Mohon tunggu...
Winka Nafi
Winka Nafi Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang guru yang masih berstatus murid

Hanya suka membaca suasana dan menuliskan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prinsip Hidup Kaum Muslimin

22 Desember 2024   08:30 Diperbarui: 21 Desember 2024   22:26 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Prinsip ketiga adalah berpengetahuan luas. Ini juga merupakan hal yang sangat penting. Kita harus selalu memperbarui tingkat keilmuan dan pengetahuan kita. Islam sangat dan benar-benar menekankan umatnya agar memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas. Allah berfirman yang artinya:

“Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu dengan beberapa derajat.”

Imam Al Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin menyebutkan perkataan Ibn Abbas radhiyallahu anhu yang berbunyi:

“Para ulama itu memiliki derajat 700 lebih tinggi di atas orang mukmin. Jarak antara satu derajat dengan derajat yang lain adalah perjalanan selama 500 tahun.”

Selain itu, Rasulullah ﷺ juga pernah bersabda:

“Menuntut ilmu itu wajib atas semua Muslim laki-laki dan perempuan.”

Maka, seorang Muslim harus berprinsip bahwa dirinya harus menuntut ilmu sampai kapanpun. Bila seorang Muslim tidak memiliki prinsip ini, maka dirinya akan terkukung dalam kebodohan. Sehingga, umat akan mudah untuk dibodohi dan diarahkan kepada ajaran dan paham yang sesat. Akibatnya, kemajuan umat Islam yang diharapkan tidak akan pernah terwujud.

Dengan berpengetahuan luas juga, manusia akan terbebas dari belenggu ta’assubiyah atau fanatisme. Terkadang, orang-orang fanatik itu diakibatkan mereka berpikir mereka sajalah yang benar. Mereka merasa ilmu mereka sudah cukup. Padahal, ilmu itu masih luas dan mungkin saja akal kita belum sampai ke sana.

Mari kita renungkan perkataan K.H. Imam Zarkasyi dalam bukunya yang berjudul: Usuluddin (‘Aqaid) ‘Ala Madzhab Ahli-s-Sunnah Wa-l-Jamaah:

“Kalau akal seseorang tidak dapat mencapai kebenaran, maka bukan kebenaran itu tidak ada, tetapi karena kekuatan otak itu sendiri yang terbatas atau salah jalan.”

Prinsip keempat adalah berpikiran bebas. Maksud bebas disini bukanlah sebebas-bebasnya sehingga masuk dalam tahap liberal. Bebas disini maksudnya adalah bebas menentukan jalan hidupnya. Tentunya hal ini tentunya tidak dapat dicapai bila belum terpenuhi tiga prinsip sebelumnya. Kebebasan di sini tidak boleh menghilangkan prinsip-prinsip ketauhidan, keimanan, dan keislaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun