Mohon tunggu...
Windi KurniaHidayati
Windi KurniaHidayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN UNEJ Inovasi dalam Pengembangan Produk Beras dan Digital Marketing dalam Meningkatkan Penjualan Produk

29 Agustus 2021   07:00 Diperbarui: 29 Agustus 2021   07:05 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Jatian merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember. Desa Jatian secara geografis terletak di daerah pegunungan ( dataran tinggi ) dengan luas kurang lebih 3.843.032 meter persegi , wilayah Desa Jatian dibagi menjadi tiga dusun yang saling berhubungan dengan dibatasi oleh desa-desa diwilayah Kecamatan Pakusari ataupun Kecamatan lain, adapun pembagian dusun adalah (1) Dusun Prasian, (2) Dusun Plalangan dan (3) Dusun Krajan. Wilayah Desa Jatian memiliki batasan wilayah, yakni : Desa Gambiran (Batas Timur), Desa Pakusari (Batas Selatan), Desa Subo (Batas Barat), Desa Glagahwero (Batas Utara).

Mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Jatian adalah petani dan buruh, namun tidak sedikit juga yang memiliki usaha dan berdagang. Dari sekian banyak jenis usaha, ada salah satu usaha mikro penjualan beras. Beras merupakan bahan makanan pokok masyarakat, usaha ini bertujuan untuk menyediakan beras yang berkualitas baik dengan harga yang terjangkau. 

Usaha ini dilakukan sejak 2018 hingga saat ini, adapun cara pemasaran dan branding produk masih tergolong sederhana dengan pemasaran produk di desa jatian dan sekitarnya saja.

Dalam sektor industri dan perdagangan tentu produsen harus selalu menjaga kualitas dan membranding produk mereka sebaik mungkin agar konsumen tertarik untuk membeli. Namun yang terjadi di salah satu usaha mikro penjualan beras UD. 

Samsul Abadi yang berada di Desa Jatian, Kecamatan Pakusari-Jember, yang dikelola oleh bapak Samsul selaku pemilik usaha tersebut masih menggunakan sistem pemasaran dan penjualan secara konvensional, sehingga tergolong membosankan dan kurang menarik minat konsumen, akibatnya konsumen kurang tertarik untuk membeli dan lebih memilih untuk membeli produk yang sudah memiliki “nilai” bagi mereka. 

Usaha yang di dirikan sejak 2018 ini belum mengenal pemasaran berbasis digital sehingga penjualan dan pencatatan masih dilakukan secara tradisional. Ditambah lagi sejak pandemi covid-19, penjualan produk semakin menurun dengan biaya operasional yang tetap, sehingga mau tidak mau pemilik usaha harus mengalami kerugian. 

Pandemi virus yang terjadi secara global tak terkecuali Indonesia semenjak awal tahun 2020 berdampak pada seluruh kehidupan masyarakat di Indonesia. 

Masyarakat harus mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah sesuai dengan standar WHO. Termasuk gaya hidup yang juga ikut berubah. Pemerintah juga semakin gencar memberikan bantuan non tunai kepada masyarakat secara menyeluruh, hal ini juga berdampak pada berkurangnya minat beli masyarakat.

Program Kerja KKN BTV-3 di Desa Jatian

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu hal penting pada tridharma perguruan tinggi yang harus dilakukan oleh mahasiswa. Dengan keterbatasan ruang gerak yang diakibatkan oleh Pandemi Covid-19 tidak membuat mahasiswa kehilangan cara untuk mengabdikan ilmunya kepada masyarakat. 

Ditengah pandemi Covid-19 ini mahasiswa melakukan KKN Back To Village (Kembali ke Desa) guna membantu permasalahan yang dialami oleh masyarakat desa terkait dengan Tema yang telah dipilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun