Dengan cara berpikir seperti ini, orang dengan mudah kehilangan pandangan keseluruhan tentang apa yang ia dalami. Ia bisa memahami sesuatu melalui bagian-bagiannya, tetapi buta pada pandangan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, jangan heran bila seorang ahli biologi bisa bekerja sama dengan perusahaan yang hendak merusak kesehatan orang lain untuk membuat vaksin palsu untuk meraup keuntunganpribadi. Jangan heran jika seorang ahli Kimia bisa disuap untuk melakukan penelitian palsu untuk menipu orang banyak. Tak heran jika ahli pangan tidak pernah paham mengapa harga beras naik terus setiap tahunnya, sementara petaninya justru tambah miskin. Â Inilah orang-orang cerdas yang sekaligus juga bodoh dan buta.
Ilmu pengetahuan adalah dunia yang begitu luas dan kaya. Semuanya perlu diperkenalkan (bukan dikuasai!) kepada peserta didik. Kemudian, mereka bisa memilih bidang apa yang menjadi panggilan hidup mereka. Mitos, bahwa pendidikan ilmu-ilmu alam (bukan ilmu pasti, karena tidak ada ilmu pasti. Kalau itu pasti, maka itu pasti bukan ilmu, melainkan permainan saja) itu lebih tinggi, jelas harus ditinggalkan.
Berbagai Ilmu pengetahuan berkembang dari pemikiran filosofis yang lahir sejak zaman Yunani Kuno. Ciri khas filsafat Yunani dibandingkan dengan filsafat lainnya (misalnya seperti di Tiongkok dan Timur Tengah) adalah penekanan yang luar biasa kuat pada kemampuan akal budi manusia untuk memahami alam ini. Namun, akal budi tidak akan berguna jika orang-orang di Yunani Kuno tidak memiliki motivasi sebagai daya dorongnya. Motivasi yang dimiliki oleh para filosof saat itu, adalah rasa penasaran.
Oleh kaena itu, rasa penasaran inilah, yang akan menjadi kekuatan setiap orang, termasuk peserta didik untuk memahami ilmu pengetahuan. Rasa penasaran ini juga akan mendorong seseorang untuk terus belajar. Mungkin ada benarnya bahwa anak-anak adalah filsuf alamiah, yang selalu penasaran dan terdorong untuk ingin tahu. Rasa penasaran ini merupakan titik awal dari segala bentuk pemikiran dan ide-ide yang mengubah dunia. Wallahu A’lamu Bishshawwab.
Bekasi, 15 Juli 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H