[caption caption="Belakang Lab IPA salah satu jalur bolos SMA 2"][/caption]Bolos, Karena Bosan , Nonton Mike Tyson sampai Film Dono
Sekolah kami SMA Negeri 2 Banda Aceh meski sempat jadi sekolah favorit, tapi di akhir tahun 80-an dan awal 90-an itu tidak lagi dipersepsi sebagai sekolah favorit dan pengertian akademis. Sebaliknya, sekolah kami lebih dikenal karena hal-hal yang di luar mainstream. Misalnya sekolahnya para pembalap jalanan, pemain band dan tawuran. Dengan reputasi seperti ini hobi bolos sekolah tentu bukan sesuatu yang mengejutkan bagi siswa-siswi SMA Negeri 2 Banda Aceh.
Bolos dalam pengertian kami pada masa itu bukanlah tidak masuk sekolah sejak awal. Yang kami pahami sebagai bolos adalah masuk sekolah, lalu keluar sebelum jam pelajaran usai.
Ada bermacam alasan untuk bagi kami untuk bolos. Pertama tentu alasan standar, karena bosan dengan pelajaran, lalu ada yang karena pengen merokok. Alasan yang lebih serius karena akan ada siaran langsung Mike Tyson, petinju kelas berat yang pada masa itu sedang ganas-ganasnya. Meski pertandingannya hanya beberapa detik rasanya rugi sekali kalau kami sampai tidak menjadi saksi sejarah Tyson membantai lawan-lawannya.
Dan alasan paling Epik adalah NONTON FILM DONO (meski aslinya itu film Warkop DKI, tapi kami lebih suka menyebutnya film Dono). Untuk bagian ini, nanti akan saya ceritakan secara tersendiri. Karena ini adalah bolos bersejarah yang diingat oleh semua siswa SMA 2 angkatan 92.
SMA 2, entah karena siswanya memang lebih ‘istiwewa’ dibanding SMA-SMA lain. Pagar sekelilingnya juga dibuat lebih ‘istimewa’ dibanding pagar sekolah SMA lain. Di SMA 2 tidak ada namanya pagar ‘mentel’ dari besi polos imut-imut yang cuma setinggi dada seperti di SMA 3 atau SMA 1.
SMA negeri 2 Banda Aceh yang halamannya begitu luas dipagar keliling dengan tembok setinggi 3 meter lebih. Dan masih belum cukup dengan itu, di atas temboknya itu masih dipasangi kawat berduri yang digulung-gulung. Orang yang nggak paham, lewat di samping SMA kami mungkin akan susah menerka, apakah ini sekolah atau gedung penjara.
Tapi sodara-sodara, dengan rintangan yang se-epic itu pun, namanya anak SMA 2 tetap saja punya cara untuk lolos.
Setidaknya ada enam titik bolos di SMA 2. Pertama lewat belakang perpustakaan, bisa masuk ke pagar belakang lapangan tenis, lalu keluar dari belakang rumah Pak Yan, Guru Olah Raga. Ini ttik bolos favorit Azwin, anak Sos 2.
Titik kedua, di belakang WC dekat Lab IPA, di sini ada pohon trembesi yang menjulur. Keluar dari sini akan langsung masuk ke pekarangan Gereja HKBP. Ada dua siswa kembar anak angkatan kami yang tinggal di Gereja itu. Bapak mereka yang jadi pendeta di sana sudah familiar dengan wajah-wajah para “bolosers” yang menggunakan gerejanya sebagai jalur bolos biasanya cuma bisa mengurut dada. Mungkin pak Pendeta berpikir “Yang penting bukan si kembar”.
Di jalur ini tercipta sejarah yang mungkin sulit terulang dalam hitungan abad. Si Ipan, ketua kelas kami waktu kelas 2 yang tingginya di bawah ukuran semua anak SMA dua dengan luar biasa mampu melompati pagar setinggi tiga meter lebih itu.