Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (Second)
Wira D. Purwalodra (Second) Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Pembelajar dan Pencari Kebenaran.

Banyak mimpi yang harus kujalani dengan perasaan syukur dan ikhlas. Mimpi-mimpi ini selalu bersemi dalam lubuk jiwa, dan menjadikan aku lebih hidup. Jika kelak aku terjaga dalam mimpi-mimpi ini, pertanda keberadaanku akan segera berakhir .... dariku Wira Dharmapanti Purwalodra, yang selalu menjaga agar mimpi-mimpi ini tetap indah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aku Hidup Bersama Trauma

19 November 2014   12:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:26 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita terdiri dari tubuh, fikiran dan jiwa. Ketika seseorang mengalami peristiwa yang traumatis, misalnya pengalaman kekerasan, maka hubungan antara tubuh, fikiran dan jiwanya akan rusak. Ketika ini terjadi, orang akan mengalami rasa cemas, takut dan depresi yang membuatnya tak bisa merasakan kebahagiaan. Pengalaman kekerasan ini muncul sebagai akibat dari rusaknya hubungan dengan orang lain.

Banyak orang mengalami sakit berulang. Akarnya kerap bukan melulu fisik, tetapi juga aspek fikiran dan jiwanya. Maka, obat fisik tidak akan cukup berarti, perlu sentuhan fikiran dan jiwa. Trauma harus disadari, lalu coba untuk dilampaui atau diatasi.

Dalam arti ini, kesehatan kita tidak pernah hanya merupakan kesehatan tubuh semata, tetapi juga kesehatan fikiran dan jiwa. Tepatnya, kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara tubuh, fikiran dan jiwa (Body, mind, soul), karena kita bisa melampaui trauma-trauma yang kita alami. Trauma tidak bisa dihindari, karena hubungan dengan orang lain tidak bisa selalu baik dan sesuai keinginan kita. Namun, trauma bisa disadari dan kemudian dilampaui. Itu saja. Wallahu A'lamuBishshawwab.

Bekasi, 19 November 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun