Mohon tunggu...
Windy Nurul Rohmah
Windy Nurul Rohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

penulis

Selanjutnya

Tutup

Book

Menumbuhkan Kepercayaan terhadap Diri Sendiri

22 November 2022   10:06 Diperbarui: 29 November 2022   06:07 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Teman yang tidak mau mendengarkan cerita kita dan bahkan membuat kita merasa canggung dengan diri kita sendiri.

Teman yang merespon kita dengan simpati ("Saya merasa kasihan padamu"), bukan dengan empati ("Saya paham, dan saya bisa mengerti apa yang kamu rasakan"). Dari sini sudah terlihat jelas perbedaannya, jadi pintar-pintarlah dalam memilih teman bercerita.

Teman yang tidak bisa menerima ketidaksempurnaan kita tapi tetap menuntut kita untuk selalu menerima kekurangannya.

Teman yang tidak bisa menerima kesalahan dan selalu meminta kita untuk bersikap secara sempurna dalam semua hal.

Teman yang selalu menjawab berbagai curahan hati kita dengan curahan hatinya sendiri dan membandingkan keduanya.

Dalam proses merubah diri sendiri dapat menjalani sepuluh pilar petunjuk kekuatan hidup dengan sepenuh hati yakni menumbuhkan keautentikan (melepaskan pendapat orang lain), melepaskan belas kasih kepada diri sendiri (melepaskan perfeksionisme), menumbuhkan spirit yang lentur, menumbuhkan rasa syukur dan kebahagiaan (melepaskan perasaan berkekurangan dan takut pada kegelapan), mempercayai iman, melepaskan perbandingan, menumbuhkan sikap bermain dan istirahat (melepaskan keletihan sebagai simbol status dan produktivitas sebagai harga diri), menumbuhkan ketenangan dan keheningan, melepaskan keraguan diri dan "seharusnya" dan selalu memegang kendali.

Manusia sering sekali memaksakan diri untuk bisa menjalani kehidupan dengan sempurna, berusaha untuk memiliki semua barang-barang impian, atau bahkan memiliki banyak sekali uang untuk bisa membuat mereka lebih bahagia. Padahal sebenarnya, kesempurnaan yang kita kejar itu tidak pernah ada habisnya.

Jadi, sebagai manusia kita hanya harus belajar menjadi diri sendiri, lalu melakukan apa yang ingin dan harus kita lakukan, supaya kita juga bisa mewujudkan apa yang kita impikan. Hidup sebenarnya adalah sesuatu yang mudah, tapi seringkali manusia yang membuatnya terasa sangat sulit.

Perasaan gembira biasanya selalu diidentikan juga dengan kebahagiaan, padahal keduanya sebenarnya adalah hal yang berbeda. Kegembiraan bisa diartikan sebagai sebuah situasi, sementara kebahagiaan merupakan sebuah spirit dan rasa syukur. Meskipun berbeda dalam arti, keduanya punya satu kesamaan yang menurut saya sangat tepat untuk digambarkan, yaitu sama-sama "tidak menetap dalam waktu yang lama". Hal ini karena setiap manusia juga pasti akan mengalami fase sedih yang membuatnya sulit untuk bisa merasakan kegembiraan dan kebahagiaan.

Buku ini memberitahu informasi dan cara-cara untuk lebih menyayangi diri sendiri, menerima segala kekurangan pada diri sendiri, memberikan informasi-informasi yang perlu dikembangkan pada diri sediri,berusaha menghargai diri sendiri, melepaskan segala perfeksionis-perfeksionis yang sebenarnya merugikan, dan melepaskan segala sesuatu yang memberikan efek negatif pada diri sendiri.

Uraian buku ini dimulai dari melakukan hal-hal kecil pada diri sendiri,orang lain, dan lingkungan. Bahasan buku ini dilengkapi dengan kata-kata motivasi yang membuat para pembaca lebih semangat membaca dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun