Mohon tunggu...
Win Wan Nur
Win Wan Nur Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya adalah orang Gayo yang lahir di Takengen 24 Juni 1974. Berlangganan Kompas dan menyukai rubrik OPINI.

Selanjutnya

Tutup

Bola

La Liga; Ayam Broiler dan FC Barcelona

22 Mei 2017   20:20 Diperbarui: 22 Mei 2017   21:07 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dulu semasa kuliah di Banda Aceh, saya punya teman sesama anggota UKM PA Leuser Unsyiah bernama Ansari Asnawi tapi kami biasa memanggilnya Kadal, sesuai dengan nama panggilannya selama Diksar.

Berbeda dengan mayoritas mahasiswa yang bahagia dengan pasokan kiriman dari orangtua, teman saya yang satu ini justru semangat sekali berwiraswasta. Berbagai macam usaha dia coba, salah satunya adalah memelihara ayam broiler yang juga dikenal sebagai ayam potong.

Saya beberapa kali diajak ke kandang ayamnya di daerah Krueng Cut, sekitar 7 kilometer di selatan kampus kami.

Di kandang ayam milik Kadal, saya menyaksikan sebuah fenomena menarik.  Ayam broiler miliknya yang ditempatkan dalam sebuah kandang itu begitu dimanja. Hidup mereka begitu bahagia, makan teratur, minum teratur, malam diberi lampu sebagai penghangat, kadang diputarkan musik klasik, singkatnya ayam-ayam ini dibuat senang. Tapi ada satu hal yang ayam-ayam ini tidak tahu, bahwa semua kenikmatan yang mereka rasakan itu sebenarnya tidak lain hanyalah PHP. Karena begitu mereka tumbuh besar dan sehat , mereka akan dijagal.

Melihat perjalanan Barcelona di La Liga tahun,  saya tiba-tiba teringat ayam-ayam si Kadal. Bagaimana tidak,  musim ini Barcelona benar-benar dimanja. Sepanjang sejarah La Liga, bahkan mungkin di seluruh kompetisi di kolong langit ada sebuah tim dalam satu musim kompetisi yang mendapat hadiah penalti sebanyak yang didapat Barcelona saat ini. Penalti yang didapat Barcelona tidak jarang mengubah total hasil pertanding, contohnya ketika pada tanggal 22 Oktober 2016 ketika Barcelona melawan Valencia. Saat itu, sampai berakhirnya waktu normal pertandingan, skor masih imbang 2-2, tapi tiba-tiba pada menit 93 atau masa injury time, Barcelona mendapatkan hadiah penalti usai wasit menilai Luis Suarez dijatuhkan pemain Valencia di kotak terlarang. Lionel Messi yang dipercaya menjadi algojo berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Hal itu pun membuat Blaugrana –julukan Barcelona– menang dengan skor 3-2 dan Barcelona pun membawa pulang tiga angka.  Menurut catatan Marca, Neymar adalah  'raja penghasil penalti' di Liga Spanyol dalam lima tahun terakhir - padahal musim ini saja baru tahun keempat Neymar di Spanyol. Tapi total penalti yang sudah dihasilkan Neymar berjumlah 19.

Tidak cukup dengan itu, kalau penalti belum mampu membuat Barcelona memenangkan pertandingan, tidak jarang kita menyaksikan hadiah kartu merah buat salah satu atau dua anggota tim lawan.

Pokoknya Barca di atas angin lah. Tapi, sialnya, segala kenikmatan itu ternyata belum mampu menggeser Madrid dari puncak klasemen.

Terkait PHP ini, harus diakui Madrid memang sedikit kurang ajar. Contohnya ketika mereka melakoni pertandingan El Classico pertama musim ini di kandang Barca, anak asuh Zidane terlihat seperti diajari main bola oleh Barcelona asuhan Enrique. Melihat tekanan Barcelona dan skor di papan yang menunjukkan keunggulan 1 – 0 untuk Barcelona, seolah-olah Madrid tak ada harapan. Tapi,  eh ketika wasit sudah bersiap meniup peluit panjang,  Ramos tiba-tiba mencetak gol menyamakan kedudukan.

Tapi yang paling kurang ajar itu adalah waktu Madrid jadi tuan rumah, kemenangan akan membuat pasukan Zidane memimpin dengan nyaman. Tapi, ketika pertandingan seolah akan berakhir seri, tiba-tiba Lionel Messi mencetak gol kemenangan. Madrid yang selama ini menguasai puncak klasemen pun harus merelakan tampuk kekuasaan kepada Barcelona yang sudah memainkan satu pertandingan lebih banyak.

Parahnya, lawan-lawan Madrid di pertandingan selanjutnya sama sekali tidak mudah. Sevilla yang merupakan juara liga Europa sekaligus peringkat empat di liga, Celta Vigo, semifinalis Liga Europa yang menyingkirkan Madrid dari kompetisi Copa del Rey dan terakhir Malaga, tim yang musim ini dua kali mempecundangi Barcelona. Barca pun di atas angin.

Tapi sialnya, setelah memberi angin,  seolah membalas sakit hati Madrid yang di-PHP Barcelona tahun lalu, Zidane tak lagi memberi ampun, tiga pertandingan sisa dia kasi habis dengan kemenangan yang diwarnai skor-skor meyakinkan.

Alhasil, meskipun di pertandingan terakhir, Barca yang sudah dalam posisi tertinggal dari Eibar (seperti biasa) mendapat hadiah penalti yang tak jelas juntrungannya, ketika Jordi Alba tanpa ada angin dan hujan terjatuh sendiri di kotak penalti tanpa sedikitpun tersentuh pemain Eibar (Messi gagal mengkonversi penalti ini menjadi gol) dan memenangkan pertandingan dengan skor 4 -2 (setelah sebelumnya tertinggal 0 -2 ). Pesta tetap menjadi milik Madrid.

Apa boleh buat, Barca pun terpaksa gigit jari. Saya membayangkannya seperti ayam-ayam milik Kadal yang tergantung-gantung dengan leher terpotong tinggal tunggu dipanggang atau disemur.

Tak ayal kejadian ini membuat saya curiga, jangan-jangan Zidane yang sebelum alih profesi menjadi pelatih, selama ini kita kenal sebagai pesepakbola handal sebenarnya dulunya adalah keluarga peternak ayam, seperti teman saya si Ai Kadal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun