Mohon tunggu...
Winka Nafi
Winka Nafi Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang guru yang masih berstatus murid

Hanya suka membaca suasana dan menuliskan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prinsip Hidup Kaum Muslimin

22 Desember 2024   08:30 Diperbarui: 21 Desember 2024   22:26 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajiblah atas kita semua untuk bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan. Salah satu nikmat terbesar yang wajib kita syukuri adalah kita ditakdirkan menjadi umat Islam. Lantas, bagaimana cara mensyukuri nikmat tersebut?

Selain dengan senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, ada hal lain yang bisa laksanakan sebagai wujud kesyukuran tersebut. Hal itu adalah dengan memegang prinsip-prinsip kehidupan sebagai umat Islam.

Sebenarnya ada banyak prinsip-prinsip kehidupan islami yang harus ketahui dan jalankan. Namun, dalam tulisan ini, saya ingin menjelaskan 4 prinsip di antara prinsip-prinsip tersebut. Prinsip-prinsip tersebut adalah: berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas.

Prinsip pertama adalah berbudi tinggi. Maksud daripada prinsip ini ialah sudah sepatutnya seorang Muslim untuk selalu menjaga budi pekerti, adab, dan akhlaknya. Prinsip ini pernah disabdakan oleh Nabi Muhammad ﷺ yang artinya:

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” (H.R. Al Baihaqi)

Bila kita mau untuk mengkaji lebih dalam lagi ajaran Islam yang termaktub dalam Al Qur’an dan As Sunnah, maka kita akan mendapati banyak sekali ajaran tentang akhlak dan budi pekerti ini. Seperti ajaran untuk berbakti kepada orang tua, menjaga tali silaturahim antar umat Islam, menebarkan salam, menjaga lingkungan dan kebersihan, dan lain sebagainya.

Mengapa berbudi tinggi itu sangat penting? Karena manusia kebanyakan melihat sesuatu itu dari subyeknya. Maksudnya adalah, baik atau tidaknya umat Islam itu dilihat dari perilaku orang tersebut. Bila perilakunya baik, maka Islam akan dipandang baik. Bila perilakunya buruk, maka Islam juga akan dicap buruk.

Prinsip kedua adalah berbadan sehat. Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

“Orang mukmin yang kuat, lebih baik dan disukai Allah, daripada orang mukmin yang lemah.” (H.R. Muslim)

Mukmin yang kuat, menurut beberapa ulama seperti Imam An Nawawi dalam Syarh Sahih Muslim, ialah mereka yang kuat dalam berjihad di jalan Allah. Mukmin yang kuat adalah mereka yang semangat dalam menegakkan ajaran Islam. Mukmin yang kuat adalah mereka yang senang melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar.

Kesemua itu akan sulit dicapai bila ternyata badan umat Islam tidak dalam kondisi sehat. Maka, kita harus sama-sama insaf dan sadar diri guna menjaga kesehatan lahir dan batin. Sehingga kita dapat bekerja dan beribadah dengan maksimal kepada Allah Ta’ala.

Baca juga: Sekuler Tanpa Sadar

Prinsip ketiga adalah berpengetahuan luas. Ini juga merupakan hal yang sangat penting. Kita harus selalu memperbarui tingkat keilmuan dan pengetahuan kita. Islam sangat dan benar-benar menekankan umatnya agar memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas. Allah berfirman yang artinya:

“Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu dengan beberapa derajat.”

Imam Al Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin menyebutkan perkataan Ibn Abbas radhiyallahu anhu yang berbunyi:

“Para ulama itu memiliki derajat 700 lebih tinggi di atas orang mukmin. Jarak antara satu derajat dengan derajat yang lain adalah perjalanan selama 500 tahun.”

Selain itu, Rasulullah ﷺ juga pernah bersabda:

“Menuntut ilmu itu wajib atas semua Muslim laki-laki dan perempuan.”

Maka, seorang Muslim harus berprinsip bahwa dirinya harus menuntut ilmu sampai kapanpun. Bila seorang Muslim tidak memiliki prinsip ini, maka dirinya akan terkukung dalam kebodohan. Sehingga, umat akan mudah untuk dibodohi dan diarahkan kepada ajaran dan paham yang sesat. Akibatnya, kemajuan umat Islam yang diharapkan tidak akan pernah terwujud.

Dengan berpengetahuan luas juga, manusia akan terbebas dari belenggu ta’assubiyah atau fanatisme. Terkadang, orang-orang fanatik itu diakibatkan mereka berpikir mereka sajalah yang benar. Mereka merasa ilmu mereka sudah cukup. Padahal, ilmu itu masih luas dan mungkin saja akal kita belum sampai ke sana.

Mari kita renungkan perkataan K.H. Imam Zarkasyi dalam bukunya yang berjudul: Usuluddin (‘Aqaid) ‘Ala Madzhab Ahli-s-Sunnah Wa-l-Jamaah:

“Kalau akal seseorang tidak dapat mencapai kebenaran, maka bukan kebenaran itu tidak ada, tetapi karena kekuatan otak itu sendiri yang terbatas atau salah jalan.”

Prinsip keempat adalah berpikiran bebas. Maksud bebas disini bukanlah sebebas-bebasnya sehingga masuk dalam tahap liberal. Bebas disini maksudnya adalah bebas menentukan jalan hidupnya. Tentunya hal ini tentunya tidak dapat dicapai bila belum terpenuhi tiga prinsip sebelumnya. Kebebasan di sini tidak boleh menghilangkan prinsip-prinsip ketauhidan, keimanan, dan keislaman.

Kita patut hati-hati dalam masalah kebebasan ini. Terkadang makna kebebasan diartikan dengan terlalu bebas atau liberal, sehingga kehilangan arah, tujuan, dan prinsip. Adapula yang terlalu bebas untuk dipengaruhi, berpegang teguh kepada tradisi yang dianggap paling baik sendiri yang pernah menguntungkan pada zamannya, sehingga tidak hendak menoleh kea rah keadaan sekitarnya dengan perubahan zamannya, dan tidak memperhitungkan masa depannya. Akhirnya ia tidak bebas lagi, karena mengikat kepada yang diketahui saja.

Marilah kita merenungi perkataan Buya Hamka dalam bukunya Pelajaran Agama Islam:

“Bertambah tinggi perjalanan akal, bertambah banyak alat pengetahuan yang dipakai. Pada akhirnya bertambah tinggi pulalah martabat iman dan Islam seseorang.”

Demikianlah 4 prinsip yang harus kita miliki sebagai umat Islam. Sehingga, kita yakin, bila benar-benar kita berpegang pada prinsip ini, maka umat Islam akan semakin terbuka. Marwah umat Islam akan semakin terangkat. Sehingga kita menjadi umat yang rahmatan lil ‘alamin dan berkemajuan. Semoga Allah melindungi kita semua. Aaamiin…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun