Desa Jatian merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember. Desa Jatian secara geografis terletak di daerah pegunungan ( dataran tinggi ) dengan luas kurang lebih 3.843.032 meter persegi , wilayah Desa Jatian dibagi menjadi tiga dusun yang saling berhubungan dengan dibatasi oleh desa-desa diwilayah Kecamatan Pakusari ataupun Kecamatan lain, adapun pembagian dusun adalah (1) Dusun Prasian, (2) Dusun Plalangan dan (3) Dusun Krajan. Wilayah Desa Jatian memiliki batasan wilayah, yakni : Desa Gambiran (Batas Timur), Desa Pakusari (Batas Selatan), Desa Subo (Batas Barat), Desa Glagahwero (Batas Utara).
Mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Jatian adalah petani dan buruh, namun tidak sedikit juga yang memiliki usaha dan berdagang. Dari sekian banyak jenis usaha, ada salah satu usaha mikro penjualan beras. Beras merupakan bahan makanan pokok masyarakat, usaha ini bertujuan untuk menyediakan beras yang berkualitas baik dengan harga yang terjangkau.
Usaha ini dilakukan sejak 2018 hingga saat ini, adapun cara pemasaran dan branding produk masih tergolong sederhana dengan pemasaran produk di desa jatian dan sekitarnya saja.
Dalam sektor industri dan perdagangan tentu produsen harus selalu menjaga kualitas dan membranding produk mereka sebaik mungkin agar konsumen tertarik untuk membeli. Namun yang terjadi di salah satu usaha mikro penjualan beras UD.
Samsul Abadi yang berada di Desa Jatian, Kecamatan Pakusari-Jember, yang dikelola oleh bapak Samsul selaku pemilik usaha tersebut masih menggunakan sistem pemasaran dan penjualan secara konvensional, sehingga tergolong membosankan dan kurang menarik minat konsumen, akibatnya konsumen kurang tertarik untuk membeli dan lebih memilih untuk membeli produk yang sudah memiliki “nilai” bagi mereka.
Usaha yang di dirikan sejak 2018 ini belum mengenal pemasaran berbasis digital sehingga penjualan dan pencatatan masih dilakukan secara tradisional. Ditambah lagi sejak pandemi covid-19, penjualan produk semakin menurun dengan biaya operasional yang tetap, sehingga mau tidak mau pemilik usaha harus mengalami kerugian.
Pandemi virus yang terjadi secara global tak terkecuali Indonesia semenjak awal tahun 2020 berdampak pada seluruh kehidupan masyarakat di Indonesia.
Masyarakat harus mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah sesuai dengan standar WHO. Termasuk gaya hidup yang juga ikut berubah. Pemerintah juga semakin gencar memberikan bantuan non tunai kepada masyarakat secara menyeluruh, hal ini juga berdampak pada berkurangnya minat beli masyarakat.
Program Kerja KKN BTV-3 di Desa Jatian
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu hal penting pada tridharma perguruan tinggi yang harus dilakukan oleh mahasiswa. Dengan keterbatasan ruang gerak yang diakibatkan oleh Pandemi Covid-19 tidak membuat mahasiswa kehilangan cara untuk mengabdikan ilmunya kepada masyarakat.
Ditengah pandemi Covid-19 ini mahasiswa melakukan KKN Back To Village (Kembali ke Desa) guna membantu permasalahan yang dialami oleh masyarakat desa terkait dengan Tema yang telah dipilih.
Kegiatan KKN yang dilakukan di Desa Jatian sejak 11 Agustus 2021 hingga 09 September 2021 berfokus pada pemulihan usaha masyarakat yang terdampak Covid-19.
Program yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu melakukan pendampingan serta pelatihan untuk branding produk dan menciptakan produk baru yang dapat menarik minat konsumen. Juga dengan memberikan pelatihan tentang pembukuan dan pencatatan penjualan menggunakan media seperti excel, buku kas dan lain sebagainya.
Pendampingan dan Pelatihan terhadap pelaku usaha ini dilakukan dengan memberikan pengarahan dan ide kreatif serta inovatif untuk menciptakan inovasi produk dan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen.
Program pelatihan dan pendampingan tentang bisnis dan kewirausahaan ini dilakukan dengan pemaparan dan penjelasan tentang bisnis digital yang dapat dilakukan untuk tetap meningkatkan penjualan produk di masa pandemi covid-19. Hal ini dilakukan agar pelaku usaha tidak hanya memiliki skill dalam berbisnis namun juga memiliki pengetahuan tentang digital marketing yang bisa dilakukan di masa pandemi.
Rencana Program Kerja yang akan dilakukan selama pelaksanaan KKN adalah, Sebelum memulai pendampingan dengan masyarakat sasaran, Pada minggu pertama,mahasiswa KKN melakukan koordinasi dan komunikasi dengan kepala desa setempat guna meminta ijin untuk melaksanaan program KKN dan dilanjut dengan survey lokasi.
Lalu dilakukan Pendampingan yang diawali dengan wawancara dan diskusi mengenai permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha, dengan mengetahui permasalahan yang terjadi maka selanjutnya mencari solusi yang tepat guna mengatasi permasalahan tersebut. Selanjutnya dilakukan pendampingan untuk mengupgrade brand yang dimiliki juga.
Pada minggu kedua dilakukan pendampingan dan pengarahan tentang branding produk yang telah dilakukan pada minggu pertama, dan dilanjut dengan pendampingan sekaligus penjelasan tentang pembukuan.
Pada minggu ketiga dilakukan evaluasi singkat tentang program yang telah diakukan di minggu kedua dan dilanjut dengan sosialisasi branding produk baru.
Pada minggu keempat dilanjutkan dengan evaluasi dan pemasaran produk baru dan juga dilakukan pembuatan laporan dan evaluasi akhir. (Windi Kurnia Hidayati/KKN20/Desa Jatian Pakusari Jember)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H