Hei Rio, apa sih yang kamu lihat dari Indonesia ini?...Kenapa tidak kau lepaskan saja Paspor Hijau berlambang Garuda mu?. Kenapa tidak kau pilih saja negara yang bisa mendukung karir balapmu.
Rio harusnya kamu baca tulisan Made Supriatma, supaya kamu tahu kalau bangsa ini (bangsa Indonesia) bukanlah bangsa yang kurang kebanggaannya.
Indonesia bukan Malaysia yang masih membutuhkan kebanggaan, yang mau menghabiskan ratusan juta dollar tiap tahunnya untuk mempromosikan negaranya. Yang demi promosi negara sampai mem-booking acara di Discovery Channel segala.
Nah sekarang Rio Haryanto, coba kamu bayangkan kalau kamu mau jadi Warga Malaysia. Aku pernah baca di sebuah media kalau masyarakat negeri Jiran itu sangat mengagumi kamu ketika melihat potongan kertas berisi ayat kursi di kokpitmu Jadi kalau kamu mau jadi warga negara Malaysia, tanggapan masyarakatnya tentu akan mengharu biru. Tak akan ada warga seperti Made Supriatma yang menyinyiri kamu.
Atau kalau kau mau lebih mantap lagi, saranku, kamu jadi Warga Negara Singapura saja. Aku bisa jamin prosesnya akan mudah sekali. Orang pemain bola Cuma sekelas Agu Casmir saja mau mereka naturalisasi kok. Apalagi kamu, anak muda yang mampu menyetir mobil Formula 1.
Kamu yang sejak umur 6 tahun sudah berkecimpung di dunia balap mustahil lah tidak tahu kalau dari 7 milyar manusia di planet bumi ini cuma ada belasan atau maksimal beberapa puluh orang saja yang memiliki kualifikasi yang cukup memadai untuk berpartisipasi di balapan ini. Dan dari yang cuma belasan itu salah satunya kamu.
Cina yang punya lebih satu milyar manusia aja nggak punya satu orangpun yang memiliki kualifikasi yang cukup untuk membalap di sini. Nggak peduli sebanyak apa mereka punya duit.
Jadi mustahil Singapura tidak mau menerima kamu. Kalau kamu mau menjadi warga negara Singapura, aku jamin itu negara itu nggak akan banyak cincong ngebiayain kebutuhanmu.
Bayangkan bagaimana bangganya warga Singapura yang dipercaya menjadi tuan rumah satu seri balapan F1, memiliki pembalap mereka sendiri. Aku jamin, tak akan ada warga negara itu yang seperti Made Supriatma membayangkan bahwa ada dana sebesar US $12.4 juta atau Rp 221 milyar diberikan kepada seorang sopir F1.
Aku jamin tak akan ada warga Singapura yang segila Made Supriatma yang menuntut kamu jadi juara. Di Singapura, kamu bisa selalu finish apalagi mendapat satu point saja, mereka sudah akan girang bersuka cita.
Jadi Rio, karena kamu adalah seorang profesional berlaku dan bersikaplah sebagai seorang profesional yang meletakkan kepentingan profesi bahkan lebih tinggi dari negara.