diri untuk menghadapi tantangan zaman. Setelah semua, Aristoteles pernah merumuskan bahwa "Kebajikan terletak pada titik tengah," yang mengingatkan kita untuk selalu mencari keseimbangan dalam segala usaha kita.

Di era digital ini, di mana segala aspek kehidupan terdigitalisasi, memahami dan menerapkan harmoni pikiran menjadi lebih relevan. Ketika kita mampu menyadari keterkaitan antara pikiran, ilmu, dan pengetahuan, kita bukan hanya belajar untuk hidup yang lebih berarti tetapi juga menginspirasi orang lain untuk mencapai keselarasan yang sama.

Jadi pada pronsipnya, bahwa filosofi tentang harmoni pikiran dan pengetahuan pada akhirnya berputar pada penegasan keberadaan kita sendiri, serta peran kita dalam lingkaran lebih besar dari kehidupan dan alam semesta. Dengan mengintegrasikan berbagai pemikiran dari berbagai tradisi, baik itu dari para filosof Yunani, ilmuwan modern, hingga pemikir Islam, kita diingatkan bahwa pada intinya, tujuan dari segala pengetahuan adalah penemuan diri dan harmoni dengan segala sesuatu.

Kesadaran akan hubungan integral antara pengetahuan dan pengalaman spiritual membimbing kita untuk mengeksplorasi lebih jauh kompleksitas dari pikiran manusia dan peran kita sebagai bagian dari sesuatu yang lebih besar. Lantas, di tengah segala kemajuan teknologi, kita terus diajak untuk menemukan solusi yang tidak hanya menguntungkan dari segi praktis tetapi juga memberikan kedamaian batin dan tujuan yang lebih tinggi.

Pada akhirnya,  di era digital ini  kita tidak hanya mengembangkan kapasitas intelektual kita tetapi juga memperluas kapasitas untuk pengertian, dan kasih sayang. Dengan demikian, resonansi ilmu dan pengetahuan tidak hanya menjadi pencapaian intelektual tetapi juga langkah menuju pencerahan spiritual dan harmoni hidup !? Wallahu A'lamu Bishshawaab.

Bekasi, 26 Agustus 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun