Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (Second)
Wira D. Purwalodra (Second) Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Pembelajar dan Pencari Kebenaran.

Banyak mimpi yang harus kujalani dengan perasaan syukur dan ikhlas. Mimpi-mimpi ini selalu bersemi dalam lubuk jiwa, dan menjadikan aku lebih hidup. Jika kelak aku terjaga dalam mimpi-mimpi ini, pertanda keberadaanku akan segera berakhir .... dariku Wira Dharmapanti Purwalodra, yang selalu menjaga agar mimpi-mimpi ini tetap indah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ketika, Kita Merasa Diremehkan

8 Juli 2023   22:23 Diperbarui: 8 Juli 2023   22:25 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh. Purwalodra

Hakekat meremehkan sesuatu dan orang lain adalah tindakan yang mencerminkan sikap negatif dan tidak menghormati orang lain serta menganggap rendah atau tidak menganggap serius sesuatu. Meremehkan sesuatu atau orang lain menunjukkan sikap superioritas dan ketidakpedulian terhadap perasaan, pandangan, dan kontribusi orang lain.

Tindakan meremehkan bisa menghasilkan dampak negatif, seperti menciptakan rasa tidak nyaman, mengurangi rasa percaya diri, motivasi, dan kualitas hubungan antarindividu. Memiliki sikap meremehkan juga berarti ketidakmampuan untuk menghargai keunikannya orang lain serta menghambat kemungkinan belajar dan tumbuh secara pribadi.

Meremehkan orang lain juga berkaitan dengan ketidakadilan dan prasangka. Tindakan ini bisa memunculkan pemikiran stereotip yang memperkuat diskriminasi, presepsi salah tentang seseorang, serta menimbulkan konflik dan ketegangan dalam hubungan antarindividu atau kelompok. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menghindari sikap meremehkan dan menghormati hak, pandangan, dan keberagaman orang lain. Saling menghargai dan bekerja sama dalam lingkungan yang inklusif akan membangun hubungan harmonis dan saling mendukung antarindividu.

Sikap dan tindakan meremehkan ada dalam diri manusia, karena adanya faktor-faktor seperti ketidakpercayaan diri, rasa takut, kebutuhan untuk merasa lebih baik, serta adanya perasaan ketidakpastian atau ketidaknyamanan terhadap hal atau orang yang berbeda. Semua ini muncul dari banyak faktor, diantaranya:

  • Rasa takut terhadap ketidakpastian. Ketidakpastian atau ketidakamanan terhadap sesuatu yang tidak dikenal atau berbeda, bisa memicu sikap meremehkan. Manusia cenderung mencoba membuat dirinya merasa lebih nyaman atau aman dengan menjatuhkan orang atau gagasan yang tidak dikenal atau memahaminya.
  • Ketidakpercayaan diri. Meremehkan orang lain atau sesuatu bisa menjadi cara untuk membentuk rasa percaya diri. Dengan meremehkan orang lain, seseorang berusaha untuk meningkatkan rasa harga dirinya dan merasa lebih baik daripada orang lain.
  • Perlindungan diri. Meremehkan orang lain bisa menjadi bentuk perlindungan diri terhadap pengaruh atau ancaman yang dirasakan. Dengan merendahkan atau meremehkan orang lain, seseorang berusaha mempertahankan dirinya sendiri atau kelompoknya.
  • Pengaruh lingkungan. Sikap dan tindakan meremehkan dapat terbentuk melalui pengaruh lingkungan yang cenderung mempromosikan prasangka atau ketidakadilan. Nilai-nilai yang ditanamkan dalam keluarga, teman, atau lingkungan sosial dapat mempengaruhi cara seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain.

Penting untuk diingat bahwa sikap dan tindakan meremehkan tidak ada manfaat apapun dan dinilai tidak benar. Hal ini hanya menciptakan ketidakharmonisan dan tidak mentoleransi keberagaman. Penting bagi kita untuk memahami mengapa sikap ini muncul dalam diri kita sendiri dan berusaha untuk mengubahnya menjadi sikap saling menghormati, empati, dan inklusif terhadap orang lain. Selanjutnya, beberapa argumen, mengapa seseorang meremehkan orang lain, yaitu :

