Belakangan ketika saya mulai menulis, tulisan saya dimuat di media luar negeri. Saya mendapat kesempatan untuk menjadi pemateri sebuah seminar. Biaya saya semua ditanggung dan ujung-ujungnya saya manfaatkan untuk jalan-jalan lagi.Kemudian suatu waktu di akhir tahun 1999, saya berkesempatan menjelajahi pulau Jawa.Â
Nama-nama kota yang selama ini cuma saya baca di  majalah, pelajaran sekolah atau ditampilkan di televisi, saya datangi. Status saya sebagai anggota Pecinta Alam memudahkan perjalanan ini. Karena kemanapun saya pergi, saya tinggal mencari kampus terdekat dan bertemu dengan anggota pecinta alamnya, saya akan diberikan tempat menginap bahkan tidak jarang dijamu makan. Bergaul dengan mereka, mengenal masyarakatnya. Saya jadi merasakan sendiri, betapa kayanya Indonesia.
Ketika sudah menikah, saya memilih menetap di Bali. Dan apakah dengan begitu, keinginan jalan-jalan ini berhenti. Tidak juga, kalau ada kesempatan dan dana. Saya tetap akan jalan-jalan lagi.Begitulah, ketika  saat ini kesempatan itu datang. Sayapun berangkat menjelajah kembali. Untuk kali ini saya memilih melakukan perjalanan di bagian barat Indonesia.Â
Ini saya lakukan karena saya, meskipun sering bolak-balik dari Bali, Jawa dan Sumatera. Saya selalu melakukan perjalanan udara, sehingga bagaimana keadaan Lampung sampai ke Medan, saya tidak tahu apa-apa. Dan ini saya pikir ironis sekali, saya yang lahir di Sumatera malah lebih hafal Bali dan pulau Jawa. Saya akan melakukan perjalanan darat, tanpa Itinerary. Saya akan berhenti di mana saya suka dan akan melanjutkan perjalanan ketika saya merasa sudah cukup.
Dan kemarin, dari Bali, Â tepat dari tengah-tengah negara ini yang juga merupakan salah satu tempat terindah di Indonesia, Â saya memulai perjalanan ini. Saya akan memulai dari pulau yang selama ini belum pernah saya kunjungi. MADURA!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H