Moksa ialah tujuan terakhir dan tertinggi dari umat Hindu. Moksa merupakan pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian, karena tanpa adanya kelahiran tak mungkin akan ada kematian. Kebahagian yang sejati akan tercapai oleh seseorang apabila ia telah dapat menyatukan jiwanya dengan Tuhan. Penyatuan dengan Tuhan itu baru didapat apabila ia telah melepaskan semua bentuk ikatan pada dirinya. Keterikan yang melekat pada diri itulah yang dinamakan kepalsuan atau maya. Maya dalam agama Hindu dinamakan sakti, prakti, kekuatan, dan pradhana. Maya selalu mengalami perubahan yang pada hakikatnya tidak ada.Â
Keberadaannya semata-mata disebabkan oleh adanya hubungan indria dengan objek duniawi ini.Kata moksa berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata Muc yang berarti membebaskan atau melepaskan. Jadi, moksa berarti kelepasan dan kebebasan. Moksa dalam istilah lainnya sering pula disebut Mukti atau Nirwana.Â
Adapun yang dimaksud dengan "Kebebasan" dalam arti kata Moksa itu adalah bebasnya atau terlepasnya Atma dari segala ikatan, bebas atau terlepas dari belenggu ikatan maya, bebas dari ikatan hukum karma dan Punarbawa, sehingga atma dapat kembali dengan asalnya yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta dapat pula mencapai kebenaran tertinggi.Setiap orang pada hakikatnya dapat mencapai moksa. Asal mereka mengikuti dengan tekun jalan yang ditunjuk agama Hindu. Jalan yang ditunjuk oleh ajaran agama Hindu untuk mencapai moksa adalah Catur Marga Yoga. Ajaran Catur Marga Yoga dapat ditempuh oleh semua orang dengan menyesuaikan kemampuan dirinya masing-masing.
Bagian-bagian dari Catur Marga Yoga yang pertama yaitu Bhakti Marga yang merupakan cara mencapai Moksa melalui sikap bakti kepada Sang Hyang Widhi. Kata Bhakti berarti hormat, yang mana rasa hormat dilakukan dengan mendekatkan diri kepada Tuhan.Kedua, Karma Marga merupakan cara mencapai Moksa melalui kerja tanpa pamrih. Orang yang melaksanakan Karma Marga Yoga disebut dengan Karmin, di mana Karmin akan bekerja keras tanpa menginginkan hasil.Ketiga, Jnana Marga merupakan cara mencapai Moksa melalui pengetahuan.
Orang yang melaksanakan Jnana Marga Yoga disebut dengan Jnanin.Dan yang terakhir yaitu Raja Marga Yoga yang merupakan cara mencapai Moksa melalui tapa, brata, yoga, dan samadhi. Tapa dan brata merupakan latihan mengendalikan diri. Yoga dan samadhi merupakan latihan meditasi atau pemusatan pikiran.
 Pada konsep ini Brahma Vidya merupakan salah satu dasar untuk mencapai jalan kesempurnaan yaitu moksa dan dalam Catur Marga Yoga termasuk dalam Jnana Marga Yoga. Dalam Pustaka BrahmaSutra 1.1.1 Juga diuraikan bahwa jalan untuk mencapai moksa/ nirwana adalah dengan mengenal Brahman/Ida Sang Hyang widhi wasa Secara Tepat dan baik.Brahmawidya adalah istilah dalam bahasa Sanskerta yang artinya sama dengan teologi, yaitu ilmu yang mempelajari Tuhan. Dalam bahasa Yunani, teologi berasal dari akar kata theologia dibentuk dari kata theos berarti Tuhan dan logos berarti wacana atau ilmu.Â
Karena itu teologi berarti wacana atau ilmu tentang Tuhan. Teologi merupakan bagian dari metafisika yang menyelidiki hal eksisten menurut aspek dari prinsipnya yang terakhir suatu prinsip yang luput dari inderawi tunggal. Ilmu tentang Tuhan tidak memberikan pengetahuan tentang Tuhan yang dalam setiap hal sama dengan pengetahuan yang diperoleh dari ilmu tentang objek-objek pengalaman inderawi.Pernyataan-pernyataan tentang Tuhan tidak memberikan pengetahuan yang memadai tentang Dia, tetapi hanya pengetahuan yang bersifat analogis.Pengetahuan yang bersifat analogis ini dalam kitab suci Hindu selain disebut Brahmawidya juga disebut Brahmatattva Jnana.Â
Brahma berarti Tuhan, gelar yang diberikan kepada Tuhan sebagai yang memberikan hidup pada ciptaan-Nya, Yang Maha Kuasa. Widya atau Jnana berarti ilmu. Tattwa berarti hakikat tentang Tat (Itu, yaitu Tuhan dalam bentuk Nirguna Brahman). Tattva Jnana artinya sama dengan ilmu tentang hakikat, yaitu ilmu tentang Tuhan.
Pandangan agama Hindu terhadap Tuhan Yang Maha Esa disebut teologi dan sifatnya adalah sebagai keimanan dan diimani atau diyakini pemeluknya. Sebagai telah diuraikan di atas, teologi Weda adalah Monotheisme Transcendent, Monotheisme Immanent, dan Monisme. Tentang Tuhan yang tidak tergambarkan dalam pikiran dan tiada kata-kata yang tepat untuk memberikan batasan kepada-Nya.Kitab suci Weda menyebutkan wujud Brahman. Di dalamnya menjelaskan bahwa Brahman sebenarnya adalah energi, cahaya, sinar yang sangat cemerlang dan sulit sekali diketahui wujudnya.Â
Kedua konsep Tuhan yang impersonal dan personal tersebut diatas dapat ditemukan dalam mantra Bhagawadgita IV.6,7,8 dan Bhagavadgita XII sloka 1 dan 3 sebagai berikut.
1. Paranaamam; Tuhan Maha Tinggi dan Abstrak, Kekal Abadi tidak berpribadi impersonal, nirkara (tak berwujud), nirguna (tanpa sifat guna) dan Brahman. Tuhan atau Brahman dalam bentuk yang abstrak tersebut di Bali disebut Sang Hyang Suung, Sang Hyang Embang, Sang Hyang Sunya. Karena tidak berbentuk, sulit dibayangkan dan dipikirkan (acintya).