Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (Second)
Wira D. Purwalodra (Second) Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Pembelajar dan Pencari Kebenaran.

Banyak mimpi yang harus kujalani dengan perasaan syukur dan ikhlas. Mimpi-mimpi ini selalu bersemi dalam lubuk jiwa, dan menjadikan aku lebih hidup. Jika kelak aku terjaga dalam mimpi-mimpi ini, pertanda keberadaanku akan segera berakhir .... dariku Wira Dharmapanti Purwalodra, yang selalu menjaga agar mimpi-mimpi ini tetap indah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mewaspadai Teknologi Sebagai Sumber Petaka Universal?

15 Oktober 2023   11:22 Diperbarui: 15 Oktober 2023   11:22 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dok. Pribadi.

Oleh. Purwalodra

Dalam pemikiran filsafat, perhatian manusia terhadap malapetaka universal telah menjadi topik yang menarik, sejak beberapa tahun lalu. Salah satu konsep yang menonjol adalah "malapetaka universal," dimana filsuf etika Jerman, Hans Jonas, telah mengutarakan dalam bukunya berjudul "The Imperative of Responsibility." 

Menurutnya, malapetaka universal merujuk pada potensi bencana dan kerusakan yang dihadapi umat manusia dan alam semesta sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan kekuasaan manusia. Ia menggambarkan malapetaka universal sebagai ancaman yang menimpa manusia dan lingkungan secara keseluruhan, yang dapat menyebabkan kepunahan atau kehancuran masyarakat dan kehidupan sebagai akibat langsung dari tindakan manusia itu sendiri ?!

Jonas memperkenalkan konsep ini sebagai respons terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam konteks kekuatan destruktif yang semakin besar yang dimiliki manusia. Ia berpendapat bahwa manusia telah mencapai tingkat kekuatan, di mana mereka mampu menghancurkan diri sendiri dan kerusakan luas pada lingkungan alam mereka. Malapetaka universal, menurut Jonas, adalah potensi kehancuran luas yang ada di tangan manusia.

Etika dan Tanggungjawab 

Jonas menegaskan bahwa malapetaka universal timbul dari ketidakpedulian manusia dan penggunaan kekuatan yang tidak bertanggung jawab dalam mengembangkan teknologi. Penyalahgunaan teknologi, seperti senjata nuklir atau kerusakan lingkungan, dapat menyebabkan malapetaka universal. Ia menyoroti keinginan manusia untuk menguasai alam, memanipulasi dan mengendalikan segala sesuatu tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.

Menurut pandangan Jonas, manusia sering kali terbelenggu oleh nafsu yang rakus untuk menguasai, mengeksploitasi, dan memanipulasi alam, sehingga keberlanjutan kehidupan menjadi terancam. Dalam kasus seperti itu, manusia tidak lagi berfungsi sebagai penjaga alam semesta dan kehidupan yang ada di dalamnya, melainkan sebagai 'setan' yang memicu malapetaka universal.

Jonas menekankan bahwa manusia memiliki tanggung jawab dan kewajiban etis untuk mencegah dan menghindari malapetaka universal ini. Ia berpendapat bahwa manusia, sebagai agen rasional dengan kekuatan dan kebebasan, memiliki tanggung jawab moral untuk menggunakan pengetahuan dan kekuatan yang dimilikinya dengan hati-hati dan bertanggung jawab ?!

Sebagai manusia, kita harus menghargai integritas antara alam dan kehidupan, serta melakukan tindakan yang bertujuan menjaga keberlanjutan dan keseimbangan. Kita harus mengakui bahwa kita sebagai bagian dari ekosistem harus hidup secara berdampingan dengan alam, dan tidak menggunakan kekuatan dan kekuasaan kita untuk menghancurkan atau merusaknya.

Konsep tentang malapetaka universal yang diperkenalkan oleh Hans Jonas sangat relevan dalam konteks masyarakat modern. Kekuatan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan telah memungkinkan manusia untuk melakukan tindakan yang dapat menghasilkan bencana besar, seperti perubahan iklim, perang nuklir, atau kerusakan ekosistem.

Pemikiran Jonas tentang etika tanggung jawab mencerminkan perlunya kesadaran kolektif dan tindakan guna menghindari kehancuran diri dan lingkungan kita. Perlu ada kebijakan dan regulasi yang membatasi penggunaan teknologi, menghindari penyalahgunaan kekuasaan, serta mendorong inovasi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Dampak Negatif dan Solusi 

Di era yang serba digital ini, perkembangan teknologi semakin pesat dan terus melaju tanpa henti. Teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern kita. Penggunaan teknologi telah membawa banyak keuntungan dan kemudahan bagi manusia, seperti mempermudah komunikasi, meningkatkan efisiensi pekerjaan, dan membuka akses ke pengetahuan yang luas. Namun, di balik semua manfaat tersebut, teknologi juga dapat menjadi sumber malapetaka universal yang tidak bisa diabaikan, yakni:

  • Ketergantungan yang berlebihan.