  • Rasa rendah diri. Orang yang meremehkan kita mungkin merasa tidak percaya diri atau merasa tidak aman, tentang diri mereka sendiri. Dalam upaya untuk mengatasi perasaan tidak puas dengan diri sendiri, mereka mungkin mencoba meremehkan orang lain, agar merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri.
  • Ketidakpahaman. Orang tersebut mungkin tidak memahami atau mengenal kita secara mendalam, sehingga membuat mereka berprasangka atau menganggap rendah terhadap kemampuan atau potensi kita.
  • Kebencian dan/atau iri hati. Seseorang yang merasa iri atau benci terhadap kita dapat mencoba meremehkan kita, sebagai upaya untuk merendahkan citra diri kita, membuat mereka merasa lebih baik, dan terangkat harga dirinya.
  • Hanya untuk mencari perhatian. Beberapa orang mungkin meremehkan kita hanya untuk menarik perhatian atau mencari pengakuan dari orang lain. Mereka mungkin percaya, bahwa meremehkan orang lain dapat membuat mereka terlihat lebih unggul atau menonjol di mata orang lain.
  • Kekurangan empati. Beberapa orang mungkin tidak mempertimbangkan perasaan atau dampak yang ditimbulkan oleh tindakan mereka terhadap orang lain. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa perilaku meremehkan dapat menyakiti atau mengganggu kita secara emosional.

Penting untuk diingat, bahwa cara seseorang memperlakukan atau meremehkan kita sering kali lebih bermuara pada masalah mereka sendiri daripada diri kita. Penting juga untuk tetap mempertahankan harga diri dan menghindari upaya-upaya untuk merespons mereka secara negatif. Sebaiknya, kita mengembangkan kesadaran akan sikap meremehkan yang ada dalam diri kita saja, karena hal ini merupakan langkah awal untuk mengubah perilaku tersebut. Berikut adalah beberapa tips agar kita lebih sadar terhadap sikap dan tindakan meremehkan ini :

  • Refleksi diri. Luangkan waktu untuk merenung dan merefleksikan diri tentang sikap dan tindakan kita terhadap orang lain. Tanyakan pada diri sendiri, apakah kita pernah atau sering menganggap remeh kepada orang lain, mengesampingkan pendapat atau kontribusinya, dan menggunakan bahasa atau sikap yang bernada menghina.
  • Dengarkan kritik konstruktif. Terbukalah terhadap umpan balik dari orang lain tentang perilaku dan sikap kita. Jika seseorang mengungkapkan ketidakpuasan atau menyampaikan, bahwa kita tampak meremehkan, ambil waktu untuk mendengar dan memperhatikan apa yang mereka katakan. Introspeksi dan pertimbangkan, apakah ada kebenaran di dalamnya.
  • Latihan berempati. Cobalah melihat dunia melalui sudut pandang orang lain, dengan memahami perasaan, pemikiran, dan pengalaman mereka. Kembangkan keterampilan mendengar dengan penuh perhatian dan mencoba untuk benar-benar mengerti apa yang dirasakan oleh orang lain.
  • Self-checking. Sepanjang hari, lakukan pengamatan terhadap sikap dan reaksi kita terhadap orang lain. Jika kita merasa mulai meremehkan atau mengesampingkan orang lain, segera hentikan diri kita, dan coba gantikan dengan sikap yang saling menghargai dan menghormati.
  • Belajar dan berinteraksi dengan orang yang berbeda. Mendapatkan pengalaman dan wawasan dari orang-orang dengan latar belakang, kepercayaan, dan kebudayaan yang berbeda. Hal ini dapat membantu mengubah persepsi kita dan mengurangi sikap meremehkan orang lain.
  • Mengembangkan sikap positif. Mencoba menyadari dan menghargai kebaikan dan kekuatan yang dimiliki oleh orang lain. Mengingatkan diri sendiri untuk fokus pada hal-hal positif dan menghargai kontribusi orang lain dalam hidup kita.

Pada akhirnya, kita mesti menyadari, bahwa perubahan sikap dan tindakan tidak akan terjadi dalam semalam. Perubahan sikap dan tindakan ini merupakan proses yang memerlukan kesabaran, komitmen, dan pengulangan yang konsisten. Kita dapat mengembangkan kesadaran yang lebih baik, tentang sikap dan dinfakan meremehkan yang ada pada diri kita sendiri, kemudian melakukan langkah-langkah konkret untuk mengubahnya. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 08 Juli 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun