Laksana sang bulan yang sangat indah
Indahnya merangsang setiap orang untuk melihatnya
Berharap padanya pada setiap pandangan
Segudang janji berhamburan dari mulutnya yang manis
Semua yang keluar dari rongganya yang agak bau, tapi nampaknya tak jadi masalah bagi lawan bicaranya, dan anehnya semua itu tanpa rasa beban sedikitpun
Terucap begitu saja, dengan sangat lancar dan manis..
Keluar begitu saja seperti layaknya sebuah air terjun yang tanpa henti menghantam bumi dan batu yang ada dibawahnya. Tanpa ampun ia terus-menerus melontar kata-kata manisnya…
Dan ahirnya, setelah dirasa cukup tentunya, dia pergi dengan enaknya.
berlenggang tanpa beban. Ia pun tersenyum, skali lagi dengan senyum yang sangat manis, sembari beranjak pergi meninggalkan sasaran. Dengan alibi-nya, surprise…
Ternyata bulan yang aku lihat selama ini...
Yang sangat aku banggakan...
Yang sangat aku rindukan ....
yang aku sombongkan kepada bintang, matahari, dan kepada seluruh galaksi....
Yang aku sombongkan untuk tak akan pernah aku mengganti posisinya...
sekali lagi (ternyata) itu bukanlah sebuah bulan...
melainkan itu adalah sebuah luka yang amat dalam dan tak ada obatnya....
terimakasih bulan, kau telah mengusik hari dan mimpiku selama bertahun-tahun (bahkan)...
--sampai detik ini--