Tepat pukul 10.30 bis meninggalkan Desa Ainokura untuk menuju desa berikutnya, yaitu tujuan utama dari Nohi Bus Tour hari ini sekaligus salah satu desa tradisional yang paling terkenal di Jepang, Shirakawago. Perjalanan ke Shirakawago memakan waktu kurang lebih 1 jam 15 menit dan kembali melalui jalan tol.
Selain lebih besar, cuaca di Shirakawago juga berbanding terbalik dengan Ainokura karena selain tidak bersalju matahari juga bersinar dengan terang pada hari itu.
Destinasi pertama yang dikunjungi di Shirakawago adalah Tenshukaku Observatory, tempat dimana pengunjung dapat melihat dan memotret seluruh desa.
Sebelum memasuki sesi foto, terlebih dahulu rombongan diajak untuk makan siang yang merupakan bagian dari paket tur. Menu makan siang terdiri dari irisan tahu, soba, buncis, ikan, dan sejumlah potongan kecil daging sapi yang tentunya masih hangat. Sedangkan untuk minumannya adalah hot ocha khas Jepang yang boleh ditambah tanpa dikenakan biaya.
Menurut penilaian saya pribadi, desa ini akan terlihat lebih cantik ketika salju sedang turun dan menutupi sebagian atau seluruh desa.
Sebelum turun dari bus, pemandu mengingatkan kami bahwa bis akan parkir di Seseragi Parking Lot yang terletak di dekat Heritage Museum yang sayangnya sedang tutup pada hari itu, dan kami harus sudah berada di bis pada pukul 14.10 waktu setempat. Penjelajahan di desa Shirakawago dimulai dari rumah terbesar yang terletak di desa itu, Wada House.
Untuk menjelajah rumah ini sayangnya dikenakan biaya yaitu sebesar 300 JPY, sehingga saya memutuskan untuk berfoto saja di depannya.
Pada saat itu juga tidak terlalu banyak turis yang masuk ke dalam rumah, mungkin karena sedang tidak turun salju sehingga cukup menikmati arsitektur gassho zukkuri rumah tersebut dari luar.Â