"Ma'af atas keterlambatan sy menghadiri forum ini...
Sy memang lupa mencantumkan referensi dari dua kutipan dalam tulisan tersebut, sy sudah mencoba memperbaikinya. .. dan alhamdulillah plagiasi bukan sifat sy...dlm tulisan PLURALISME BEUNGEH DAN DIABOLISME PEMIKIRAN tersebut sebenarnya tanpa dua referensi tersebut insya Allah maksud sy yg ingin menanggapi tulisan T.Harist Muzani sudah tersampaikan. .. jika dlm sebuah tulisan hanya 5 persen saja terdapat unsur plagiasi maka mestinya yang 95 persen lainnya yang perlu kita diskusikan, jadi tdk lari dari substansi permasalahan yg sedang kita bahas dan telah difasilitasi oleh AI ruang dialognya... ini bukan berarti sy tdk mau berttanggung jwb atas kekhilafan sy tersebut, krn tulisan tsb sy kirim ke AI secara pribadi sy siap dapat dapat konsekuensi. .
jadi, sekarang sy lebih tertarik kita semua kembali ke substansi permasalahan isi tulisan tersebut...yaitu dialog ttg pluralise, mulai hari ini insya Allah sy akan selalu hadir di forum kaum intelektual ini..
Mari kita berdiskusi terkait pluralisme agama yg sudah dibuka AI...
@Win Wan Nur, jika anda berdialog dengan santun, beradab dan memakai ilmu(bukan hanya main logika semata, meski itu hak anda) insya Allah sy akan menanggapi anda....
wassalam
Teuku Zulkhairi
Dan inilah ajaibnya isi pembelaan ini, nama saya lagi-lagi dibawa-bawa ke urusan yang sama sekali bukan urusan saya ini. Dalam urusan plagiasi ini, saya sama sekali bukan termasuk salah satu dari kelompok yang mengajukan gugatan kepada AI. Yang mempermasalahkan urusan plagiasi yang dilakukan oleh Teuku Zulkhairi ini adalah Azhari, Reza Indria dan kawan-kawan, saya malah berada di barisan yang mendukung AI untuk terus menampilkan tulisan-tulisan Teuku Zulkhairi.
Alasan saya berada dalam barisan ini karena menurut saya tulisan-tulisan Teuku Zulkhairi cukup menghibur. Saya katakan menghibur karena saya menilai tulisan-tulisan Teuku Zulkhairi ini orisinal (kacuali yang plagiat) dan khas, ngeyel dan keras kepala. Dalam tulisan-tulisannya, para pembacanya dapat menyaksikan dengan jelas, Teuku Zulkhairi ini adalah jenis orang yang tetap ngeles meskipun fakta tentang ketololannya sudah dihadirkan di depan mata sehingga mengundang pembacanya tertantang untuk beramai-ramai menggebuki penulisnya .
Saya justru orang yang paling kecewa jika AI mem-ban, Teuku Zulkhairi, karena Teuku Zulkhairi ini menurut saya adalah representasi yang paling tepat dari kaum Fundmentalis nan puritan . Melalui tulisan-tulisannya, Teuku Zulkhairi menampilkan dengan sempurna, bagaimana perilaku kaum Fundamentalis nan puritan dengan apa adanya, yang mampu melakukan segala cara untuk memaksakan diikutinya kehendak mereka. Plagiasi seperti ini adalah salah satu contoh kecil sikap kaum fundamentalis yang mau menghalalkan segala cara ini.
Saya berpandangan, dengan mem-Ban Teuku Zulkhairi, berarti akses kita terhadap pikiran orisinal kaum Fundmentalis nan puritan jadi berkurang, sehingga pengetahuan kita tentang perilaku asli kelompok ini pun jadi kurang lengkap.