Mohon tunggu...
WIRA TIRTAJALADARA
WIRA TIRTAJALADARA Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Hobi membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

EFEK PEMBERIAN MADU KOPI PADA KADAR ERITROSIT DAN HEMOGLOBLIN MENCIT (Mus muculus L.) YANG DIBERI MINUMAN BERALKOHOL

17 Desember 2024   21:14 Diperbarui: 17 Desember 2024   21:53 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

N3: Jumlah sel eritrosit yang terhitung di 5 kotak kecil.

Hasil dikalikan 10.000 untuk mendapatkan jumlah sel per mm.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara kelompok kontrol, kelompok P1 (diberi paparan alkohol saja), dan kelompok P2 (diberi paparan alkohol dan madu kopi). Hipotesis awal menyatakan bahwa madu kopi, dengan kandungan antioksidan seperti flavonoid dan fenolik, diharapkan mampu mengurangi kerusakan eritrosit yang disebabkan oleh alkohol. Madu kopi dipercaya dapat menetralisir radikal bebas dan mendukung regenerasi sel darah merah. Namun, hasil penelitian menunjukkan anomali pada kelompok P2. Penurunan drastis kadar eritrosit dan hemoglobin pada kelompok P2 dapat disebabkan oleh faktor yang tidak terduga, yaitu kematian seluruh mencit sebelum analisis dilakukan. Kematian dini ini menyebabkan darah dikumpulkan dan disimpan dalam kulkas selama 5 hari sebelum pemeriksaan menggunakan hemoanalyzer dan hemositometer. Penyimpanan darah dalam suhu dingin untuk jangka waktu lama dapat menyebabkan hemolisis, yaitu pecahnya membran sel darah merah. Proses hemolisis ini mengakibatkan jumlah eritrosit yang terukur menjadi jauh lebih rendah dari kondisi sebenarnya, dan kadar hemoglobin pun ikut menurun.

Selain itu, faktor penyebab kematian pada kelompok P2 mungkin berasal dari ketidakmampuan madu kopi untuk sepenuhnya mengimbangi kerusakan akibat paparan alkohol yang konstan dan dosis yang terbilang berlebihan. Kombinasi stres oksidatif dari alkohol dan potensi toksisitas lainnya dapat memperburuk kondisi kesehatan mencit. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun madu kopi memiliki sifat antioksidan, waktu dan pola pemberian mungkin belum optimal untuk memitigasi efek toksik alkohol secara efektif. Selain itu, dosis madu kopi yang diberikan mungkin tidak memadai untuk menetralisir efek toksik alkohol yang tinggi, atau sebaliknya, justru menimbulkan efek samping jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Kombinasi dari stres oksidatif akibat alkohol, kemungkinan keracunan akibat dosis yang tidak tepat, dan kurangnya waktu pemulihan yang cukup dapat memperburuk kondisi kesehatan mencit dan menyebabkan kematian dini. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun madu kopi memiliki potensi sebagai agen protektif, waktu pemberian, dosis yang tepat, serta kondisi penyimpanan sampel darah harus sangat diperhatikan. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengeksplorasi kombinasi optimal dari frekuensi dan jumlah madu kopi yang diberikan, serta metode penanganan sampel yang tepat agar hasil analisis lebih akurat dan representatif. Faktor kematian lainnya juga bisa berasal dari kesalahan teknik sonde. Teknik sonde sendiri yaitu pemberian secara oral pada mencit dilakukan dengan alat suntik yang dilengkapi  jarum oral atau sonde oral (berujung tumpul). Hal ini untuk meminimalisir terjadinya luka atau cedera ketika hewan uji akan diberikan sedian uji. Sonde oral ini dimasukkan ke dalam mulut, kemudian perlahan-lahan diluncurkan melalui langit-langit ke arah belakang sampai esophagus kemudian masuk ke dalam lambung. Perlu diperhatikan bahwa cara peluncuran/pemasukan sonde yang mulus disertai pengeluaran cairan sediaannya yang mudahj adalah cara pemberian yang benar. Sebaiknya sebelum memasukkan sonde oral, posisi kepala mencit adalah menengadah dan mulutnya terbuka sedikit, sehingga sonde oral akan masuk secara lurus ke dalam tubuh mencit. Cara pemberian yang keliru, masuk ke dalam saluran  pernafasan atau paru-paru dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan kematian. Faktor berikutnya bisa juga disebabkan karena kesalahan dosis, dosis yang kita gunakan untuk pemberian alkohol pada mencit sebanyak 1 ml dengan kadar alkohol 5% merujuk pada penelitian sebelumnya yaitu Hayatillah dkk pada tahun 2021. Namun saat kita melakukan penelitian dengan referensi tersebut menunjukkan bahwa mencit mengalami kematian. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun madu kopi memiliki potensi sebagai agen protektif, waktu pemberian, dosis yang tepat, serta kondisi penyimpanan sampel darah harus sangat diperhatikan. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengeksplorasi kombinasi optimal dari frekuensi dan jumlah madu kopi yang diberikan, serta metode penanganan sampel yang tepat agar hasil analisis lebih akurat dan representatif.

KESIMPULAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok P2 memiliki kadar eritrosit dan hemoglobin yang lebih rendah dibandingkan kelompok P1 dan kontrol, yang bertentangan dengan hipotesis awal. Penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kematian mencit sebelum pengambilan sampel, yang mengakibatkan penyimpanan darah dalam kulkas selama 5 hari dan menyebabkan hemolisis. Selain itu, efek toksik alkohol yang diberikan secara terus-menerus lebih dominan dibandingkan dengan kemampuan madu kopi untuk melindungi eritrosit. Alkohol menyebabkan stres oksidatif yang merusak eritrosit, dan meskipun madu kopi memiliki sifat antioksidan, pemberian madu hanya pada malam hari tidak cukup untuk mengatasi kerusakan yang terjadi sepanjang hari. Faktor dosis alkohol yang terlalu besar dan madu kopi yang mungkin tidak optimal juga turut mempengaruhi hasil. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengevaluasi dosis yang tepat, waktu pemberian yang lebih efektif, dan metode penyimpanan yang mencegah hemolisis agar hasilnya lebih akurat dan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistika, 2018. Konsumsi Alkohol Penduduk Umur > 15 Tahun Dalam        Satu Tahun Terakhir (Liter Per Kapita).

Hayatillah, R., Hapsari, W. K., & Syukriah, S. (2021). Pengaruh Konsumsi Alkohol terhadap jumlah Eritrosit dan Hemoglobin Mencit (Mus musculus). KLOROFIL: Jurnal Ilmu Biologi Dan Terapan, 5(2), 98. https://doi.org/10.30821/kfl:jibt.v5i2.10335

Hilando, O., & Widhiyastuti, E. (2023). Pengaruh Pemberian Alkohol Tradisional Ciu Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus). Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan, 9(1), 8--19. https://doi.org/10.37012/anakes.v9i1.896

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Laporan Nasional Riskesdas. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun