Mohon tunggu...
Rintih angin
Rintih angin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Sebatas pembelajar yang ingin menjadi bagian dari patriot in village dan berharap bisa menemukan mitra yang tepat dalam mewujudkan misi-misinya..

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hanya Intuisi dari Hati

4 April 2022   14:22 Diperbarui: 4 April 2022   14:54 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena kita hanya perlu menjadi bening diantara banyaknya warna.

Seperti angin yang tak terlihat namun menyejukan dunia.

Tidak perlu menjelaskan dirimu dengan rangkaian penjelasan.

Karena mereka yang menantimu tak membutuhkan pernyataan.

Hanya tindakan dan kebermanfaatan dari hadirmu yang dibanggakan.

Maka jadilah sosok yang dibanggakan dan dinantikan itu. Bukan untuk mengharap pujian. Namun untuk menghangatkan hati mereka yang kamu sayang.

... 

Kan kau dapati hari ini tidak lagi sepi.

Lebih hangat dan bersemangat.

Karena gundah mu telah musnah, yakinmu telah utuh dan ragumu telah runtuh.

... 

Hangatkan harimu dengan syukurmu. 

Karena hidup perlu untuk dinikmati bukan untuk diratapi. 

Lalu ingatlah selalu akan sosok rabbul izzati. 

Maka harimu akan terus bersemi. 

...

Biarkan samudera mengalir, lalu mainkan saja peranmu.

Biarlah penghuni bumi tidak mengenali. 

Tetapi penghuni langit mengagumi dan menyanjungi. 

Ku tanya, 

Masihkah kau menjadi angin yang dulu selalu terdepan dalam kebaikan? 

Masihkah kau ingat akan tujuan yang engkau selalu usungkan? 

Oh jiwa-jiwa yang berada di tangan-Nya. 

Tumbuhlah dengan baik. 

Pinjam cahaya dari matahari. 

Pinta bantuan dari hujan. 

Jangan lupa untuk memandang langit. 

Karena harapan itu tidak akan pernah menyempit. 

Kuingatkan, 

Tugasmu kini adalah merombak yang keliru, membangun yang runtuh dan menguatkan yang lemah. 

Dan satu prinsip yang mesti kau genggam, 

Pintarkan dirimu lalu pantaskan hadirmu. 

...

Semangat kamu, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun