Mohon tunggu...
Bee (orang Biasa)
Bee (orang Biasa) Mohon Tunggu... -

Ingin Bisa Menulis

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

"Penyakit"?...

30 Oktober 2012   17:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:12 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nampaknya penyakit yang oleh kebanyakan orang disebut sebagai insomnia, bagiku bakanlah hal sangat luar biasa. “Kenikmatan” ini sudah lama aku sandang, ya mungkin tidak sangat lama. Yaitu sekitar satu tahun lebih yang lalu. Meskipun sudah sangat ngantuk dan mata tinggal satu watt bahkan hampir tak dapat untuk melihat, tetep saja tidak bisa tidur.

Jika suatu saat bisa tidur, itu adalah satu waktu yang sangat luar biasa bagiku. Namun dalam “perjalanan tidurku”, pasati aku akan sadar. Sebenarnya aku juga heran dengan itu semua. Setiap aku berusaha memejamkan mata, dapat dipastikan, otak ini tak mau berhenti berpikir. Meskipun dalam keadaan tidur sekali[un.

Yang lebih mengherankan lagi adalah yang ada didalam otakku yaitu hal yang sama. Sejak beberapa waktu yang tak bisa dianggap sebentar. Yaitu tentang dirinya.

Dirinya yang ada disana

yang telah menganggapku tak ada sejak awal

yang telah membohongiku selama ini

yang telah me-ninabobokan-ku selama ini

yang telah membawa dan memberiku madu ditangan kanannya yang tenyata madu itu telah diubahnya menjadi racun dengan racikan yang sangat mirip dengan aslinya-yaitu madu.

yang telah berjanji kepadaku “aku tak mau hidup kecuali dengan kamu Mas…”

bahkan atas nama agamanya yang paling benar, ia berucap..

kemudian untuk meyakinkanku, dia bawakan bolo kurowo

untuk mencekoki pikiranku dengan alibi yang sama

bahwa dia miliku…

Kata temanku, aku harus marah. Tapi itu tak bisa aku lakukan. Meskipun hanya secuil..

Apapun yang ia lakukan kepadaku, aku tak kuasa melakukan hal yang sama kepadanya…

Dasar bodoh, sekali lagi temanku berucap kepadaku. Tapi maaf kawan, ini lah aku. Aku tak kuasa melakukan itu semua.

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun