Pada Senin (22/11) akun @infobatanghari menginformasikan bahwa warga Desa Kubu Kandang mengusir mahasiswa KKN Unja. Pengusiran terjadi karena warga desa mennggap para mahasiswa tersebut menghina desa tempat lokasi KKN.Â
"Untuk pelajaran kito semua lurr khususnyo anak kuliahan, biak jgn ado terulang lagi KKN dmno pun saling Menghargai dan menghormati Adat setempat. KKN Unja Posko 9 di Desa Kubu Kandang Kecamatan Pemayung melecehkan namo ds Kubu kandang lurr, al hasil warga ds Kubu Kandang marah dan mengusir anak-anak KKN tersebut. Dimano bumi di pijak disitu langit di junjung," tulisnya.Â
Akun @infobatanghari sendiri mengunggah tiga video aksi mahasiswa KKN Unja tersebut. Dalam video yang ia unggah pada Senin lalu menampakkan sejumlah mahasiswi yang meneriakkan nama suatu daerah sebagai bahan candaan.Â
Desa yang mereka maksud adalah lokasi KKN Mahasiswa Unja itu sendiri, Desa Kubu Kandang. Warga desa ternyata mengetahui aksi tersebut. Mereka pun menganggapnya sebagai hinaan bagi kampung yang berada di Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari.Â
Warga setempat pun mengumpulkan seluruh mahasiswa KKN Unja ke salah satu rumah warga. Di sana tampak mereka memarahi seluruh mahasiswa tersebut dan mengusirnya dari desa.Â
Salah seorang perwakilan warga pun menyatakan bahwa mereka menolak program KKN mahasiswa Universitas Jambi tersebut berlanjut. Warga tampak sangat kecewa dengan tindakan para mahasiswa yang tak menghargai dan menghormati adat mereka.
Sejak @infobatanghari mengunggah video tersebut banyak komentar yang sangat menyayangkan tindakan para mahasiswa itu. Pada Kamis (25/11) video telah mendapat like sebanyak lebih dari 3 ribu dan 332 komentar dari warganet.
Terkait kasus viral tersebut, pihak Universitas Jambi (Unja) pun angkat bicara. Wakil Rektor III Unja, Teja Kaswari sangat menyesalkan kejadian yang terjadi akibat aksi mahasiswanya.
"Kami amat menyesal kejadian yang terjadi di salah satu lokasi Kukerta, di mana mahasiswa menghina nama lokasi tersebut yang berkonotasi 'terbelakang' atau 'tertinggal' di Instagram," jelasnya.
Teja pun mengatakan, pihaknya sudah menyelesaikan masalah tersebut dan telah menyampaikan permohonan maaf kepada warga dan kepala desa setempat.
"Kami meminta maaf kepada kepala desa dan berjanji untuk lebih memperhatikan etika bertutur di media sosial anak-anak kami," katanya.
"Perlu saya sampaikan, bahwa tidak ada pengusiran mahasiswa dari lokasi Kukerta. Mereka masih diterima dengan baik di sana. Tuntutan adat insyaallah akan kami lakukan yang berlokasi di desa tersebut," lanjutnya.
Akun @infobatanghari pada Rabu (25/11) kemarin kembali mengunggah video berisi permintaan maaf para mahasiswa KKN Unja kepada kepada pihak desa. Tampak mereka berdiri di tengah ruangan yang berisi kepala desa, ketua BPBD, ketua adat, dan warga setempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H