Mohon tunggu...
Wini Junita
Wini Junita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Man Jadda Wajada - Barang siapa yang bersungguh-sungguh, ia akan berhasil.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Laporan Best Practice - Peningkatan Pembelajaran Menggunakan Aplikasi Canva Dalam Model Pembelajaran Problem Based Learning

3 Desember 2023   21:16 Diperbarui: 4 Desember 2023   22:22 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

Pendidikan anak sekolah dasar merupakan awal dimana setiap aspek seperti sikap, pengetahuan dan keterampilan mulai dikembangkan. Aspek ini merupakan rangka awal bagi peserta didik untuk membangun karakter dan pengetahuan mereka untuk dimasa depan. Untuk membentuk aspek ini maka penting menerapkan penyaluran informasi secara faktual agar konsep pengatahuan dapat tertanam dengan baik, maka media dan juga model pembelajaran yang dipilih harus membuat peserta didik sekolah dasar terlibat aktif sehingga pembelajaran lebih bermakna. Salah satu tahapan dalam perkembangan kognitif peserta didik menurut teori Piaget (John, 2008) adalah tahapan operasional konkrit. Pada tahapan ini proses pembelajaran lebih menekankan pada penggunaan media yang kontekstual. Dengan demikian diharapkan proses belajar mengajar ini dapat membuat peserta didik mempersentasikan objek atau gambaran dengan baik.

Proses belajar mengajar peserta didik memerlukan media sebagai upaya mengembangkan dan memaksimalkan kemampuan peserta didik pada sekolah dasar. Tentu media yang digunakan harus menyenangkan dan menarik bagi peserta didik. Media merupakan sesuatu yang bisa untuk menyampaikan pesan ke penerima yang dikirim oleh pengirim sehingga bisa merangsang perhatian, perasaan, minat, pikiran dan perhatian anak sehingga terciptanya proses belajar (Zainuddin dkk, 2022). Perkembangan teknologi informasi pada saat ini pun semakin maju dan mendorong pembaharuan dalam proses belajar mengajar. Hal ini ditandai semakin berkembangnya teknologi baru data sains, kecerdasan buatan hingga semakin bertambahnya penggunaan internet disegala lini kehidupan. Sehingga penyesuaian media pembelajaran diera revolusi industri 4.0 mendesak untuk dilakukan, karena keadaan media pembelajaran merupakan salah satu inovasi pendidikan yang dapat meningkatkan keterampilan (Gilang dkk, 2022).

Berangkat dari medel pembelajaran yang juga harusnya bersinergi dengan media pembelajaran. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menunjukkan bahwa dalam pelaksanaannya dapat menghadapkan siswa pada masalah untuk menekankan pada pembelajaran yang kolaboratif dan merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang inovatif memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa melalui pembelajaran tim atau kelompok. Penekanan pada pembelajaran terletak pada aktivitas siswa untuk memecahkan masalah dengan menerapkan ketrampilan mengidentifikasi, menganalisa, membuat, dan mempresentasikan produk hasil pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata (Reza dkk. 2020).

Berdasarkan penjelasan diatas hal yang melatar belakangi laporan ini adalah proses belajar mengajar yang belum menggunakan media pembelajaran yang kreatif sehingga minat belajar peserta didik berkurang terhadap suatu masalah yang disajikan. Dimana untuk perkembangan kognitif anak sekolah dasar khususnya kelas satu, mereka lebih tertarik pada benda konkrit. Tidak hanya itu peserta didik juga merasa jenuh dengan media buku yang tidak didesign dengan gambar, simbol atau warna warni sehingga motivasi belajar menurun. Tidak menyelesaikan LKPD dan soal evaluasi dengan tepat waktu juga menjadi dampak dari media yang tidak kreatif dan inofatif ini. Selain itu juga penggunaan model pembelajaran yang monoton seperti ceramah yang hanya memusatkan pembelajaran pada guru sehingga peserta didik menjadi pasif dan tidak banyak berpikir kritis. Sementara pada kurikulum merdeka ini peserta didik dituntut merdeka dalam arti peserta didik bisa memilih gaya belajar yang mereka inginkan sehingga terbentuklah proses belajar yang merdeka dan bermakna bagi masa depan mereka nanti.

Berdasarkan permasalahan diatas maka praktik baik (best practice) perlu dilakukan untuk mengatasi permasalah pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Canva dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 013 Pangkalan Kerinci. Selain berguna untuk situasi pembelajaran, praktik baik ini juga dapat dijadikan refrensi bagi guru lain untuk memberi inovasi pembelajarannya dalam kompetensi yang sama.

Praktek pembelajaran ini menurut penulis sangat penting untuk dibagikan karena penulis beranggapan banyak rekan guru yang memegang mata pelajaran lain juga mengalami permasalahan yang sama dengan permasalahan yang penulis alami, sehingga praktek ini diharapkan selain bisa memotivasi diri penulis, diharapkan juga bisa menjadi referensi atau inspirasi bagi rekan guru yang lain.

Adapun peran penulis sebagai guru mempunyai tanggung jawab untuk mendesain rencana pembelajaran dengan menyesuaikan kondisi peserta didik dan materi pembelajaran serta melakukan proses pembelajaran secara efektif. Pemilihan metode, media, dan model pembelajaran yang tepat dan inovatif, serta menjadi pertimbangan untuk tercapainya tujuan pembelajaran dan hasil belajar seperti yang diharapkan.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan kajian literatur dan wawancara dengan guru sejawat, pelaksanaan pembelajaran menggunakan media aplikasi Canva yang terintegrasikan dengan model Problem Based Learning (PBL) ini memiliki beberapa tantangan. Adapun tantangan dalam pembelajaran media aplikasi Canva yang terintegrasikan dengan model Problem Based Learning (PBL) dalam aksi ini adalah sebagai berikut:

  • Jumlah peserta didik yang terlalu banyak dalam satu kelas sehingga mobilitas untuk mengecek pemahaman peserta didik dan juga umpan balik masih terasa kurang maksimal,
  • Guru membutuhkan persiapan lebih untuk menyiapkan video dengan animasi yang terkait dengan materi pembelajaran, mengingat aplikasi Canva ini hanya bisa diakses dalam posisi online,
  • Guru juga membutuhkan persiapan untuk mendesign LKPD dan soal evaluasi pada aplikasi Canva. Guru memprint out setiap soal sebanyak jumlah peserta didik,
  • Guru dan peserta didik belum terbiasa melakukan proses pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) dalam kelompok kerja,
  • Masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam kelompoknya. Beberapa siswa memiliki motivasi belajar yang rendah sehingga mempengaruhi teman sekelompoknya untuk mengobrol,
  • Waktu yang terbatas dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan inovatif.
  • Volume speaker yang kurang kuat untuk kapasitas peserta didik dikelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun