"Ada peraturan yang dibuat untuk semua orang dan ada peraturan yang khusus dibuat untuk Mourinho", begitu kata pelatih fenomenal ini ketika ditanya pendapatnya mengenai hukuman yang dia dapat dari UEFA menyusul taktiknya untuk membuat pemainnya menerima kartu kuning. UEFA menjatuhkan hukuman atas dasar suka dan tidak suka, bukan atas dasar pertimbangan objektif. Sikap tidak objektif ini ternyata menular kepada insan sepakbola lain, mulai dari FIFA sampai wartawan. Penilaian terhadap kemampuan pemain pun tidak lagi berdasarkan pengamatan objektif, tapi sudah pada urusan suka dan tidak suka. Sneijder membawa Inter Milan juara Liga Champions. Membawa Belanda sampai ke final piala dunia,mencetak 5 gol. Tapi ajaibnya, yang menjadi 3 kandidatutama peraih Ballon D'or adalah Xavi, Messi, Iniesta, trio pemain milik Barcelona yang timnya kalah di Semifinal Liga Champions, oleh Inter Milan, tim yang diperkuat oleh Sneijder. Di Piala Dunia, Messi tampil melempem, Xavi dan Iniesta tampil lumayan, tapi kontribusinya terhadap tim, tidak ada apa-apanya dibandingkan kontribusi yang diberikan Sneijder yang berhasil membawa tim Belanda yang dia bela sampai ke final. Di Piala Dunia, Sneijder yang berposisi gelandang, mencetak 5 Gol, itu adalah jumlah Gol terbanyak yang bisa dicetak oleh seorang pemain di Piala Dunia lalu. Di Piala Dunia yang diselenggarakan di Afrika Selatan ini, Seluruh Gol yang dicetak ketiga pemain Barca Xavi + Messi + Iniesta yang menjadi tiga kandidat teratas peraih Ballon d'or ini digabung semua pun tidak cukup untuk menyamai perolehan Gol yang dicetak Sneijder. Belum lagi kita bicara, Diego Milito yang memberikan gelar juara bagi Inter Milan di tiga kompetisi yang penampilannya begitu menonjol di musim lalu, malah sama sekali tidak masuk dalam 20 besar, sementara di daftar itu ada nama-nama semacam Drogba, Gerrard dan lain-lain yang sama sekali tidak jelas kontribusinya bagi tim yang mereka bela. Jadi siapapun yang meraih Ballon D'or tahun ini sebaiknya tidak perlu bangga, karena kemenangan yang mereka raih bukan berdasarkan penilaian objektif, melainkan penilaian yang muncul atas dasar suka dan tidak suka, sehingga Ballon D'or tahun ini dapat dikategorikan sebagai SAMPAH yang sama sekali nggak ada harganya. Quo Vadis Sepakbola....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H