"Milea."
    "Kamu cantik."
    "Tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalo sore." (Dilan 1990)
Pengarang menggambarkan semua tokoh melalui gambar yang terdapat pada halaman depan buku setelah daftar isi. Dihalaman ini tergambar wajah dari tokoh tokoh yang ada di novel ini. Dilan digambarkan sebagai pria tampan yang berambut rapi dan Milea digambarkan sebagai perempuan yang cantik dengan rambut panjang dan berseragam SMA. Semua tokoh digambarkan hanya sebatas pada gambar. Tidak ada keterangan lain atau keterangan tambahan yang dapat menjelaskan tentang para tokoh secara fisik, sehingga pembaca tidak dapat membayangkan dengan jelas bayangan para tokoh dalam novel secara fisik. Namun, pengarang menggambarkan karakter setiap tokoh cukup jelas melalui deskripsi-deskripsi dalam novel seperti tingkah laku tokoh dan juga deskripsi dari tokoh lain, misalnya Milea. Milea adalah tokoh utama wanita dalam novel ini. Milea akan menceritakan segala lika-liku cerita cintanya bersama Dilan pada tahun 1990 dalam buku ini.Â
Dalam novel ini Milea tidak digambarkan karakternya secara langsung atau melalui pendapat tokoh lain. Karakter Milea digambarkan secara tersirat melalui tingkah lakunya sendiri yang tertulis dalam novel. Milea merupakan sosok wanita yang sangat rajin dan mandiri. Ini dapat kita lihat bahwa Milea mencuci sepatunya sendiri pada hari Minggu yang dapat kita lihat pada halaman 24 (pdf). Milea juga sangat sopan dan santun seperti bagaimana dia memperlakukan orang tua, guru, dan orang yang lebih tua dari dirinya. Selain sifat-sifat tersebut, Milea juga memiliki sisi seorang perempuan kuat dan juga pemberani. Ini dapat kita lihat pada kutipan berikut yang terdapat pada halaman 310:
"Sesaat setelah itu, aku maju dan langsung merenggut kerah baju Si Anhar." (pdf/halaman 310)
Tokoh selanjutnya adalah Dilan. Dilan adalah objek yang akan diceritakan oleh Milea dalam novel ini. Dilan digambarkan sebagai anak geng motor yang berandal namun juga pandai. Dilan juga orang yang ramah dn juga hormat kepada orang yang lebih tua, tak lupa juga dengan sopan-santun yang tak diragukan lagi. Ini adalah pendapat Milea tentang Dilan yang membuktikan tentang karakter Dilan tersebut:
"Menurutku, andai semua anggota geng motor seperti Dilan, mungkin tak akan ada anggota geng motor seperti Anhar." (pdf/halaman 84)
 "Maksudku, meski keduanya anak berandal, tapi Dilan pintar dan selalu mendapat rangking pertama di kelasnya. Sedangkan Anhar pernah tidak naik kelas." (pdf/halaman 84)
Mengacu pada pendapat Milea, mungkin pada tahun 1990 lelaki yang merupakan anggota geng motor menjadi lelaki idaman para wanita zaman itu. Tetapi jika kita lihat pada zaman sekarang anak-anak geng motor biasanya terkenal nakal, urakan, dan juga suka membuat keributan. Mungkin jika Dilan hidup di zaman ini, tidak akan ada wanita yang mendekatinya karena kenakalannya. Namun selain sisi Dilan yang merupakan anggota geng motor dan nakal, sisi keromantisan Dilan mungkin akan membuat banyak wanita yang suka dengan caranya yang kuno dan manis dalam mendekati seorang wanita. Contohnya adalah ketika Dilan memberikan hadiah ulang tahun kepada Milea berupa TTS atau Teka Teki Silang yang sudah diisi dikarenakan Dilan tidak mau membuat Milea pusing mengisinya yang terdapat di pdf pada halaman 71.
      Tokoh berikutnya adalah Beni. Beni merupakan pacar Milea yang ada di Jakarta. Beni merupakan orang yang kasar, keras, dan juga selalu menanggapi masalah dengan pikiran yang pendek. Ini dapat dilihat dari cara Beni menyikapi peristiwa ketika Nandan dan Milea sedang makan siang bersama di sebuah warung di dekat TVRI Jakarta. Beni langsung marah dan menghina Milea sebagai seorang "pelacur" ketika ia melihat kejadian ini. Padahal waktu itu sebenarnya Milea makan bersama Nandan dan Wati, namun Wati sedang pamit untuk memanggil teman-temannya. Pada saat Beni datang, ia langsung marah dan bertanya ke Milea dengan wajah yang sinis dan marah. Berikut adalah kutipan yang membuktikan tentang sifat Beni tersebut:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!