I. Peristiwa Sejarah Mengenai Perubahan Iklim yang Kemudian
Perubahan iklim adalah tantangan global yang mendesak, tercermin dalam SDGs Poin ke-13 yang menyerukan aksi nyata. Emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia telah memicu perubahan pola cuaca, kenaikan permukaan laut, dan cuaca ekstrem. Di Indonesia, tragedi Leuwigajah pada 21 Februari 2005 menjadi titik balik pengelolaan sampah, yang merenggut lebih dari 100 korban jiwa. Peristiwa ini melahirkan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah.
Melalui teknologi dan globalisasi, isu lingkungan semakin menjadi perhatian. Kampanye digital seperti World Cleanup Day Indonesia menggunakan media informasi untuk mengajak masyarakat berpartisipasi memberaihkn lingkungn, sementara konsep 3Ng (Ngelongi, Nganggo, Ngolah) mendorong pengurangan sampah. Teknologi modern seperti satelit dan big data mendukung prediksi dan mitigasi dampak perubahan iklim. Dengan kolaborasi global berbasis teknologi, langkah menuju masa depan berkelanjutan menjadi lebih efektif.
II. Satu teknologi yang Mendorong Terwujudnya Globalisasi dan Penjelasan Pengaruhnya Bagi Kehidupan Sehari-Hari Bagi Masyarakat Indonesia.
Kampanye ini menawarkan solusi berbasis teknologi informasi melalui media sosial dengan tema "TeraLume", yang berarti "cahaya untuk bumi." Tema ini melambangkan harapan baru dalam menghadapi dampak globalisasi terhadap lingkungan, seperti hadirnya kendaraan listrik sebagai alternatif ramah lingkungan. Kampanye ini mendukung SDGs Pilar 3 tentang perubahan iklim dengan mendorong pengurangan emisi gas rumah kaca melalui konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle), termasuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mendaur ulang sampah.
Kegiatan kampanye mencakup podcast, live Instagram, artikel edukatif, dan konten interaktif di Instagram Story untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Maskot kampanye, "Tera", digambarkan sebagai penguin, simbol dampak nyata perubahan iklim, seperti mencairnya gletser di Kutub Utara. Tera diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan melindungi ekosistem yang terancam.
III. Dampak Perkembangan IPTEK dan Relevansinya atas Pembangunan Berkelanjutan (SDG's) bagi Masa Depan Indonesia dalam Bidang Lingkungan
III.I Dampak Perkembangan IPTEK terhadap SDGs Lingkungan
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memiliki peran penting dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia, khususnya dalam aspek lingkungan. Menurut Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, IPTEK ramah lingkungan mendukung ekonomi hijau dengan menciptakan produk berkualitas melalui proses yang lebih efisien, sekaligus membantu pengurangan emisi gas rumah kaca. Teknologi dalam energi terbarukan, pengelolaan limbah, dan pertanian berkelanjutan juga mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak terbarukan.Â
Bappeda Provinsi DIY mencatat bahwa teknologi, seperti Sistem Informasi Geografis (SIG) dan pemodelan ekosistem, memainkan peran penting dalam pengelolaan sumber daya alam, termasuk ekosistem laut, sejalan dengan SDG 14. Teknologi ini memungkinkan pemerintah merancang kebijakan pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien.
Penelitian dan pengembangan (litbang) juga krusial dalam mendorong inovasi teknologi. Meskipun investasi riset di Indonesia masih rendah, peningkatan dukungan terhadap litbang ramah lingkungan dapat memperkuat daya saing nasional dan mempercepat transisi menuju masyarakat rendah karbon. Untuk mencapai target SDGs, diperlukan peningkatan program pemerintah yang mendukung inovasi berkelanjutan.
III.II Relevansi IPTEK terhadap SDGs lingkungan
Menurut Peneliti Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, dalam publikasi "Menuju Sustainable Development Goals (SDGs)", pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) harus selaras dengan kebijakan pembangunan nasional untuk mendukung pencapaian tujuan SDGs. Contohnya, Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca menegaskan komitmen pemerintah dalam mengurangi emisi sembari mendorong pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini menunjukkan sinergi antara IPTEK, pelestarian lingkungan, dan pembangunan ekonomi.Â
IPTEK juga berperan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberlanjutan lingkungan. Melalui pendidikan dan penyuluhan berbasis teknologi, masyarakat dapat memahami dampak aktivitas mereka terhadap lingkungan dan menerapkan praktik berkelanjutan. Penerapan teknologi tepat guna sangat diperlukan untuk mencapai SDG 13 (penanganan perubahan iklim) dan SDG 15 (perlindungan ekosistem daratan). Dengan inovasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan mitigasi perubahan iklim, Indonesia dapat lebih efektif memenuhi target SDGs.
IV. Kesimpulan
Perubahan iklim adalah tantangan global yang memerlukan solusi berkelanjutan melalui inovasi dan teknologi. Kampanye seperti TeraLume menunjukkan bagaimana globalisasi dan teknologi informasi dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan. Penggunaan teknologi modern, seperti big data, media sosial, dan energi terbarukan, mendukung mitigasi perubahan iklim, pengelolaan limbah, serta pengurangan emisi gas rumah kaca. Dengan pendekatan berbasis teknologi, langkah-langkah kolektif untuk mencapai keberlanjutan menjadi lebih efektif.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memainkan peran penting dalam mendukung pencapaian SDGs di Indonesia, khususnya dalam aspek lingkungan. Kebijakan seperti Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 menunjukkan sinergi antara IPTEK, pelestarian lingkungan, dan pembangunan ekonomi. Peningkatan investasi dalam penelitian serta pendidikan berbasis teknologi diperlukan untuk mempercepat transisi menuju masyarakat rendah karbon. Dengan kolaborasi inovatif berbasis IPTEK, Indonesia dapat mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan.
Daftar Pustaka
Bappeda Provinsi DIY. (n.d.). Meta Data Spasial Daerah. Retrieved from https://bappeda.jogjaprov.go.id/produk/detail/Meta-Data-Spasial-Daerah
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kendal. (n.d.). Sejarah Hari Peduli Sampah Nasional. Retrieved from https://dlh.kendalkab.go.id/berita/sejarah-hari-peduli-sampah-nasional
Diskominfo Kabupaten Penajam Paser Utara. (2022, June). Etika Pengelolaan Media Sosial Instansi Pemerintah. Retrieved from https://diskominfo.penajamkab.go.id/2022/06/etika-pengelolaan-media-sosial-instansi-pemerintah/
Fiskal Kementerian Keuangan. (2019). Warta Fiskal VI 2019. Retrieved from https://fiskal.kemenkeu.go.id/files/warta-fiskal/file/warta_vi_2019.pdf
Indorelawan. (n.d.). World Cleanup Day. Retrieved from https://www.indorelawan.org/p/worldcleanupday
Pemerintah Kabupaten Luwu Timur. (2024, February 21). Momentum Peringatan HPSN 2024: Pemkab Lutim Kampanye 3R Dirangkaikan Penyerahan Penghargaan Adiwiyata dan Proklim. Retrieved from https://warta.luwutimurkab.go.id/2024/02/21/momentum-peringatan-hpsn-2024-pemkab-lutim-kampanye-3r-dirangkaikan-penyerahan-penghargaan-adiwiyata-dan-proklim/
Universitas Terbuka. (2012). Peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pembangunan Berkelanjutan (FISIP201212). Retrieved from https://repository.ut.ac.id/2451/1/fisip201212.pdf
Terralumee. (n.d.). Instagram Profile. Retrieved from https://www.instagram.com/terralummee/profilecard/?igsh=MzI0bGl5YzNxNzN1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H