Mohon tunggu...
Win Wan Nur
Win Wan Nur Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya adalah orang Gayo yang lahir di Takengen 24 Juni 1974. Berlangganan Kompas dan menyukai rubrik OPINI.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Beginilah Cara Seorang Fundies Menikam dari Belakang (Sebuah Tanggapan untuk Teuku Zulkhairi)

9 April 2010   18:32 Diperbarui: 13 Juli 2015   15:35 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Qanun ini saya kritisi karena saya sama sekali tidak paham , kenapa di negeri yang baru dicabik-cabik konflik, dimana korupsi tumbuh subur, rakyat tidak terurus justru empat pasal yang mengurusi tetek bengek itu yang justru diprioritaskan. Kemudian kalau kemudian hukum ini diterapkan, saya dan banyak orang yang mengkritisi Qanun yang mengatur urusan moral ini mengkhawatirkan bukannya memmbuat keadaan lebih baik, tapi justru akan banyak terjadi penyelewengan oleh aparat polisi moral yang ditugaskan mengawalnya. Tapi semua kritikan ini seperti masuk kuping kiri dan keluar kuping kanan, sama sekali tidak dihiraukan oleh para ulama penggagas Qanun ini.

Kemudian beberapa hal yang telah saya dan orang-orang yang mengkritisi Qanun ini khawatirkan terjadi, para Ulama yang dulu dengankeras kepala tidak mau mendengarkan kekhawatiran itu dengan santai buang badan menyalahkan oknum.

Jadi sama sekali bukan seperti yang dituduhkan oleh Teuku Zulkhairi dalam tulisannya yang seolah sengaja disembunyikan dari pantauan saya ini bahwa "WWN memandang bahwa semua aturan dalam Islam adalah berdasarkan interpretasi(tafsiran) ulama secara sepihak, sehingga muaranya adalah perihal AKIDAH-pun menurut WWN hanya persoalan interpretasi."

Semua hal yang saya kritisi ini dapat anda baca di sini : http://www.facebook.com/note.php?note_id=290444563965&id=1524941840&ref=share dan dari tulisan inilah sebenarnya semua sikap sentimen Teuku Zulkhairi kepada saya berasal. Tulisan ini memecahkan rekor tulisan saya yang paling banyak dikomentari (total ada 148 komentar)

Tulisan saya tersebut telah membuat Teuku Zulkhairi dan kelompoknya emosi, mati kutu dan kehilangan akal, karena biasanya dia berhasil mengintimidasi orang yang berseberangan pandangan dengan kelompok mereka dan memilih diam tidak mau mencari masalah, tapi di sini justru intimidasi mereka saya layani.

Alasan utama saya ketika melayani intimidasi mereka adalah untuk menunjukkan kepada orang-orang di Aceh yang selama ini selalu mundur ketika mereka intimidasi, bahwa untuk menghadapi kelompok yang suka memaksakan kehendak seperti ini, kita tidak boleh takut ketika mereka intimidasi. Karena memang itulah tujuan mereka, sebab ide-ide garis keras yang mereka sebarkan hanya bisa tumbuh subur dalam masyarakat yang diliputi ketakutan.

Harapan saya setelah intimidasi mereka ini saya layani, akan semakin banyak orang Aceh yang berani menghadapi intimidasi mereka.

Karena itulah, ketika mereka emosi, mereka semakin saya kompori supaya komentar yang mereka keluarkan pun semakin ngawur dan mereka jadi kehilangan simpati.

Harapan saya itu benar-benar terjadi, karena emosi kelompok ini ternyata demikian mudah dipermainkan. Ketika itu saya lakukan, berbagai komentar ngawur dari mereka pun berhamburan.

Salah satu komentar ngawur itu misalnya ketika Teuku Zulkhairi mengatakan " si Win gila ini pengen Aceh kayak Bali tempat dia bekerja sekarang jadi BUDAK di negri umat penyembah BERHALA(umat Hindu Bali) , kalo bicara syari'at dia pasti bermaksud utk menghujat dan mencari titik lemah utk menolaknya secara total, baca semua tulisan dia, pemikiran dia 100 persen copy paste dari pemikiran Cak Nur, jd dia seorang yg taqlid juga, bukan pemikir, hanya pengekor...

Dia ngomong ttg IPTEK dan menyalahkan para ulama atas ketinggalan umat Islam dlm bidang IPTEK, pdhl dia sendiri jg tdk memberikan sumbangsih apa2 utk kemajuan umat Islam, yg dia lakukan hanya MENGACAUKAN AKIDAH GENERASI ISLAM saja meski baru lewat Facebok."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun