Mohon tunggu...
Windya Aprista
Windya Aprista Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa yang mencoba mencari pengalaman menulis.

Menulis dan membaca seperti membuat dan membuka jendela dunia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Klitih: Kejahatan yang Terorganisir

10 April 2022   11:00 Diperbarui: 10 April 2022   11:18 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal bulan April lalu masyarakat Indonesia dibuat takut oleh berita tewasnya seorang siswa SMA yang disebabkan oleh aksi kriminal kelompok klitih Jogja. Dafa Adzin Albasith remaja laki-laki berusia 18 tahun tewas setelah kepalanya ditebas dengan gir oleh beberapa pelaku. 

Nyawanya tidak dapat tertolong akibat kehabisan banyak darah. Hal ini kembali menambah jumlah kasus kriminal yang disebabkan oleh kelompok klitih yang kini menjadi ikon kota Yogyakarta.

Lalu, apa sebenarnya klitih itu? Apakah sama dengan aksi begal?

(Sumber gambar: suarapemudajogja.com)
(Sumber gambar: suarapemudajogja.com)

Kata klitih sendiri berasal dari bahasa jawa yang memiliki arti seperti kegiatan yang dilakukan di luar rumah, biasanya tujuannya untuk melepas penat. Namun, arti kata klitih kini menjadi gambaran yang negatif setelah banyaknya kasus kriminal yang terjadi di kota Jogja pada malam hingga dini hari. 

Aksi kriminal klitih sudah terjadi sejak tahun 90-an. Klitih berbeda dengan dengan aksi begal yang dikenal sebagai aksi kriminal dengan tujuan merampas harta benda ketika di jalan. Klitih sendiri memiliki anggota yang terorganisir dimana terdapat jabatan seperti ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara. 

Klitih beranggotakan dari remaja yang memiliki tujuan mencari musuh seperti halnya tawuran. Mereka tidak mencari musuh secara acak, atau menyerang siapa saja seperti orang tua, perempuan, atau pemuda. Namun biasanya mereka menetapkan calon musuh yang berasal dari sekolah berbeda. Biasanya mereka akan melihat calon musuh dari identitas bet sekolah.

Perkembangan klitih kini semakin luas dimana organisasi tersebut mengikutsertakan para alumni yang berasal dari sekolah mereka serta para preman. Para alumni dan preman biasanya bertugas untuk menyeleksi anggota baru yang akan bergabung. Akibatnya, dimana klitih dulu biasanya terjadi di tahun ajaran baru saja kini dapat terjadi kapan saja.

Kejahatan klitih membuat masyarakat Jogja menjadi resah. Pasalnya Jogja terkenal dengan kota pelajar, namun hal tersebut menjadi momok menakutkan yang membuat citra pelajar menjadi rusak. Sebagai tanggapan dari maraknya kasus kriminal klitih, Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X mengeluarkan surat himbauan resmi.

Sri Sultan Hamengkubuwono X meminta pemerintah kabupaten/kota untuk melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, ketua kampung, karang taruna serta keluarga untuk memantau kegiatan anak dan remaja di sekitarnya. 

Kepala daerah juga diminta untuk memperketat patroli Linmas dan Jaga Warga (Ronda Malam).  Pemerintah juga perlu bekerja sama dengan TNI/Polri untuk memonitoring aktivitas masyarakat hingga lewat tengah malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun