Dalam hal penciptaan, Allah Ta'ala telah membagi makhluk-Nya ke dalam dua jenis yaitu: berakal dan tidak berakal. Adapun jenis yang berakal itu ada tiga macam, yaitu: malaikat, jin, dan manusia. Dari ketiga macam makhluk berakal ini dibagi menjadi dua lagi yaitu mereka yang diberi hawa nafsu, yaitu: jin dan manusia, dan mereka yang tidak diberi hawa nafsu yaitu malaikat.
Dalam tulisan ini, saya akan membahas secara ringkas masalah bangsa jin. Hal ini tidak lepas dari kabar akhir-akhir ini yang ramai membicarakan masalah jin. Maka, dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki, izinkan saya untuk menjelaskan secara ringkas tentang bangsa jin ini.
Bangsa jin sesungguhnya telah ada sebelum Nabi Adam alaihissalam diciptakan. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Hijr ayat 27 yang artinya:
"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (Q.S. Al-Hijr: 27)
Adapun bahan dasar penciptaan jin itu berbeda dengan manusia. Mereka diciptakan dari nyala api yang panas. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat Ar-Rahman ayat 15 yang artinya:
"Dan Dia menciptakan jin dari nyala api." (QS. Ar-Rahman: 15)
Dari kedua ayat tersebut dapat kita pahami bahwa karakter jin itu panas, karena ia terbuat dari nyala api. Selain itu, ia juga telah ada sebelum Allah menciptakan bangsa manusia.
Lalu, timbul pertanyaan: apakah kehidupan bangsa jin itu sama dengan manusia atau berbeda?
Dr. Samia Abdul Aziz Menisti dalam bukunya Al-Jinn Al-Muslimun min Sahabati Al-Hadi Al-Basyar Muhammad , menjelaskan bahwa kehidupan jin itu sama dengan manusia. Hal ini bisa dikatakan benar karena terkadang ketika Allah memberikan perintah kepada manusia, Dia juga memberikan perintah itu kepada bangsa jin. Sebagaimana firman Allah yang artinya:
"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia itu selain hanya untuk beribadah kepadaku."
Maka dari itu, Dr. Samia Abdul Aziz dalam kitab tersebut menyatakan bahwa bangsa jin itu ada yang beriman dan adapula yang ingkar. Bangsa jin juga membutuhkan makanan dan minuman. Adapun makanan mereka adalah tulang-tulang dan kotoran hewan. Itulah mengapa kita tidak dianjurkan untuk memakan tulang belulang hewan, karena itu adalah makanan khusus bangsa jin.
Pun juga bangsa jin memiliki tempat tinggal. Mereka tinggal di dalam lubang-lubang tanah dan pepohonan. Oleh karenanya, kita dilarang untuk buang air di lubang-lubang dan pepohonan karena itu adalah rumah mereka.
Bangsa jin juga menikah. Mereka juga memiliki pasar. Singkat kata, kehidupan bangsa jin itu sama dengan kehidupan manusia. Akan tetapi, kita tidak dapat melihat mereka. Memang bangsa jin diciptakan sebagai makhluk kasat mata, sebagaimana difirmankan Allah dalam surat Al-A'raf ayat 27 yang artinya:
"Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka." (Q.S. Al-A'raf: 27)
Jadi, bagi siapa yang mengaku bisa melihat wujud asli bangsa jin, maka dia adalah seorang penipu dan telah ditipu. Sesungguhnya yang dilihat oleh orang itu bukanlah wujud asli bangsa jin, namun bentuk penjelmaan saja. Bangsa jin memang diberi kuasa oleh Allah untuk merubah wujud seperti manusia, hewan, dan benda-benda lainnya.
Tadi, telah dijelaskan bahwa bangsa jin itu ada yang beriman dan ada yang kafir. Terhadap jin kafir ini kita harus selalu waspada. Karena mereka selalu menggoda manusia untuk menuju ke jalan kesesatan.
Al-Imam Ibn Katsir dalam kitab Al-Bidayah wan Nihayah menyatakan bahwa jin kafir, dalam hal ini iblis, memiliki singgasana di permukaan laut. Mereka mengirim utusan setiap hari untuk mencelakakan manusia, seperti berpisahnya dua orang yang saling mencintai, membuat orang ingkar terhadap perintah Allah, dan kesesatan yang lain.
Oleh karena itu, kita sudah seharusnya memohon perlindungan kepada Allah agar terhindar dari gangguan jin kafir yang terkutuk itu.
Lantas, bagaimana ajaran Islam dalam menghalau godaan iblis itu?
Berikut adalah beberapa amalan yang bisa kita amalkan untuk menghalau gangguan jin dan iblis:
1.Bila hendak tidur, maka kita disunnahkan untuk membaca surat Al-Falaq dan An-Naas sebanyak tiga kali, lalu meniupkannya ke kedua telapak tangan dan mengusapkannya ke seluruh tubuh.
2.Membaca Ayat Kursi ketika pagi, sore, setiap selesai shalat, dan sebelum tidur juga. Pun ketika merasa takut, hendaknya kita membaca ayat ini juga.
3.Membaca ta'awudz ketika memasuki tempat angker dan sejenisnya. Meminta perlindungan kepada Allah, bukan kepada penunggu tempat itu dan sejenisnya.
4.Selalu berdzikir dan tidak kosong hati serta fikiran. Menggantungkan seluruhnya kepada Allah, bukan kepada makhluk.
Maka, saudara sekalian, bila iman, akidah, dan tauhid kita kuat, maka sekuat-kuat dan sehebat-hebatnya jin dan iblis, akan hilang juga. Karena tidak ada daya dan upaya kecuali semua itu atas izin dan kehendak Allah Ta'ala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H