Ekonomi Biru (Blue Economy) merupakan suatu konsep dalam salah satu aspek pembangunan berkelanjutan khusunya dalam bidang kemaritiman, yang dapat menghasilkan arus pertumbuhan ekonomi sekaligus menjamin kelestarian sumber daya dan menjaga lingkungan dibidang kelautan dan perikanan. Lautan menyediakan sumber daya yang dapat menghasilkan lebih banyak barang dan jasa bernilai tambah untuk kemakmuran juga dapat mendukung penghidupan miliaran orang dari sumber daya laut yang diambil, baik dari sumber daya hayati maupun nonhayati, serta aktivitas pariwisata, penelitian dan pelayaran.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulau 17. 001 pulau, luas laut ± 4 juta km2, dan panjang pantai ±81.000 km,  memiliki potensi yang besar menjadi Poros Maritim Dunia. Potensi tersebut dapat mendorong transformasi dan penganekaragaman ekonomi melalui ekonomi laut yang berkelanjutan, ekonomi biru, sangatlah tinggi.Â
Sebagai ‘major sea country’ lautan merupakan pusat kemakmuran Indonesia melalui kegiatan ekonomi berbasis kelautan. Sumber daya alam laut Indonesia meiluputi: (i) sumber daya hayati perikanan, dan tiga ekosistem utama pesisir, yaitu: terumbu karang, rumput laut, dan hutan bakau; dan (ii) sumber daya fisik yaitu pertambangan mineral, dan sumber daya energi seperti arus laut, pasang surut, gelombang, dan perbedaan suhu permukaan laut dan laut dalam.Â
Ekonomi Biru dapat menjadi sarana untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan memanfaatkan potensi ekonomi sumber daya pesisir dan laut, yang dapat menggabungkan pelestarian lingkungan dengan kemamuran ekonomi, ekonomi biru memiliki potensi untuk berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Seperti, memperluas sektor ekonomi baik itu perikanan, pariwisata, energi terbarukan, dan transportasi laut. Dengan mengembangkan sektor-sektor ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja baru, menarik investasi, dan menghasilkan aliran pendapatan.Â
Pariwisata yang berkelanjutan dapat meningkatkan pendapatan dari kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata, seperti akomodasi, layanan rekreasi, dan transportasi, yang berkontribuso terhadap pertumbuhan ekonomi. Ekonomi biru dapat menekankan pada pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan dengan menerapkan  praktik pengelolaan sumber daya yang efektif dan melindungi ekosistem laut, agar dapat mengeksploitasi sumber daya yang berkelanjutan, mencegah eksploitasi berlebihan, dan memelihara lingkungan yang sehat. Hal ini,  dapat mendukung petumbuhan jangka panjang sektor ekonomi yang bergantung pada sumberdaya laut.
Ekonomi Biru dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dicapai melalui berbagai sektor yang dibentuk, yaitu:
a. Perikanan Tangkap
Indonesia memiliki modalitas sebagai sektor perikanan terbesar kedua di dunia, yang menyumbang sekitar 20 persen atau USD 27 miliah terhadap PDB, dan menyediakan sekitar 5,32 juta nelayan dan pembudidaya ikan pada tahun 2019 dan 1,25 juta pelaut pada tahun 2021.
b. Akuakultur
Akuakultur dianggap sebagai salah satu sektor dengan potensi pertumbuhan terbesar dan telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Akuakultur di wilayah pesisir mencakup spesies yang dibudidayakan di tambak air asin, seperti udang, dan spesies yang diproduksi di keramba. Hal ini, dapat memberikan sumber pendapatan tambahan bagi populasi pesisir yang rentan, yang mungkin bergantung pada pertanian atau penangkapan ikan.
c. Pengolahan Makanan Laut