Penggunaan teknologi yang berlebihan dapat menyebabkan ketergantungan yang tidak sehat. Banyak orang yang kecanduan media sosial, game online, atau bahkan telepon pintar mereka. Ketergantungan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik, menyebabkan isolasi sosial, dan mengganggu produktivitas.

  • Hilangnya keseimbangan.

Kehadiran teknologi yang terus menerus dapat menyebabkan hilangnya keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Orang-orang lebih memilih bergantung pada teknologi untuk melakukan tugas-tugas sederhana, seperti berbelanja atau berkomunikasi, yang sebenarnya bisa dilakukan dengan cara tradisional. Hal ini menghilangkan hubungan antarmanusia dan mengurangi interaksi langsung yang sangat penting untuk perkembangan sosial seseorang.

  • Kejahatan siber.

Kemajuan teknologi juga telah membawa dampak negatif dalam hal kejahatan siber. Kejahatan siber, seperti: pencurian data dan identitas pribadi, telah meningkat dengan pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Kejahatan ini dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar dan merusak reputasi seseorang.

  • Pengangguran.

Perkembangan teknologi dapat mengurangi jumlah lapangan kerja, menggantikan tugas-tugas yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Otomatisasi dan robotika telah menggantikan banyak pekerjaan manusia dalam industri tertentu. Hal ini dapat menyebabkan pengangguran struktural dan perubahan dalam struktur pekerjaan global.

  • Dampak lingkungan.

Teknologi juga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Penggunaan energi yang besar dan limbah elektronik yang dihasilkan dari penggunaan teknologi menghasilkan pencemaran lingkungan yang serius. Perubahan iklim dan kekurangan sumber daya alam merupakan hasil langsung dari penggunaan teknologi yang tidak bertanggung jawab.

Dampak teknologi diatas, jika tidak segera mendapatkan solusi dan tindakan, tentu menjadi ancaman generasi kita mendatang. Oleh karena itu, kita sebagai bagian dari komunitas dunia perlu melakukan upaya-upaya preventif, guna menghadapi Malapetaka Universal, yang sudah berada pada level 'urgent,' antara lain:

  • Pengaturan Penggunaan Teknologi.

Penting untuk mengatur penggunaan teknologi dengan bijak. Mengatur waktu penggunaan media sosial, game online, dan telepon pintar dapat membantu menghindari ketergantungan yang berlebihan. Menggunakan teknologi hanya untuk kegiatan yang penting dan produktif saja, sehingga hal ini juga akan membantu menjaga keseimbangan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Pendidikan tentang kesadaran terhadap dampak negatif teknologi harus diberikan kepada semua orang, terutama generasi muda. Mereka perlu diberi pemahaman tentang bahaya kecanduan teknologi, pentingnya komunikasi langsung, dan manfaat menjaga keseimbangan dalam penggunaan teknologi.

  • Perlindungan Data dan Keamanan Siber.

Peningkatan perlindungan data dan keamanan siber sangat penting dalam menghadapi ancaman kejahatan siber. Pemerintah dan perusahaan teknologi perlu mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah kebocoran data dan melindungi privasi individu.

  • Adaptasi dan Peningkatan Keterampilan.

Dalam menghadapi dampak teknologi terhadap pengangguran, penting bagi para pekerja dan pelaku bisnis untuk meningkatkan keterampilan mereka. Masa depan pekerjaan akan terus berubah, sehingga adaptasi dan peningkatan keterampilan menjadi kunci untuk tetap relevan di era teknologi.

  • Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan.

Pengembangan teknologi ramah lingkungan harus menjadi prioritas. Mengurangi emisi karbon, mendaur ulang limbah elektronik, dan mendukung energi terbarukan adalah beberapa langkah yang harus diambil untuk mengurangi dampak negatif teknologi terhadap lingkungan.

Jadi, pada akhirnya, teknologi dapat dianggap sebagai sumber malapetaka universal, jika tidak dikelola dengan bijak. Namun, dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita dapat mengatasi dampak negatif dan menjadikan teknologi sebagai alat yang bermanfaat bagi manusia. Penting bagi kita untuk mengambil tindakan yang diperlukan, mulai dari mengatur penggunaan teknologi, hingga mendukung inovasi yang bertanggung jawab, untuk menghadapi tantangan yang muncul seiring perkembangan teknologi ?! Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi 15 Oktober 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun