Mohon tunggu...
Humaniora

Maesan dengan Budaya Baru

24 Maret 2018   10:03 Diperbarui: 25 Maret 2018   09:47 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maesan Dengan Budaya Baru

Maesan adalah desa yang terletak di kabupaten bondowowso dimana kebudayaan sangat melekat di kehidupan masyarakat yasinan dan selametan desa. Pengambilan yasinan dan selametan desa sebagai kebudayaan yang saya ambil tak lain karena dua kebudayaan ini berbeda dalam pelaksanaan dan keunikannya namun dalam satu rumpun.

Dalam sholawatan sendiri yang sudah menjadi rutinitas mingguan bagi masyarakat terutama di dominasi oleh bapak-bapak dan ibu-ibu dahulu sempat tidak berlaku (tidak terlaksana). Namun seiring berjalannya waktu acara sholawatan kembali di adakan yang mana tempatnya di rumah para anggotanya secara bergilir. Sholawatan untuk bapak-bapak dan untuk anak-anak yang mengaji di surau dilaksanakan pada malam selasa sedangkan untuk ibu-ibu dilaksanakan pada malam senin ada juga acara istigosah untuk ibu-ibu pada malam jum'at. Di dalamnya selain membaca al-qur'an ada juga iuran sebesar 2000 bagi para anggotanya untuk memberii sumbangan kepada yang punya acara itu di adakan. Namun tak semua hasilnya di berikan tapi hanya separuh dalam iuran tersebut dan separuhnya di sumbangkan untuk kifayah untuk di belikan alat-alat orang meninggal seperti piring, kain kafan, papan, dll. Tujuannya agar saat ada orang meninggal dapat di ringankan bebannya.

 Sedangkan acara selametan desa (Kadisah) dilaksanakan setahun sekali tujuannya untuk menunjukkan rasa syukur atas hasil panen dan memperingati hari ulang tahun desa. Tentunya dengan pengajian namun ada acara yang unik dalam rangkaian acaranya. Yakni dirayakan dengan berbagai macam lomba seperti halnya lomba panjat pinang makan krupuk, permainan bola, yang juga berbau islami seperti lomba sholat, adzan, dan tartil yang di ikuti dari semua kalangan. Namun tak sampai di situ saja, pada malam harinya ada pawai obor dengan mengelilingi desa maesan dan setelah itu di lanjutkan dengan acara inti yaitu pengajian dan di akhiri dengan pembagian hadiah bagi para pemenang lomba

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun