Mohon tunggu...
WIWIN MYS
WIWIN MYS Mohon Tunggu... Lainnya - Pegawai

Ingin Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Minat Kaum Muda Terhadap Pertanian di Indonesia

12 Juni 2023   12:54 Diperbarui: 12 Juni 2023   13:05 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Petani di Kecamatan Batujaya, Kecamatan Karawang (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pertanian telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia selama berabad-abad, namun dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan penurunan minat yang signifikan dari kaum muda di Indonesia terhadap sektor pertanian.

Generasi muda lebih memilih untuk mencari peluang di sektor lain seperti teknologi, bisnis, dan industri kreatif. Dalam tulisan ini, kita akan mencoba memahami alasan yang ada di balik penurunan minat ini, serta membahas dampak buruk yang dapat ditimbulkan terhadap pertanian dan masyarakat secara keseluruhan.

Data statistik menunjukkan penurunan yang signifikan dalam minat kaum muda terhadap pertanian di Indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2022, hanya sekitar 10% dari total populasi petani Indonesia yang berusia di bawah 35 tahun. Ini menunjukkan adanya kesenjangan generasi dalam sektor pertanian, dengan kaum muda yang enggan memilih pertanian sebagai pilihan karir.

Ada 2 faktor utama yang dapat menjelaskan penurunan minat kaum muda terhadap pertanian. Kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut:

Faktor pertama adalah adanya persepsi negatif terkait dengan pekerjaan di sektor pertanian. Banyak generasi muda yang menganggap bahwa pertanian adalah pekerjaan yang berat, rendah prestise, dan memiliki penghasilan yang rendah. Pandangan ini telah membuat mereka kurang tertarik untuk terlibat dalam pertanian. Bahkan jika mereka memiliki latar belakang keluarga petanipun, keluarga mereka akan menyuruh mereka untuk bekerja di luar sektor pertanian.

Faktor kedua adalah kurangnya akses terhadap modal dan teknologi pertanian juga menjadi kendala bagi kaum muda yang ingin terjun ke dalam sektor pertanian. 

Banyak petani muda yang tidak memiliki akses ke sumber daya seperti lahan yang subur, modal usaha, peralatan modern, dan pengetahuan teknis yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian. Hal ini telah membuat minat mereka semakin berkurang, karena mereka menghadapi hambatan yang sulit untuk diatasi.

Dampak buruk dari menurunnya minat kaum muda terhadap pertanian sangatlah serius. Menurunnya minat kaum muda terhadap pertanian di Indonesia dapat menyebabkan penurunan produksi pangan secara keseluruhan. Pertanian adalah sektor yang vital dalam menyediakan pangan untuk penduduk Indonesia yang terus bertambah. Dengan kurangnya minat dan partisipasi kaum muda, kita menghadapi resiko penurunan produksi pangan, yang pada akhirnya dapat mengarah pada masalah kekurangan pangan dan kenaikan harga pangan.

Selain itu, penurunan minat kaum muda terhadap pertanian di Indonesia juga dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. 

Pertanian memberikan sumber penghidupan bagi jutaan petani di Indonesia, termasuk mereka yang tinggal di pedesaan dan daerah terpencil. Jika minat kaum muda terus menurun, maka petani yang ada saat ini akan menua dan tidak ada generasi penerus yang siap  untuk mengambil alih, sehingga bukan tidak mungkin bahwa kita akan kehabisan petani di masa mendatang.

Menurunnya minat kaum muda terhadap pertanian juga berdampak pada lingkungan dan keberlanjutan. Pertanian modern yang berkelanjutan membutuhkan inovasi teknologi dan praktik yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif terhadap tanah, air, dan sumber daya alam lainnya. 

Dengan kurangnya minat dan partisipasi kaum muda dalam pertanian, kemungkinan adopsi praktik-praktik berkelanjutan akan berkurang, yang dapat membahayakan keberlanjutan pertanian jangka panjang.

Penyuluhan di Kecamatan Batujaya Dihadiri Petani Yang Berusia Di Atas 45 Tahun (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Penyuluhan di Kecamatan Batujaya Dihadiri Petani Yang Berusia Di Atas 45 Tahun (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, sektor swasta, dan masyarakat.

Pertama, penting untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran kaum muda akan pentingnya pertanian dan peran mereka dalam menjaga keberlanjutan pangan. Pendidikan dan kampanye informasi harus ditingkatkan untuk mempromosikan pertanian sebagai pilihan karir yang menjanjikan dan membanggakan.

Kedua, perlu ada langkah-langkah konkrIt untuk meningkatkan akses kaum muda terhadap modal, teknologi, dan pelatihan yang diperlukan untuk terjun ke dalam pertanian. Pemerintah dapat memperluas program subsidi dan kredit usaha mikro untuk petani muda, serta menyediakan pelatihan dan pendampingan kewirausahaan yang relevan.

Ketiga, penting untuk memperkuat kolaborasi antara lembaga pendidikan dan sektor pertanian. Program pendidikan pertanian yang diperbarui, dengan fokus pada pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan sektor, harus dikembangkan. Kerjasama dengan industri pertanian dan petani lokal juga dapat memberikan kesempatan praktik lapangan yang berharga bagi kaum muda.

Dari penjabaran di atas dapat kita simpulkan bahwa menurunnya minat kaum muda terhadap pertanian di Indonesia adalah masalah yang serius dengan dampak yang buruk. Kurangnya minat ini dapat menyebabkan penurunan produksi pangan, pertumbuhan ekonomi yang terhambat, kerusakan lingkungan, dan peningkatan kemiskinan.

Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada langkah-langkah konkret untuk meningkatkan minat kaum muda terhadap pertanian melalui pendidikan, akses terhadap sumber daya, dan kolaborasi antarstakeholder. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat memastikan keberlanjutan pertanian dan ketersediaan pangan yang mencukupi bagi generasi mendatang.

Sumber:

Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2022). Survei Partisipasi Petani Muda. [Online]. Tersedia di: https://www.pertanian.go.id/home/?show=newsdetail&news_id=7623 [Diakses pada 08 Juni 2023].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun