Mohon tunggu...
Winny Alaisa Annadzifah
Winny Alaisa Annadzifah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan || Mahasantri Pondok Pesantren Ittihadussyafi'iyyah Rowolaku Pekalongan

Hobi : Menulis, Membaca, Berkebun, Jalan-jalan sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Hidayah Cinta Aleena"

22 Agustus 2023   14:41 Diperbarui: 22 Agustus 2023   14:59 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HIDAYAH CINTA ALEENA 

11 Tahun silam aku memutuskan keluar dari pesantren untuk mengabdi sekaligus membantu kedua orang tuaku, hingga setiap pagi itu mengharuskan aku pergi ke pasar tiap hari untuk menjajakan sayuran hasil panen ayah dan ibu.

"Nak ini semua sayuran sudah ayah hitung perkilonya masing-masing, kamu tinggal ngasih hasil panennya, oh ya jangan lupa tanda bukti bayarnya ya...." Kata Ayahku

"Siap ayah, Aleena pergi dulu ayah.. Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam."

            Setelah sampai dipasar Aleena mengangkat satu per satu karung yang berisi sayuran, dan meletakkan disalah satu toko yang sudah menjadi pusat langganan ayah. Namun ketika Aleena hendak meletakkannya, ia tak sengaja menyenggol seorang laki-laki hingga terjatuh bersamaan.

"Aaahh sial, kamu bisa lihat ga sih!!!" bentak laki-laki tersebut yang tidak terima terjatuh

"maaf mas, saya tidak sengaja dan tidak melihat mas dibelakang saya..."

"...." (laki-laki tersebut hanya diam memandang Aleena)

"mas, sekali lagi saya minta maaf, saya benar-benar tidak sengaja" lanjut Aleena memohon

"iya gpp, saya juga meminta maaf" jawab seorang laki-laki

            Aleena seketika terdiam dan ketakutan dengan laki-laki tersebut khawatir ia akan menghukumnya hingga Aleena bergegas meninggalkan tempat sementara laki-laki tersebut yang dikenal sebagai preman pasar bernama Ervan Abraham hanya terdiam memandang Aleena layaknya pandangan pertama, ia tak berhenti memandangnya sampai sosok Aleena menghilang dari hadapannya.

"Pak, siapa perempuan tadi?"

"oh itu Aleena, anaknya pak manto yang sering menitip hasil panennya disini, dia baru keluar pesantren" Jawab penjual sayur pasar

"rupanya anak pesantren, cantik bercahaya, sholehah" gumam Ervan dalam hati sambil tersenyum pada pandangan pertamanya

             Malam telah bergilir, tak seperti biasanya Ervan melamun dikamar menatap langit-langit dan membayangkan sosok Aleena, ia tersadar ada yang berbeda dengan isi hatinya atau mungkin hanya perasaannya saja.

"ada apa denganku? Apa aku benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis itu? mustahil mana mungkin seleranya sepertiku yang berandalan berdosa ini."

            Sepert biasa Aleena dimalam hari membiasakan kegiatan pesantrennya dirumah dengan mengaji Al-Qur'an yang kemudian tak sengaja sosok laki-laki yang telah ia tabrak terlintas dalam pikirannya.

"kenapa aku jadi kepikiran dengan mas tadi siang yaa, atau aku yang merasa bersalah juga  karena membuatnya terjatuh, ku harap dia baik-baik aja" gumam Aleena melamun

            Beberapa hari kemudian, mereka lama tidak bertemu setelah kejadian dipasar, namun saat Aleena pergi ke sawah untuk membantu ayahnya mengambil hasil panen ia tak sengaja bertemu dengan sosok laki-laki yang pernah ia tabrak dipasar yaitu Ervan.

"Aleenaaaa..." sapa ervan

"iya? Maaf mas siapa ya?"

"oh ya aku Ervan, yang pernah kamu tabrak dipasar didepan penjual sayur itu"

"oh iya mas, saya ingat... sekali saya minta maaf ya mas, saya benar-benar tidak sengaja" jawab Aleena

"gpp Aleena, lupakan aja, hummm  tujuan aku kesini ingin bertemu kamu Aleena"

"bertemu saya? Kenapa mas, ada yang bisa dibantu?"

"tidak, aku ingin melamarmu Aleena, sejak kejadian dipasar itu aku baru sadar bahwa aku jatuh hati denganmu dipandangan pertama, berhari-hari aku memikirkanmu hingga aku tidak bisa membohongi isi hatiku sendiri dan aku tahu, orang sepertiku tak pantas mendapatkan hatimu apalagi memilikimu Aleena... Setelah bertemu denganmu aku semakin yakin untuk memperbaiki diri ke jalan Allah, kehadiranmu membuatku tersadar dengan sikapku yang sudah jahat pada semua orang sangat salah, aku sudah taubat tidak ingin melakukannya lagi, tapi jika kamu memberikan kesempatan untukku, aku ingin kenal lebih dekat dan bertemu dengan orang tuamu"

Aleena hanya diam terpaku, terkejut dengan ungkapan pria yang selama ini tidak kenal dengan tiba-tiba ingin melamarnya namun Aleena tidak bisa memberikan jawaban pada Ervan tersebut dihari itu. Setelah beberapa hari Aleena beristikharah dengan jawaban untuk Ervan dijalur langit, ia siap menerima lamarannya dan siap menerima segala rintangan untuk ibadah seumur hidupnya. Saat Aleena menghubungi Ervan, ia dikabarkan oleh ibunya bahwa Ervan meninggal sudah lama sebelum ia melamar Aleena. Aleena terkejut dengan jawaban ibunya dan bingung sosok siapa yang ia temui, hingga Aleena memutuskan mendatangi kediamannya untuk menemui ibunya lalu berbincang.

"Nak terima kasih sudah membawa perubahan pada anak ibu, kehadiranmu membuat ia jalan Allah, ia jatuh cinta denganmu dan memutuskan hijrah kemudian bersujud meminta ampunan taubatnya pada Allah tapi Allah berkehendak lain disujud terakhirnya ia meninggal, Allah telah membuka pintu taubatnya. Hidayah cinta Aleena membuahkan cintanya ke jalan Allah" ucap ibunya Ervan

Aleena hanya terdiam menangis tidak mempercayai apa yang dialaminya. Sejak saat itu Aleena hanya berdo'a dan merasa beruntung telah dicintai oleh sosok yang sangat dicintai oleh Tuhannya.

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun