Aleena seketika terdiam dan ketakutan dengan laki-laki tersebut khawatir ia akan menghukumnya hingga Aleena bergegas meninggalkan tempat sementara laki-laki tersebut yang dikenal sebagai preman pasar bernama Ervan Abraham hanya terdiam memandang Aleena layaknya pandangan pertama, ia tak berhenti memandangnya sampai sosok Aleena menghilang dari hadapannya.
"Pak, siapa perempuan tadi?"
"oh itu Aleena, anaknya pak manto yang sering menitip hasil panennya disini, dia baru keluar pesantren" Jawab penjual sayur pasar
"rupanya anak pesantren, cantik bercahaya, sholehah" gumam Ervan dalam hati sambil tersenyum pada pandangan pertamanya
       Malam telah bergilir, tak seperti biasanya Ervan melamun dikamar menatap langit-langit dan membayangkan sosok Aleena, ia tersadar ada yang berbeda dengan isi hatinya atau mungkin hanya perasaannya saja.
"ada apa denganku? Apa aku benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis itu? mustahil mana mungkin seleranya sepertiku yang berandalan berdosa ini."
      Sepert biasa Aleena dimalam hari membiasakan kegiatan pesantrennya dirumah dengan mengaji Al-Qur'an yang kemudian tak sengaja sosok laki-laki yang telah ia tabrak terlintas dalam pikirannya.
"kenapa aku jadi kepikiran dengan mas tadi siang yaa, atau aku yang merasa bersalah juga  karena membuatnya terjatuh, ku harap dia baik-baik aja" gumam Aleena melamun
      Beberapa hari kemudian, mereka lama tidak bertemu setelah kejadian dipasar, namun saat Aleena pergi ke sawah untuk membantu ayahnya mengambil hasil panen ia tak sengaja bertemu dengan sosok laki-laki yang pernah ia tabrak dipasar yaitu Ervan.
"Aleenaaaa..." sapa ervan
"iya? Maaf mas siapa ya?"