"Secara umum bentuk baru femininitas selebritas Indonesia termanifestasi sebagai hasil dari berbagai elemen yang saling berkelindan, di antaranya tubuh dan kecantikan; gagasan heteroseksualitas; penuaan; konsumsi, komodifikasi, dan iklan. Pengaruh yang sangat penting dari majalah global adalah cara majalah memapankan bentuk tubuh tertentu yang dikonstruksi sebagai tubuh yang disukai (desireable) dan diinginkan (desired)" (Priyatna, 2019: 15).
"Auto/biografi perempuan Indonesia, terutama selebritas perempuan menunjukkan kompleksitas femininitas yang ditunjukkan dan dinegosiasikan oleh mereka, baik dalam ruang publik maupun ruang privat/domestik. Mereka juga bermanuver antara yang lokal dan yang global, tradisional dan modern, normatif dan progresif, muda dan tua, demi meraih kesuksesan dan kesempurnaan profesional. Singkatnya, dalam auto/biografi perempuan, perbedaan cara menubuhi femininitas dapat dipertimbangkan sebagai femininitas baru yang menegosiasikan dan mengontestasi atribusi normatif" (Priyatna, 2019: 22-24)
Demikian sekilas intisari dari orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof. Aquarini Priyatna.
"Saya marah karena itu saya menuls," tulis Aquarini Priyatna dalam bukunya yang berjudul Kajian Budaya Feminis.
Perempuan kelahiran Bogor, 1 Juni 1968 ini menyelesaikan  S1 di Sastra Inggris, Universitas Padjadjaran, S2 di Institute for Women's Studies di Lancaster University, United Kingdom, dan Kajian Gender di Pascasarjana Universitas Indonesia. Kemudian  S3 di Centre for Women's Studies and Gender Research, School of Political and Social Inquiry, Faculty of Arts, Monash University.  Aquarini telah menghasilkan 8 buku kajian gender, meraih 8 penghargaan nasional maupun internasional, mempublikasikan sejumlah artikel ilmiah di surat kabar dan media online, jurnal nasional maupun jurnal internasional bereputasi. Aquarini juga sering  menjadi pembicara utama di sejumlah konferensi nasional dan internasional.
Yang terakhir dari tulisan ini, dan tentunya sangat penting buat saya, karena  Aquarini Priyatna adalah Co-Promotor saya saat menyelesaikan studi S3 di Pascasarjana, FSRD, Institut Teknologi Bandung.  Saya belajar banyak darinya. Selamat ya Prof. Teruslah menyuarakan pemikiran perempuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H