Mohon tunggu...
winoto winoto
winoto winoto Mohon Tunggu... -

belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rhoma Irama Tertipu Gelar Profesornya?

27 Februari 2014   04:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:25 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita hangat tentang baliho Rhoma Irama lagi hangat di media online membuat saya ingin menulis ini. Jadi ini tulisan pertama saya.

Rhoma Irama mengaku mendapatkan gelar profesor dari American University Hawai di tahun 2005 oleh 3 orang profesor yang datang ke Taman Mini.

Ini yang jadi tanda tanya. Sepengetahuan saya, profesor itu bukanlah gelar akademik. Jadi gelar profesor bukan didapatkan karena seseorang kuliah. Orang kuliah S1 dapat gelar sarjana. Kuliah S2 dapat gelar master atau magister. Kuliah S3 dapat gelar doktor. Tapi profesor bukan didapatkan karena kuliah.

Profesor itu adalah gelar tertinggi atau puncak karier seorang dosen. Jadi profesor adalah gelar profesi. Profesi tertinggi seorang dosen. Untuk dapat gelar tersebut orang harus berprofesi seorang dosen. Di Indonesia gelar ini bukan diberikan, tapi diraih seorang dosen setelah melewati jenjang karier yang ada. Dari Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, baru Profesor atau Guru Besar.

Setahu saya, di luar negeri diberikan setelah seorang dosen diakui oleh lembaga pendidikan karena reputasinya dan karyanya. Tapi sama harus seorang dosen. Di luar setelah dia merangkak dari associate proffesor.

Kalau Doktor Honoris Causa (HC) itu diberikan kepada seseorang, siapa pun, termasuk lulusan SD, yang memiliki reputasi di bidang tertentu. Kalau yang ini diberikan, bukan karena kuliah.

Nah, Rhoma Irama mendapat gelar Profesor, ini menurut saya ada kemungkinan Rhoma Irama tidak tahu kalau gelar tersebut adalah gelar profesi, bukan gelar akademik. Lalu diberitahu 'Anda dapat gelar Profesor karena kemampuan Anda bermain musik'. Rhoma senang dan menerimanya tanpa melihat siapa dan apa tujuan pemberi gelar tersebut.

Kalau pemberi gelar adalah lembaga pendidikan resmi, maka pasti tidak akan memberikan gelar profesor yang menjadi bahan tertawaan orang pendidikan. Kesimpulannya pemberi gelar adalah lembaga abal-abal. Dan Rhoma menjadi korban penipuan.

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun