Kita terdiri dari tubuh, fikiran dan jiwa. Ketika seseorang mengalami peristiwa yang traumatis, misalnya pengalaman kekerasan, maka hubungan antara tubuh, fikiran dan jiwanya akan rusak. Ketika ini terjadi, orang akan mengalami rasa cemas, takut dan depresi yang membuatnya tak bisa merasakan kebahagiaan. Pengalaman kekerasan ini muncul sebagai akibat dari rusaknya hubungan dengan orang lain.
Banyak orang mengalami sakit berulang. Akarnya kerap bukan melulu fisik, tetapi juga aspek fikiran dan jiwanya. Maka, obat fisik tidak akan cukup berarti, perlu sentuhan fikiran dan jiwa. Trauma harus disadari, lalu coba untuk dilampaui atau diatasi.
Dalam arti ini, kesehatan kita tidak pernah hanya merupakan kesehatan tubuh semata, tetapi juga kesehatan fikiran dan jiwa. Tepatnya, kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara tubuh, fikiran dan jiwa (Body, mind, soul), karena kita bisa melampaui trauma-trauma yang kita alami. Trauma tidak bisa dihindari, karena hubungan dengan orang lain tidak bisa selalu baik dan sesuai keinginan kita. Namun, trauma bisa disadari dan kemudian dilampaui. Itu saja. Wallahu A'lamuBishshawwab.
Bekasi, 19 November 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H