Oleh. Purwalodra
[caption id="attachment_381483" align="aligncenter" width="300" caption="Foto koleksi pribadi"][/caption]
Sejak 22 tahun lalu, Aku menunggu saat-saat dimana Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Islam "45" Bekasi mampu memiliki eksistensi akademis dan sosial di kampusnya sendiri. Dengan begitu kebanggaan menjadi Alumni Unisma Bekasi akan tumbuh sebagai potensi intelektual di Kota dan Kabupaten Bekasi. Namun, selama rentang waktu setelah aku diputuskan selesai menempuh Strata Satu di Fakultas Ekonomi, sampai hari ini, IKA Unisma Bekasi belum mampu memberi kontribusi yang berarti sebagai Organisasi Alumni Unisma Bekasi. Aku sendiri tidak tahu apakah hal ini disengaja atau memang dibiarkan tumbuh apa adanya. Padahal keberadaan alumni memegang peran strategis kepada lembaga yang melahirkannya.
Tulisan ini ditujukan sebagai rasa syukurku atas terpilihnya Pengurus Baru Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unisma Bekasi periode 2014-2018 pada tanggal 6 Desember 2014 lalu, dan seklaigus sebagai masukan untuk membangun Visi-Misi, serta menata kembali manajemen organisasi alumni di Unisma Bekasi.
Munculnya ikatan alumni merupakan bagian dari Visi lembaga yang melahirkan alumni tersebut, karena Alumni sebuah perguruan tinggi adalah indikator kemajuan suatu daerah, dimana perguruan tinggi tersebut berada. Dan alumni adalah SDM yang mampu membentuk citra lembaga yang lebih baik. Kemajuan Perguruan Tinggi ada pada alumninya, karena alumni yang sudah membuktikan diri eksis dimasyarakat tentu akan membawa kontribusi penting bagi lembaganya.
Kita menyadari, bahwa proses pendidikan merupakan proses yang terus menerus, tidak berhenti, meski banyak mahasiswanya sudah dinyatakan lulus dari Perguruan Tinggi. Di dalam proses pendidikan ini, keluhuran martabat manusia dipegang erat karena manusia (yang terlibat dalam pendidikan ini) adalah subyek dari pendidikan. Karena merupakan subyek di dalam pendidikan, maka dituntut suatu tanggung jawab agar tercapai suatu hasil pendidikan yang baik. Jika memperhatikan bahwa manusia itu sebagai subyek dan pendidikan meletakkan hakikat manusia pada hal yang terpenting, maka perlu diperhatikan juga masalah otonomi pribadi. Maksudnya adalah, manusia sebagai subyek pendidikan harus bebas untuk "ada" sebagai dirinya yaitu manusia yang berpribadi, yang bertanggung jawab. Dengan demikian, wujud alumni merupakan sosok manusia yang mampu membangkitkan potensi yang belum terjamah secara internal kampus, maupun di masyarakat dimana alumni tersebut berkontribusi.
Hasil dari pendidikan tersebut yang jelas adalah adanya perubahan pada subyek-subyek pendidikan itu sendiri, baik secara internal maupun eksternal. Katakanlah dengan bahasa yang sederhana demikian, ada perubahan dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari kurang berkembang menjadi maju. Tetapi perubahan-perubahan yang terjadi setelah proses pendidikan berlangsung di dalam kampus, tentu itu tentu saja tidak sesempit itu. Karena perubahan-perubahan itu menyangkut aspek perkembangan budaya di masyarakat itu sendiri.
Selanjutnya, Peraturan Pemerintah RI Nomor 60/1999 tentang "Pendidikan Tinggi" pasal 112 menyatakan; (1) alumni perguruan tinggi adalah seseorang yang tamat pendidikan di perguruan tinggi yang bersangkutan; (2) alumni perguruan tinggi dapat membentuk organisasi alumni yang bertujuan untuk membina hubungan dengan perguruan tinggi yang bersangkutan dalam upaya untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan tinggi. Oleh karena itu, Ikatan Keluarga Alumni Unisma Bekasi merupakan wadah legal dalam rangka melanjutkan proses pendidikan yang ada di dalam kampus, sehingga keberadaan organisasi alumni akan memberi kontribusi dalam mengedukasi masyarakatnya.
Sehubungan dengan peran Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unisma Bekasi, ada baiknya kita belajar atau mengambil pengalaman dari organisasi alumni perguruan tinggi besar di tanah air dan dari perguruan tinggi ternama di manca-negara seperti yang dilakukan oleh asosiasi alumni Harvard University, University of Colorado, Duke University, University of Notre Dame, University of Arizona, Georgetown University, University of South Corolina dan Northwestern University yang merupakan universitas prestisius di dunia yang menjadikan Ikatan Alumninya sebagai salah satu stakeholder yang memiliki peran strategis dalam membangun almamaternya.
Alumni Harvard University menghimpun diri dalam sebuah ikatan "Assosiation of Master Bussiness Administration disingkat AMBA" yang mempromosikan pendidikan formal manajemen pada umumnya dan khususnya program Master Bussiness Administration (MBA). Asosiasi alumni tersebut melakukan tiga kegiatan utama, yakni; (1) kontak sosial antar alumni (forum silaturrahmi); (2) membuat jaringan (networking); (3) dan kelangsungan pendidikan alumninya (inservice training).
Komitmen untuk selalu berkomunikasi/silaturrahim sesama alumni, menciptakan jaringan, dan memberikan pelayanan profesional telah dibuktikan oleh AMBA (asosiasi alumni Harvard University) mampu membawa keberhasilan para alumni dan kemajuan almamaternya.
Tidak hanya itu, para alumninya yang telah sukses diberbagai profesi, ternyata selalu bermitra untuk bekerjasama dengan almamaternya dan mereka secara bersama-sama membangun "Job Placement Center" atau "Alumni Placement Bureau" yakni sebuah lembaga yang misinya antara lain sebagai penghubung antara dunia usaha dan para alumni yang membutuhkan pekerjaan dan menstranfer posisi profesional baru (Davis, 1997; Knowles, 1977).
Johnson, Rush dan Lybrand (1995) dalam bukunya berjudul "Reinventing The University; Managing and Financing Institutions of Higher Education" dan buku yang ditulis oleh Burton R. Clark (1998) berjudul "Creating Entrepreneurial Universities: Organizational Pathways of Transpormation". Kedua buku tersebut membahas secara khusus tentang pentingnya keberadaan alumni sebagai "An important Club" (kelompok penting) dari sebuah institusi pendidikan tinggi jika ia ingin tetap eksis dan berkembang.
Peran alumni, seperti memfasilitasi rekrutmen mahasiswa, mempromosikan mahasiswa dan universitas ke luar, memberikan pengalaman belajar para alumninya di beberapa perguruan tinggi maju dikenal adanya "Alumni College" yakni program pendidikan formal dan informal yang disediakan oleh dan untuk alumni lembaga tersebut untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman profesional. Di samping itu peran alumni adalah memanfaatkan tenaga dosen sebagai expert, memberikan dukungan dana atau finansial, dan menciptakan lapangan kerja bagi alumni.
Pada akhirnya, kita perlu terus-menerus belajar dari pengalaman mereka sebagai organisasi alumni, yang bisa kita jadikan pelajaran berharga untuk membangun Universitas Islam "45" Bekasi ke depan. Hendaknya jalan berliku IKA Unisma yang selama ini kita rasakan bisa segera ditembus dengan langkah-langkah strategis untuk kemajuan bersama, antara alumni dengan universitas yang melahirkannya. Wallahu A'lamu Bishshawwab.
Bekasi, 09 Desember 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H