Mohon tunggu...
Windy Maharani
Windy Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi

Learn and grow

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar dan Bermain untuk Mendapatkan Reward

31 Desember 2021   23:38 Diperbarui: 31 Desember 2021   23:45 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian dengan memberikan pujian yang spesifik dan terdefinisi dengan baik, orangtua dapat menjadi contoh perilaku positif yang bisa dijadikan model bagi anak. Komunikasi sangat penting untuk mewujudkan harapan yang realistis. Orangtua tidak bisa menginginkan anak mereka yang berusia dua tahun langsung dapat duduk saat makan begitu saja dengan mudah. Namun, ketika perilaku tersebut dicontohkan langsung dan keinginan orangtua disampaikan secara jelas kepada anak, perilaku yang diharapkan lebih mungkin untuk terealisasi. Sehinga, alih-alih orangtua menjadi frustrasi ketika perilaku anak yang tidak sesuai dengan ekspektasi, orangtua dapat membimbing anak dan menawarkan bantuan jika perlu.

Konsekuensi yang konsisten dan realistis sangat penting untuk perilaku anak. Hal ini bisa menjadi persoalan yang kompleks dan situasinya dapat dimanipulasi oleh anak. Feedback atau konsekuensi sangat penting dalam behaviorisme. Informasi baru diperoleh setelah perilaku yang diharapkan mendapatkan feedback. Memilih imbalan yang sesuai itu penting agar dapat diberikan orangtua secara konsisten. Ketika anak tidak mendapatkan penghargaan seperti yang diharapkan setelah bekerja keras melakukan sesuatu yang positif, anak akan merasa kecil dan kehilangan kepercayaan diri sehingga ia tidak akan termotivasi untuk melanjutkan perilaku tersebut. Ketika dia berperilaku negatif, dibanding memberikan hukuman, hal yang lebih tepat adalah dengan mengambil kembali reward yang diberikan pada anak. Hadiah tersebut bisa diputuskan bersama. Sehingga anak mampu mengerti bahwa konsekuensi dari perilakunya juga berdasar dari keputusannya sendiri. Parenting dengan behaviorism learning theory pada kesimpulannya adalah cara mengasuh dengan mengarahkan respons menuju perilaku positif demi terbentuknya perkembangan anak yang sehat dan bahagia.

Referensi

Kaplan, D. E. (2018). Behaviorism in Online Teacher Training. Psychology, 9(1), 570-577. https://doi.org/10.4236/psych.2018.94035

Laeli, AF. (2020). Behaviorism; Psychological Theory of Learning. English Language, Literature, and Teaching, 5(2), 87-93. https:doi.org/ 10.32528/ellite.v5i2.3265

Muhajirah. (2020). Basic of Learning Theory (Behaviorism, Cognitivism Constructivism, and Humanism. International Journal of Asian Education. 1(1), 37-42.


Nahar, N.I. (2016). Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam Proses Pembelajaran. Nusantara (Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial). 1 (1), 64-74.

Pratama, A. Yoga. 2019. Relevansi Teori Belajar Behaviorisme Terhadap Pendidikan Agama Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 4.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun